PART 13

10.7K 923 64
                                    

Pengen dikomen yang banyak:(


"Tunggu..." Haechan menjeda percakapan diantara mereka. "Jadi kau tidur satu ranjang dengan Jeno?" tanyanya masih tak percaya. Jaemin mengangguk lesu, dia sebenarnya tak ingin menceritakan ini tapi Haechan sangat berisik memberinya beribu-ribu pertanyaan.

Haechan menutup mulutnya terkejut. "Kau tidur dengannya?" Jaemin mengangguk lagi. "KAU BENAR-BENAR TIDUR DENGANNYA—Mmmpphhh."

Jaemin membungkam mulut Haechan dengan keras, matanya melirik sekitar yang tengah memperhatikan keduanya, Jaemin tersenyum kaku pada teman sekelasnya dan kembali menatap Haechan dengan tajam. Sekarang mereka sedang berada didalam kelas, niat awal Jaemin membolos gagal karena Haechan menarik paksa dirinya kedalam kelas.

"Diam bodoh, mereka bisa tau!" peringat Jaemin dengan pelototan. Haechan melepas tangan Jaemin yang membekam mulutnya dan seolah kembali menatap Jaemin tak percaya.

"Ini gila..." gumamnya. Jaemin menaikan satu alisnya. "Apanya yang gila?"

Lelaki berkulit tan itu menoleh cepat dan memegang kedua bahu Jaemin menatapnya dengan serius membuat sang lawan bicara sedikit tersentak bingung.

"Aku baru saja mengatakan bahwa diantara kau dan Jeno akan tumbuh bibit-bibit cinta... Tapi aku tak menyangka kau bahkan sudah menanam bibit-bibit anak bersama Jeno."  wajah Jaemin yang tadinya serius mendengarkan kini melonggar dengan tatapan datar.

Bugh.

"Akhhh!" Jaemin memukul pelan perut Haechan. "Kau gila, ini sakit bodoh! Jangan lupa kau adalah ketua tawuran!"

Jaemin yang tidak peduli meninggalkan meja Haechan untuk duduk bersama Guanlin, dibelakang sana Haechan mengumpat dan meringis merasakan ngilu dibagian perutnya.

"Dia kenapa sih? Apa aku berbicara salah?" tanya Haechan pada dirinya sendiri, dia melihat Jaemin yang berjalan kearah Guanlin. "Shit, aku lupa memberitahu Jaemin!"

Saat ingin menghampiri Jaemin bel sekolah berbunyi nyaring membuatnya mau tidak mau kembali kemejanya sendiri.

"Aku ingin tidur, kau halangi aku ya?" pinta Jaemin pada Guanlin, dan pemuda itu hanya mengangguk membiarkan Jaemin yang lebih kecil tertidur dengan dirinya yang menjadi penghalang untuk kemungkinan guru menemukan Jaemin.

°

°

Brak!

Meja itu sedikit ditandang hingga menimbulkan bunyi.

"Anak ini, NA JAEMIN BANGUN!" semua orang meringis mendengar teriakan sang guru.

Jaemin tersentak dari tidurnya. Dengan mata linglung dia mengusap bibirnya dengan punggung tangan seolah merasakan ada sesuatu yang mengalir disana. Jaemin bisa melihat seorang lelaki yang tengah melotot marah dengan satu tangan yang memegang buku pelajaran.

"Sekolah untuk belajar bukan untuk tidur!" Jaemin merasa bingung padahal dia sudah memerintahkan Guanlin untuk mengahalangi tubuhnya yang tengah tertidur,namun saat sadar matanya melirik secara random tidak menemukan temannya.

"Kau mencari Guanlin kan?" tanya sang guru." Guanlin aku pindahkan ke kelas 2A. Dia aku hukum dengan pembelajaran kimia."

Jaemin cemerut merasa sedikit sebal karena tidurnya diganggu. Guru didapannya menghela nafas. "Kau—kau bahkan kesekolah dengan mengenakan baju tidur? Sebenarnya dimana otakmu disimpan Na Jaemin?!"

Jaemin mendengar itu langsung melirik bajunya sendiri. Sial, kenapa dia tidak sadar kalau dirinya tidak ganti baju setelah mandi tadi. Dan baju ini sudah sangat lusuh karena dipakai memanjat pagar dan berkelahi untuk menolong Karina kemarin.

Cautivador | Nomin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang