Dug Dug Brak!Tangan lentik itu dengan lihai memukulkan kayu pada tubuh lawannya, tak peduli dengan darah yang mengucur di plipisnya. Jaemin masih sangat santai memukuli beberapa orang didekatnya. Bangchan bahkan kewalahan saat Jaemin menarik lagi dua orang kebelakangnya, sebenarnya Bangchan tidak masalah dengan Jaemin yang menghabisi mereka, yang menjadi permasalahan sejak awal adalah dirinya yang ditugaskan untuk menghalangi Jaemin dari musuh yang lain. Lelaki manis itu sedikit ceroboh dengan keselamatannya.
Lihat bahkan kini dia tengah asik menggebuki empat orang sekaligus, bahkan tadi sebelum Bangchan ada disisinya lelaki manis itu sudah dua kali mendapat lemparan batu dikepalanya dia sempat terhuyung tapi kembali melanjutkan aksinya. Guanlin dan Eric meringis melihat bagaimana Jaemin bisa santai bahkan tidak meringis saat batu itu menghantam kuat kepalanya. Tapi setelah dipikir-pikir, jangankan seperti itu. Lelaki manis itu pernah cidera dipergelangan kakinya dan dengan santainya dia berlari karena senang mendapatkan americano 8 shot yang sempat dilarang oleh orang-orang disekitarnya.
Jaemin kembali menarik dua orang kebelakang Bangchan dan menghajarnya habis-habisa. Bangchan? Jangan tanya, dia juga kewalahan menghadapi musuh di depannya demi menjaga Jaemin agar tidak terluka. Jaemin memang tidak pernah memintanya, tapi entahlah Bangchan maupun orang-orang yang bersama Jaemin sangat menyayanginya menganggapnya sebagai adik bungsu.
"Mati kau! Mati kau! " Jaemin terus memukul tanpa henti, setelah lawannya pingsan dia kembali menarik satu orang.
Buk Buk Dug!
"KALIAN HENTIKAN!"
Seseorang pria yang lebih tua dari mereka berlari diikuti beberapa orang yang memakai seragam persis seperti Jaemin. Seketika mereka berhenti dan melirik siapa yang berani menghentikan kegiatan seru mereka.
Bangchan membelalakan matanya, kemudian menarik lengan Jaemin yang masih memukul-mukul badan yang sudah tak berdaya disana.
"Sialan." rutuk Jaemin melihat Park Ssaem juga Lee Ssaem diikuti beberapa siswa yang tak lain anggota osis berlari kearah mereka.
"LARI!" teriak Jaemin pada seluruh anggotanya, tanpa berpikir lagi mereka berlari dengan kencang meninggalkan area tersebut, berlari tak tentu arah.
Jaemin bersama Bangchan berlari terpisah dari yang lain, presetan dengan pening dikepalanya yang terpenting adalah ia harus terbebas dari Park Ssaem dan rombongan osis.
Disisi lain Park Ssaem terlihat bingung memilih untuk mengejar siapa, dan ia tidak melihat Jaemin pergi kearah mana. Dia berdecak kesal.
"Berpencar, siapapun yang menemukan Jaemin langsung beri tahu aku! "ucap Park Ssaem diangguki semuanya.
"Haechan, kau urus mereka." guru Park menunjuk beberapa orang yang terluka bahkan dibuat pingsan. "Hubungi sekolah sebelah, mereka juga harus lebih menjaga murid-muridnya."
Haechan hanya mengangguk patuh, tak lama Ssaem Park dan beberapa angota osis meninggalkan tempat itu menyisakan Haechan yang mencibir pada gurunya itu.
"Haechan urus mereka, hubungi sekolah sebelah bla, bla, bla." lelaki berkulit tan itu memutar bola matanya. "Cih, dia pikir aku memiliki tangan sembilan, sampai aku harus ditugaskan mengurusi orang-orang bajingan ini? Sudah bagus Jaemin menghajarnya."
Haechan menendang lengan seseorang yang tergeletak tak sadarkan diri depannya. Tiba-tiba sesuatu terlintas dibenaknya, dia mengeluarkan ponselnya lalu berselfie dengan beberapa orang yang tak sadarkan diri, dia tersenyum bangga dengan hasilnya.
Dia kembali menendang orang-orang yang tak sadarkan diri, tiba-tiba saja dirinya merasa yang paling berkuasa sekarang, melihat bagaimana hanya dia yang mampu berdiri dengan tegap dan mengumbar senyumannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cautivador | Nomin
RomanceSebuah kisah klasik antara si berandalan Na Jaemin dan Ketua osis Lee Jeno yang terlibat dalam kisah cinta. Warn! [bxb]