Lisa & Cita-citanya (Revisi)

1.8K 238 9
                                    

🍁🍁🍁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍁🍁🍁

Pagi ini suasana kelas berubah serius, menjelang beberapa bulan lagi mendekati ujian kelulusan. Membuat semua murid sibuk harus memikirkan nilai dan merencanakan ingin masuk universitas mana demi menggapai cita-citanya.

Begitupun Lisa, isi kepalanya lebih riuh akan beberapa pertanyaan yang menghujam. Menanyakan soal masa depannya yang seakan masih kelabu.

"Isi form segera dan setelahnya serahkan pada guru BK. Mulai Minggu depan kalian harus mengikuti kelas konseling untuk mempersiapkan kematangan dalam mengambil jenjang pendidikan selanjutnya."

Pesan pak guru berdengung ditelinga Lisa. Bahkan hingga perjalanan pulang, gadis poni itu lebih banyak diam dan tak fokus saat saudara kembarnya Rose berceloteh mengenai cita-citanya.

"Aku ingin jadi apa dimasa depan?"

Selalu, Lisa merapalkan pertanyaan itu. Pada akhirnya si bungsu Hwang hanya bisa menghembuskan nafas berat.

"Lisa..."

"Hei Lisa kau melamun ya?"

"Hah??"

"Ada apa Lisa, apa kau punya masalah."

"Tidak..."

"Sungguh, kau tidak sedang berbohong padaku kan?"

"Ani.. Untuk apa aku berbohong padamu, Rose. Sudahlah ayo kita segera pulang. Aku lapar, ingin makan."

"Akupun sama, kalau begitu let's go!!"

🍁🍁🍁

Dalam sinar kamar yang temaram, Lisa duduk risau di meja belajar. Si bungsu Hwang menatap lembaran kertas form, masih belum ada goresan disana. Jauh berbanding terbalik dengan milik Rose yang sudah ada coretannya.

Lisa jadi iri dengan saudara kembarnya itu, sangat mudah baginya merencanakan masa depan. Mengetahui mau jadi apa, cita-cita yang sangat diinginkan adalah sebuah keberuntungan. Tidak seperti dirinya yang luntang-luntung dalam ketidakjelasan.

"Segarnya..."

Lisa menghabiskan segelas air dingin yang baru saja di ambil dari dalam kulkas. Menegaknya hingga tandas tak tersisa. Banyak memikirkan masalah, membuat si bungsu Hwang dilanda rasa haus.

Berujung membuatnya turun ke dapur demi membasahi kerongkongan yang terasa kering.

"Belum tidur?"

Suara Jisoo menyapa, membuat gadis itu buru-buru berbalik badan, menatap kehadiran sang kakak dibalik remang-remang cahaya ruang dapur.

Lisa mengangguk mengiyakan pertanyaan Jisoo yang berjalan menghampirinya, si sulung Kim mengambil gelas di pantry dan menuang botol air dingin yang lebih dulu diambil Lisa dari kulkas kedalam gelasnya.

HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang