Insiden di Anak Tangga (Revisi)

621 42 12
                                    

IG kenazovella
TikTok kenazovella
Threads kenazovella

IG kenazovella TikTok kenazovella Threads kenazovella

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hanya bisa bungkam selama perjalanan pulang. Baik Chaeyoung dan Nyonya Jiah, masing-masing dikuasai amarah. Terlebih Nyonya Jiah yang pagi ini mendapat panggilan dari pihak sekolah. Memintanya datang karena Chaeyoung terlibat perkelahian dengan teman sekelasnya.

Sedangkan Chaeyoung bukan hanya marah pada sang ibu, namun juga kecewa pada wanita yang melahirkan dirinya. Bagaimana bisa meski dia berkali-kali bilang kalau dirinya tidak mendorong teman sekelas. Tetapi Jiah malah percaya pada penuturan temannya dan memaksanya meminta maaf atas perbuatan yang tidak sedikitpun diperbuat.

Menghela nafas berat. Chaeyoung amat sangat sesak mengingat-ingat kejadian tersebut. Yang membuatnya mengalami ketidakadilan ini. Bahkan sahabatnya ikut andil di dalamnya.

Pada saat itu. Lonceng sekolah berbunyi. Murid-murid berhamburan keluar kelas. Bergegas menuju kantin, ingin mengisi perut yang sudah keroncongan minta makan.

Begitupun Rose dan sahabat sebangkunya Yeri. Keduanya terburu-buru keluar kelas, turun tangga menuju lantai satu dimana Kantin berada. Jika Rose dan Yeri tidak bergegas, takut saat tiba di sana antrian kantin makin membeludak. Membuat jam istirahat makan siang keduanya terpotong dengan durasi antrian kantin.

"Ayo cepat Yeri, lihat sekarang sudah sepi. Semua anak-anak sudah di kantin."

"Iya, ini juga sudah paling cepat. Ah menyebalkan sekali, kaki pendek ini menyusahkan ku berlari."

Rose dan Yeri antusias menuju kantin, selain karena senang bisa bebas dari jam membosankan pelajaran, mereka sudah tidak sabar mengisi perut yang keroncongan.

"Eitss.. tunggu sebentar." Tzuyu berseru galak, anak dari kelas sebelah itu menjulurkan kaki, menghadang laju Rose dan Yeri di pertengahan anak tangga lantai satu bersama teman-teman sekelompoknya.

Suasana anak tangga lantai satu, berubah mencekam. Persaingan sengit antara Rose dan Tzuyu yang terkenal selalu saling merebutkan posisi sebagai pemeran utama teater pentas seni jelas nampak.

Keduanya saling beradu padangan, tak suka satu sama lain.

"Rose, ada yang ingin aku bicarakan denganmu." Tzuyu memulai pembicaraan.

Rose pun dengan separuh hati, terpaksa meladeni. "Mengenai apa?"

"Tentu saja soal teater pentas seni."

"Memangnya ada apa soal pentas seni?

"Serahkan peran utama di teater pentas seni padaku."

"Enak saja, aku tidak mau."

"Kau tidak cocok untuk berakting dan  bernyanyi di atas teater pentas seni."

HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang