▶ 11 - 다시너를 [Once Again]

90 18 0
                                    

│Once Again│

□□□

Entah sudah berapa gelas yang berhasil ia teguk, minum terlalu banyak saja tidak baik untuk tubuh, dan Baekhyun justru menghabiskan hampir tiga botol soju. Baekhyun bukan tipe yang sembarangan, ia hanya akan mabuk jika suasana hatinya sedang buruk, misalnya jika ia ingin melupakan suatu hal dengan cepat.

Baekhyun terbangun karena mual di perutnya sekitar pukul satu dini hari, berlari setengah sadar menuju toilet kamar flat Taeyeon yang sudah ia hafal tiap sudutnya. Pemuda itu berjongkok di depan water closet, membiarkan bagian dalam perutnya seperti ditarik bersamaan dengan cairan bening yang ikut keluar.

Dua menit menahan sesuatu dari kerongkongannya yang terus saja mendesak untuk dikeluarkan, tubuh pemuda itu melemah membuatnya terduduk lemas pada lantai toilet. Ketika itu Taeyeon menghampirinya kemudian sedikit menekan tengkuk pria itu dengan gerakan naik turun, membuat Baekhyun kembali mengeluarkan cairan bening dari kerongkongannya.

"Masih berani minum tiga botol?" Taeyeon berujar terdengar geram. Menatap kesal pada eksistensi pemuda itu dengan tubuh yang disandarkan pada toilet duduk. Merasa tidak tega, ia ikut berjongkok di hadapan Baekhyun, membenarkan letak rambutnya yang kusut dan berantakan, juga menatap mata Baekhyun yang menutup menahan pusing. Wanita itu berdecak, "Bikin khawatir saja."

Tak disangka, kekehan terdengar dari mulut Baekhyun, disusul matanya yang terbuka sipit, "Kenapa tidak pakai baju? Aku tidak bisa menghabisimu dalam keadaan begini."

Detik itu juga Taeyeon merotasi matanya jengah. Baekhyun memang sialan, pikirnya.

"Kau pikir aku sudi dihabisi untuk kali kedua?"

Baekhyun memicing tak paham.

"Lihat saja dirimu!" Titah Taeyeon kemudian berdiri dan berjalan dengan kaki yang menghentak. Meninggalkan Baekhyun tertegun menatap tubuh shirtless-nya sembari mengingat apa yang terjadi ketika ia mabuk.

Saat itu juga Baekhyun bangkit berdiri berjalan dengan tubuh sedikit terhuyung, sampai bersangga pada tembok. "Apa aku bermain kasar?" tanyanya sembari memperhatikan Taeyeon mengenakan kembali kemejanya yang sempat dilepas Baekhyun secara tidak halus.

Baekhyun tidak ingat bagaimana ia bermain semalam, tapi biasanya Baekhyun hanya akan memanjakan tanpa mengasari.

Biasanya.

Karena ini kali pertama ia bermain dengan Taeyeon, Baekhyun tidak bisa mengukurnya, dan jangan lupakan keadaannya yang tidak sadar, bahkan katakanlah suasana hatinya sedang buruk.
"Tidak kasar, tapi tidak bisa dibilang halus sih." Jawab Taeyeon sembari mengancing pakaiannya. "Hanya saja kau terlihat professional ketika menghentak milikmu ke dalamku."

Untuk kali ini Baekhyun seperti diseret pada kenyataan. Ia lupa tentang hal itu. "Apa aku mengeluarkannya di dalam?" tanyanya menuntut. Melihat bagaimana Baekhyun bereaksi sedikit banyak membuat Taeyeon kecewa, entah bagaimana bisa, tapi Baekhyun terlihat tidak sudi mengeluarkan spermanya dalam tubuh Taeyeon.

"Tidak." Timpal Taeyeon. Sebisa mungkin menutupinya, setiap hal yang ia pikir tidak akan disukai oleh Baekhyun.

Singkat.

Namun mampu membuat Baekhyun menghembuskan nafas lega.

Merasa semuanya baik, Baekhyun melirik jam dinding mendapati dirinya terbangun tengah malam, ia juga berjalan dan duduk di tepi ranjang Taeyeon berniat untuk kembali tidur.

"Kau tidak akan tidur lagi?"

Baekhyun membaringkan tubuhnya, hampir menarik selimut namun terhenti ketika ia melihat Taeyeon justru mengikat rambutnya dan memainkan ponsel. Baekhyun bahkan tidak selera hanya untuk memakai kembali kaosnya, ia heran melihat Taeyeon kembali berpakaian lengkap padahal waktu masih tengah malam.

"Aku ada sedikit urusan, kau tinggallah di sini." Ucap wanita itu. Membuat Baekhyun hampir menganga. "Tengah malam begini?"

Taeyeon mengangguk. "Tidak ada tengah malam untukku, maksudku, walaupun tengah malam, memangnya kenapa?" katanya acuh.

Baekhyun berniat untuk bangkit, terlebih ketika melihat Taeyeon mengambil sling bag dan melangkah menjauh. Sebelumnya ia mengira Taeyeon hanya bergurau. "Hei, aku antar ya?"

Secepat kilat Taeyeon berbalik dan menyetop pergerakan Baekhyun. "Tidak perlu. Kau istirahat saja, pasti masih pusing 'kan? Lagi pula aku akan kembali siang nanti."

"Kenapa?"

"Apanya?"

"Kau kenapa?" Baekhyun mengulang.

"Memangnya aku harus kenapa?" Taeyeon menghela nafasnya, "Begini, Baekhyun, aku sudah janjian dengan seseorang. Ya, kau bisa katakan seseorang yang menyewaku atau apapun itu. Tapi kau tidak mungkin mengantarku. Dia membayarku mahal untuk satu malam dan aku tidak mau dia membatalkannya hanya karena melihatmu." Wanita itu mengedipkan mata. Sempat menyaksikan bagaimana Baekhyun tercenung.

"Kau mau menemui pria lain padahal ada aku?"

Sebisa mungkin wanita itu membiasakan tawanya. "Hei itu lah hidupku. Lagi pula, memangnya kau siapa?"

"Kau bilang sudah tidak terikat apapun lagi dengan Flicker?" Entah untuk alasan apa, Baekhyun terdengar emosi.

"Ah, aku lupa jika sudah mengatakan tentang itu padamu..." Taeyeon terlihat menahan senyum, lalu mengimbuhkan, "...memang tidak. Ini keinginanku. Ya ampun Baekhyun, santai saja. Istirahat! Tenangkan pikiranmu!" Taeyeon berujar terakhir kali sebelum menutup pintu dan membiarkan Baekhyun terdiam di tempat, tidak tahu harus bereaksi seperti apa.

Wanita itu menengadah, melihat langit masih begitu gelap. Sekali lagi ia menatap nanar pintu kamar flat-nya, merutuki kebohongannya hanya karena tidak ingin melihat wajah Baekhyun apalagi terlibat percakapan dengannya. Untuk pertama kalinya ia merasa begitu hina atas pekerjaannya, setelah apa yang ia lalui karena profesinya. Ini menjadi malam dimana perasaannya terluka hanya karena client brengseknya.

Mungkin bukan karena itu.

Nyatanya ia sendiri yang salah. Dirinya lah yang sudah melibatkan perasaan untuk setiap permainan Baekhyun. Karena itu Taeyeon juga mengerti, kenapa Baekhyun tidak pernah tertarik untuk menyentuhnya lebih jauh. Jadi, untuk yang satu ini, biarkan hanya dirinya yang tahu.

Taeyeon berjalan menyusuri lorong gedung flat-nya yang minim penerangan, ia mendapat satu pesan suara yang buru-buru ia cek karena sudah ditunggunya.

Aku tahu kau sangat membenciku, tapi tolong Taeyeon-eonni, jangan merepotkanku tengah malam begini, lagi pula aku sedang bersama seseorang. Kita ketemu besok pagi saja kalau urusanmu sangat mendesak.

Seketika kakinya lemas. Seseorang yang ingin ditemuinya justru sok sibuk. Padahal Taeyeon susah payah membuang gengsi untuk mengirim pesan lebih dulu. Ibu jarinya menekan bagian layar ponsel untuk membalas pesan suara dan mulai menyuarakan kekesalannya. "Kurasa justru kau yang membenciku, jangan menuduhku yang tidak-tidak. Kau akan menyesal karena menolak untuk bertemu, Im Yoona-ssi."

Taeyeon mematikan ponselnya secara kasar setelah pesan suaranya terkirim. Tangannya bergerak merenggut rambut. "Sial. Jadi aku harus ke mana sekarang?"

Padahal Taeyeon hanya perlu turun satu lantai untuk tiba di kamar flat Yoona, tapi gadis itu malah menolaknya untuk datang.

Kembali ia tatap pintu kamarnya dari kejauhan. "BRENGSEK KAU BYUN BAEKHYUN!"

Saat itu pula Taeyeon mengingat pria brengsek lain yang mungkin mau menampungnya. Ia hidupkan kembali ponselnya lalu menekan tombol dial untuk menghubungi seseorang. Dering terdengar sampai ketika suara seseorang menyambutnya.

"Boleh aku berkunjung ke rumahmu Tuan Junmyeon yang terhormat?"

□□□

The Spirit Hunter ✔ | YoonHunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang