Mimpi Indah (Revisi)

2.4K 281 16
                                    

IG Kenazovella
Tiktok Kenazovella
Threads kenazovella
Telegram kenazovella

Cairan dari botol infus menetes, lantas merambat turun melalui selang memasuki pembuluh darah---Vena

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cairan dari botol infus menetes, lantas merambat turun melalui selang memasuki pembuluh darah---Vena. Masker Oksigen terpasang pada wajah Jisoo, menutupi hidung dan mulutnya.

Putri sulung keluarga Hwang nampak damai dalam tidur nyenyak, tidak terusik dengan sinar mentari yang menerobos gorden jendela ruang rawat VIPnya. Sudah sekitar dua hari Jisoo tidak sadarkan diri semenjak pingsan di lokasi proyek pembangunan saat dia bersama Seulgi melakukan peninjauan langsung.

Seulgi menatap iba, "Kapan kau akan bangun Jisoo. Ini sudah dua hari berlalu, dan kau belum juga sadar. Apa kau lupa, tinggal tiga hari adikmu Jennie akan menikah?"

Beruntung sekali Seulgi tidak kehabisan akal. Ketika Jennie menghubunginya, menanyakan perihal keberadaan sang Kakak yang tak kunjung pulang malam itu. Dia mengarang alasan, mengatakan bahwa Jisoo bersama dirinya harus pergi keluar kota untuk mengurus cabang perusahaan yang baru saja diresmikan, dan akan mengusahakan segera pulang sebelum pernikahan Jennie digelar. Syukurlah adik Jisoo itu percaya.

Seulgi menghela nafas. "Hufftttttt..."

"Apakah kau sedang bermimpi indah, Jisoo?"

Dari bawah alam sadar, pendengaran Jisoo yang masih berfungsi memberi respon lebih lanjut, jemari Jisoo bergerak sejenak.

"Aku memang sedang bermimpi indah," jawab Jisoo sendu.

Jika aku bertemu tuhan, aku akan mengatakan seberapa besar cintaku kepada keluargaku. Aku akan memberitahunya, bagaimana aku melalui malam dan hari-hariku. Bagaimana aku bisa melewatinya sendirian.

Dalam mataku yang ada hanya keluargaku. Mereka ada di setiap detak jantungku, selalu ku sebut dalam doa-doaku. Bahkan dalam mimpi-mimpi indahku. Cerita tentang Keluargaku yang baik-baik saja.

•••
Jisoo masih meringkuk di dalam selimut tebal, makin membenamkan diri kebalik bantal meski suara Rose mengomel mencoba membangunkannya seperti kaleng jatuh berkelontangan.

"Astaga, aku tidak habis pikir. Sebenarnya Kak Jisoo ini tidur apa sedang menyamar jadi batu. Mengapa sulit sekali dibangunkan?"

Rose terus mengomel sembari menarik selimut tebal yang membungkus tubuh sang Kakak.

"Apa Kak Jisoo sudah bangun?" Lisa muncul di belakang tubuh Rose, membuat si Empu terlonjak kaget.

Rose menepuk lengan Lisa pelan, kesal. "Yak kau mengagetkanku saja!"

"Hahaha.. mianhae."

Lisa mengulang pertanyaan. "Apa Kak Jisoo sudah bangun?"

Rose menggeleng. "Belum, sulit sekali membangunnya."

HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang