|Outro - The Truth Untold|
□□□
Throwback...
Nasib yang tak tentu, diantara hidup dan mati.
Baekhyun berjalan menyusuri hutan, selama berjam-jam seperti berada di negeri antah berantah, laki-laki itu akhirnya menemukan percikan cahaya dari sorot lampu mobil. Bising dari kendaraan berlalu lalang mulai memasuki rungu-nya. Ia seperti terbangun dari mimpi.
Sejak matahari berada di atas kepala sampai matahari berganti bulan, entah jam sudah menunjuk pukul berapa yang pasti Baekhyun tidak merasa lelah sedikit pun. Ia terus menyusuri jalanan sepi dan minim penerangan, sesekali mencoba menghentikan mobil yang melaju cepat. Sekaligus membuatnya kesal karena tak satu pun dari pemilik mobil memelankan lajunya meski pun Baekhyun sudah berteriak seperti supporter kesebelasan.
Akhirnya Baekhyun memutuskan untuk tetap berjalan, sampai kini menemukan halte dan sebuah mini market dua puluh empat jam. Laki-laki itu duduk di lounge halte sembari merenungkan nasibnya. Kembali mengingat saat dimana ia terbangun dan menemukan tubuhnya tergeletak diantara akar pohon tua, mendapati luka pada bagian kepala dan perutnya.
"Aku mengalami kecelakaan dini hari tadi." Baekhyun menggumam lantas merenggut rambutnya kuat-kuat. Ia tidak ingin mempercayai bahwa hidupnya telah selesai. Air matanya tiba-tiba menetes, menyesakkan ketika ingat hal-hal yang akan ia tinggalkan di bumi. Terutama Lee Jieun, kekasihnya yang baru saja berulang tahun.
"Jadi aku sudah mati?" Gumamnya lagi. Mencoba meraba tiap bagian tubuhnya, masih dengan air mata yang mengalir.
Mendadak ia ingat untuk pulang, menemui Jieun yang sudah pasti mencarinya. Saat itu juga Baekhyun meneliti tiap tempat, mencoba mencari petunjuk tentang keberadaannya. Sampai menemukan taksi yang berhenti di depan mini market, lalu membawanya ke perkotaan.
□□□
Setelah menghabiskan malam di jalanan, pagi menjelang siang ini Baekhyun menemukan apartemennya ramai dikunjungi orang-orang. Ada pula bingkai berisi potretnya yang terpajang dekat pintu, memberi peringatan pada dirinya sendiri bahwa orang-orang datang untuk berbela sungkawa atas kepergiannya.
Baekhyun masuk lebih dalam dan mendapati Jieun menangis tersedu-sedu sambil memeluk fotonya. Wanita itu terduduk di atas tempat tidur Baekhyun dan membiarkan matanya membengkak karena terlalu lama menangis. Ketika itu Baekhyun ikut duduk di samping Jieun, menyandarkan kepalanya, ikut meratapi nasib yang mengharuskannya mati lebih dulu.
"Jangan menangis lagi Jieun-ah, kau harus hidup lebih baik." Ucap Baekhyun berbisik. Ia mencoba menghapus air mata gadis itu walaupun sia-sia.
Retinanya menangkap siluet seseorang di ambang pintu, lantas membuat Baekhyun penasaran dan kembali melihat situasi di luar. Menyaksikan beberapa kerabatnya berada di sana, dekat peti mati.
Orang-orang kantor juga terlihat bergerombol, memberi penghormatan terakhirnya pada boss rasa sahabat yang dikenal jenaka dan banyak tingkah itu. Beberapa dari mereka juga seakan tidak mempercayai kepergian Baekhyun yang begitu mendadak, menggosipkan perihal kabar yang menyebutkan bahwa jasad Baekhyun ditemukan dengan wajah rusak karena ledakan dengan bagian tubuh yang tidak utuh.
Saat itu juga Baekhyun termangu. Ia ingat betul bahwa jasadnya saat ia tinggalkan tadi masih utuh dan hanya mendapat luka di kepala dan perut. Bagaimana mungkin ada ledakan padahal Baekhyun tidak menemukan mobil yang dikendarainya saat kecelakaan terjadi. Ia hanya sendiri, jauh dari tempat kecelakaan, jauh dari pemukiman, sampai membuatnya berjam-jam untuk sampai di apartemen.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Spirit Hunter ✔ | YoonHun
Fiksi Penggemar[M] Kematian Sehun benar-benar merenggut sisa kebahagiaan yang dimiliki Yoona. Gadis itu kehilangan arah dan tak tahu cara berpijak dengan benar. Namun pada suatu malam, Sehun kembali dengan necromancy pada tubuhnya. Sage dari White Castle menghidu...