Judul : Happiness
Genre : Family
Episode : Lengkap
Jisoo sebagai anak tertua dan kakak dari ketiga bersaudara, mencoba memperbaiki keadaan keluarganya yang berantakan.
Dimulai dari Jennie yang hamil di luar nikah, lalu Rose dituduh melukai teman se...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kai berlari kalang kabut memasuki Panti Jompo tempat neneknya dititipkan, cemas menjalar dalam pikirannya setelah mendapat sebuah pesan ancaman dari Jisoo disertai photo sang nenek yang tengah sibuk merajut.
"Aku tau apa yang telah kau lakukan pada adikku. Jadi Datanglah segera, atau nenekmu yang menjadi jaminannya."
Pesan pendek tapi mampu membuat Kai keluar dari persembunyiannya.
"Nenek..." Kai memanggil sembari mencari-cari keberadaan Sang Nenek di dalam kamar. Nihil tak ada.
Kai bertanya pada penghuni panti jompo yang kebetulan melintas di depan kamar sang nenek, barang kali tau keberadaannya.
"Tunggu paman, apa kau tau di mana Nenekku?"
"Oh Kim Hyun, dia sedang jalan-jalan di taman belakang bersama sorang gadis."
"Terimakasih paman." Segera Kai berbalik, berlari menuju taman belakang.
Nafas Kai memburu kala sampai di tempat. Sembari mengatur nafas, matanya awas menatap seluruh pengunjung taman belakang panti jompo.
"Jennie??" Kai heran.
Mendapati sosok kekasih tengah berbincang dengan Sang Nenek. Tidak ada kemarahan, kebencian, ataupun tangisan seperti yang dipikirkan.
Jennie dan Sang Nenek murni mengobrol, bercengkrama rama seperti sudah saling mengenal akrab. Sesekali terdengar lelucon Jennie dan gelak tawa Sang Nenek yang sudah lama padam. Dan Kai butuh waktu untuk mengerti dengan situasinya.
"Kai, kau rupanya ikut menyusul kemari?" Sang Nenek senang mendapati Kai berdiri tak jauh darinya, meski hanya membeku dan membisu saja.
Nenek menambahkan. "Mengapa hanya berdiri di situ? Kemari, bergabung dengan kami!"
Terpaksa Kai mendekat meski perasaannya diselubungi kegugupan lantaran telah lama menghindar dari sosok yang berada tepat di dekat nenek.
"Nenek, senang sekali!" Wanita senja membelai Kai, kala pemuda itu mengambil tempat di dekatnya.
Nenek bergantian menatap Jennie. "Akhirnya kau mengenalkan kekasihmu langsung padaku setelah sekian lama hanya bercerita sembari menunjukkan fotonya saja."
Kai memberanikan diri menatap Jennie. Dalam hati kebingungan, namun nampaknya tidak dengan Jennie. Gadis itu tersenyum hangat pada Kai dan Nenek.
"Nenek, aku ingin ke toilet dulu." Pamit Jennie memberi waktu bagi kekasihnya dan Sang Nenek agar leluasa mengobrol.
Mata Kai tak lepas terus menatap punggung Jennie yang berjalan menjauh menghindar dari dirinya.
"Kai?" Nenek memanggil, kali ini lebih lembut dari sebelumnya.
