PART 3

16.4K 1.3K 57
                                    


Ada 🔞 dikit. Mohon mengerti:)
Kalo typo dimaklumin aja ye!

Jaemin menggerang dalam tidurnya sedikit demi sedikit membuka mata, dia menegakan tubuhnya yang terasa nyeri karena tidak tidur dalam posisi benar. Yang Jaemin pentingkan itu nyaman walau pada akhirnya dirinya sendiri yang merasa sakit setelahnya.

Pemuda manis itu melirik pada jam dinding, sudah pukul tiga sore. Itu artinya Jaemin sudah berada diperpustakaan sekitar 4 jam ditambah 1 jam untuk membereskan buku sialan itu.

"Ah aku melewatkan makan siangku." rajuknya sendiri.

Saat hendak berdiri matanya tak sengaja melirik kearah depan, terdapat kotak susu dan roti juga sepuncuk surat dibawah kotak susu. Tentu saja Jaemin mengambilnya dan membaca surat itu.

Jangan lupa makan, aku tak tega membangunkanmu tadi. —MM.

Jaemin menyerengit, lantas tangannya mengambil kotak susu rasa strawberry melihatnya saja Jaemin merasa mual. Oh ayolah... apa penggemar rahasiannya ini tidak tahu bahwa Jaemin sangat membenci susu dan strawberry?

Detik kemudian Jaemin tertawa memikirkannya. Penggemar rahasia? Yang benar saja, bahkan semua orang meliriknya sinis. Tidak mungkin ada seseorang yang mengidolakan seorang yang suka tawuran sepertinya.

Jaemin menggeleng lalu melangkah pergi dari perpustakaan tak lupa juga mengunci pintu dan ia harus menyerahkannya pada Renjun sekertaris osis.

Dalam perjalanan Jaemin membuka bungkus roti karena dirinya sungguh merasa lapar, untuk susu strawberry entahlah, mungkin Jaemin akan membuangnya?

Dugh!

Jaemin berhenti mengunyah juga langkahnya yang ikut terhenti mendengar sesuatu yang dijatuhkan, dan ringisan seseorang. Jaemin mengedarkan pandandangannya dan menemukan seorang laki-laki didekat pintu toilet yang meringis memegangi bagian perutnya. Melihat itu Jaemin berlari menghampiri.

"Kau tidak apa-apa?" pertanyaan bodoh itu keluar dari mulut Jaemin.

Pemuda itu tersentak melihat Jaemin. Kemudian menggeleng kaku. "A-aku hanya terjatuh." bohongnya.

Jaemin juga tidak sebodoh itu untuk mengetahui apa yang terjadi, karena luka-luka itu sering ia dapatkan setelah tawuran.

Tuk

Jaemin yang kesal memukul pelan kepala pemuda itu, membuat pemuda itu kembali meringis. Ayolah jangan lupakan Jaemin itu ketua geng tawuran, pelan menurut Jaemin adalah baja untuk mereka.

"Kau pikir aku bodoh huh? Mana mungkin kau terjatuh dan pipimu banyak lembam seperti itu!" Jaemin geram. "Katakan siapa yang melakukan ini?"

Pemuda itu meringis diomelin oleh Jaemin, dia menggigit bibir bahwahnya ragu untuk mengatakan.

Jaemin mendengus mengerti. "Tenang saja, jika mereka menganggumu setelah aku menghajarnya, akan kupastika mereka ditendang keluar dari sekolah ini." sombongnya Na Jaemin ini.

Sedangkan pemuda itu masih terlihat ragu, manatap Jaemin yang tersenyum meyakinkan.

"Eum itu... Eum—G-guanlin." cicitnya pelan.

"Guanlin? Maksudmu LAI GUANLIN?!" Jaemin berteriak, tubuhnya dengan cepat berdiri tegak.

Lelaki dibawahnya menutup telinga tak kuat mendengar teriakan nyaring Jaemin. Namun ia tetap mengangguk menjawab pertanyaan Jaemin.

"Badebah itu, sudah kukatakan jangan menindas yang lemah." Jaemin kembali berjongkok menyerahkan susu strawberrynya pada pemuda itu, dia juga sempat tersenyum memperlihatkan gigi kelincinya.

Cautivador | Nomin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang