Pulang (Revisi)

2.7K 303 23
                                    

IG Kenazovella
Tiktok Kenazovella
Threads kenazovella
Telegram kenazovella

IG KenazovellaTiktok KenazovellaThreads kenazovella Telegram kenazovella

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kondisinya sudah lebih baik, terpantau organ vitalnya stabil." Ujar Irene, melepas stetoskop, alat untuk mendengarkan suara organ di dalam tubuh. Seperti denyut jantung, nadi, paru-paru.

Seulgi menghembuskan nafas lega. "Syukurlah."

Irene pun ikut menghembuskan nafas lega, tersenyum senang menatap Jisoo. Sahabatnya yang selalu terlihat tegar.

"Saat ini, aku sarankan untuk berhenti memikirkan apapun yang berat-berat. Jangan lakukan aktivitas yang melelahkan juga. Kau hanya perlu istirahat yang cukup untuk pulih."

Jisoo tidak bersuara, hanya mengangguk mengiyakan. Saat ini dirinya terlalu lemah untuk mendebat, memilih mengikuti apa kata dokter pribadi.

"Baiklah, karena sudah selesai. Aku tinggal dulu. Masih banyak pasien yang harus diperiksa. Jika sudah, aku akan kembali ke sini lagi nanti." Pamit Irene kepada kedua sahabatnya itu, meninggalkan Jisoo dan Seulgi berdua saja.

Seulgi mengambil duduk di dekat Jisoo, menatap sahabatnya yang masih lemas sehabis sadar.

"Apa kau butuh sesuatu?" Tawarnya.

Jisoo menggeleng lemah. Si Sulung Kim memberi isyarat melalui lambaian tangan, meminta Seulgi mendekat padanya, dia ingin mengatakan sesuatu.

Seulgi yang paham keinginan Jisoo, tanpa banyak komentar, patuh. Mendekatkan diri pada Jisoo, telinga terbuka lebar untuk mendengar suara lirih Jisoo yang terkesan seperti berbisik dari balik sungkup masker oksigen yang menutupi hidung beserta mulutnya.

"Sudah berapa lama aku tertidur di sini?" Suara Jisoo terbata-bata.

Dengan susah payah, mengumpulkan segenap tenaga. Jisoo harus ekstra hanya untuk bersuara, mengutarakan kekhawatirannya. Meski kepala Jisoo berdenyut nyeri, walau tidak sesakit kemarin.

"Sudah dua hari kau tidak sadarkan diri disini."

Tatapan Jisoo berubah khawatir, "Keluargaku, bagaimana keadaan mereka. Semua baik-baik saja kan, tidak ada masalah selama aku tidak sadarkan diri di sini?"

Seulgi menatap Jisoo tak habis pikir. Bahkan dalam keadaan seperti ini. Hal pertama yang di pertanyakan adalah keluarganya. Cinta Jisoo untuk keluarganya benar-benar besar, meski keluarganya sendiri mengabaikan Jisoo. Hanya sibuk memikirkan masalahnya masing-masing. Jisoo tetap tidak bisa tidak memikirkan kelurganya.

Seulgi menaruh rasa iba. "Kau tenang saja, selama kau tertidur di sini tidak ada masalah sedikitpun. Semua baik-baik saja."

"Benarkah, apa kau sudah memastikannya dengan jelas. Jennie, Si Kembar dan Ibuku. Bagaimana keadaan mereka, apa mereka baik-baik saja. Ayah tidak mengusik mereka, kan?" Jisoo masih tetap khawatir.

HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang