Mohon maaf jika masih banyak kekuarangan.Sudah beberapa hari berlalu sejak insiden dimana Jaemin berani mengutarakan sebagian kecil isi hatinya pada sang ayah dan Jaemin kini lebih sering melamun. Bahkan ia melamun saat anggotanya ribut akan perkelahian kecil antara mereka. Ia juga menjadi lebih banyak diam dan menurut pada Jhonny dan Haechan.
Jaemin bahkan menolak ajakan anak buah Yohan untuk bertemu, ia bahkan tidak tertarik saat Jackson merencanakan strategi jika terjadi tawuran nanti. Jaemin biasanya tentu akan langsung antusias mendengar ajakkan pertemuan juga strategi dari pemikiran Jackson, namun kini Jaemin terlihat tidak peduli dengan sekitarnya.
Beberapa hari lalu Jaemin terkena panic attack, ditambah emosinya yang tidak terkontrol membuatnya seketika hilang kesadaran. Acara pernikahan pun sudah digelar, Jaemin datang ditemani oleh Jhonny. Tapi Jhonny tidak membiarkan Jaemin mendekat pada sang ibu, sempat sang ibu menoleh kearahnya dan Jaemin hanya mendapatkan tatapan kebencian yang mendalam dari matanya.
Haechan dan anggota gengnya termasuk Jhonny sudah sangat menyerah untuk mengajak Jaemin berbicara lebih dari dua kata. Karena selama ini Jaemin hanya mengatakan iya dan tidak, membuat semua orang frustasi dengan sikapnya.
Haechan tidak berani menanyakan apapun pada Jaemin, karena menurutnya jika Jaemin ingin bercerita maka ia akan bercerita, jika Jaemin hanya ingin menjadikan masalahnya sebagai privasi tidak apa, Haechan akan menghargainya.
"Na.. Nana?"
Jaemin langsung menoleh kearah Guanlin dan menatapnya heran. "Hn?" jawabnya lesu.
"Kau melamun lagi?" Guanlin menghembuskan nafasnya melihat dahi Jaemin yang mengerut dan sedikit bingung. "Makan, sebentar lagi bel berbunyi."
Jaemin menunduk melihat makanan yang belum disentuh sama sekali, dia melirik sekitarnya. Bahkan sejenak dirinya lupa jika ia berada di kantin tempat yang sangat ramai. Tapi kenapa Jaemin merasa sangat sepi...
"Kau ingin aku suapi saja?" Eric akhirnya menawarkan diri melihat Jaemin yang masih belum menyentuh makanannya. Bangchan menghentikan gerakannya dan menatap Jaemin.
"Tidak." balas Jaemin, lalu ia mulai mengangkat sumpitnya. Bau makanan itu mulai tercium membuat perutnya mual seketika.
"Apa baunya tidak enak?" Tanya Eric saat Jaemin menjauhkan nampannya. "Hn." jawabnya singkat.
Guanlin cepat-cepat menghabiskan makanannya, lalu beralih duduk didekat Jaemin. Mungkin jika membahas ini Jaemin bisa sedikit melupakan kesedihannya.
"Na kau masih penasaran dengan penggemar rahasiamu bukan?" Jaemin yang memang sudah sangat penasaran akan itu menoleh dan terlihat tertarik dengan pembahasan temannya. Guanlin tersenyum lega karena akhirnya bisa membuat Jaemin tertarik akan sesuatu.
"Kau mengetahuinya?" Jaemin berujar lemas. Guanlin mengangguk semangat untuk menceritakan yang sesungguhnya.
"Dia orang yang kau kenal." Jaemin menyerengit "Kau ingat saat dikoridor, dimana Renjun menghimpitku pada tembok?" mata Jaemin menerawang mengingat-ngingat, lalu lelaki manis itu mengangguk polos membuat Guanlin gemas dan mengusap kepalanya.
"Apa yang ada dipikiranmu saat itu?"
Jaemin. "Kau dan Renjun memiliki hubungan? Renjun cemburu melihatmu yang terlalu dekat denganku?"
Guanlin terkekeh kecil, sedangkan Eric dan Bangchan menggeleng mendengar jawaban Jaemin. "Bodoh dan tidak peka." Eric kembali memasukan makanannya kedalam mulut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cautivador | Nomin
RomanceSebuah kisah klasik antara si berandalan Na Jaemin dan Ketua osis Lee Jeno yang terlibat dalam kisah cinta. Warn! [bxb]