Bangun Tidur (Revisi)

1.9K 254 15
                                    

🍁🍁🍁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍁🍁🍁

"Kak Jisoo, kau cantik sekali."

Tangan Jennie dengan telanten, bergerak mengusap wajah Jisoo dengan handuk kecil yang sudah lebih dulu dibasahi di baskom berisi air hangat.

Biar bagaimanapun, meski dalam tidur yang entah kapan terbangun. Adik kesayangan Jisoo itu tidak mau membiarkan tubuh sang kakak tak terawat. Setiap pagi dirinya bersama yang lain akan membersihkan tubuh Jisoo, membuat tubuh sang kakak terlihat lebih segar selayaknya ketika ia yang terbangun tidur dan mandi.

"Kak Jennie, hati-hati dengan selang Ventilatornya."

"Iya, aku mengerti Rose. Ini aku sudah sangat pelan menggesernya. Justru kau yang harus hati-hati dengan kabel-kabel EKG di dada Kak Jisoo, jangan Sampai lepas."

"Siap laksanakan, Kak Jennie."

Ditemani Rose yang juga sedang mengelap bagian dada dan kedua tangan Jisoo. Keduanya saling mengingatkan, dan sibuk membersihkan tubuh bagian atas Jisoo.

Lisa, si bungsu Kim tak mau kalah. menyibukkan diri mengelap kedua kaki sang kakak, bahkan tanpa rasa jijik dirinya bergerak membuka penutup kantong drainase yang menampung urine Jisoo lantas menadahi air kencing sang kakak yang tersalurkan dari alat kateter urin itu.

"Uhhh perkembangan bagus. Kencing Kak Jisoo bertambah banyak!"

Lisa berseru girang saat mengukur takaran urine Jisoo untuk diserahkan laporannya kepada sang perawat yang memantau aktivitas kelurga Kim.

"Benarkah, bertambah berapa mili?"

"Satu setengah mili."

"Wah bagus, perkembangan Jisoo semakin baik meski sangat lambat."

Sontak saja penuturan sang perawat membawa angin segar bagi adik-adik Jisoo, membuat ketiga bersaudara itu tersenyum lebih lebar. Sudah dua bulan sang kakak betah dalam tidurnya. Mereka sangat merindukan sosok Jisoo.

Nyonya Jiah yang baru saja keluar dari kamar mandipun ikut bahagia mendengarnya. Semoga tidak lama lagi Jisoo memang akan segera sadar.

"Ayah?" Lisa berseru kaget mendapati kehadiran tuan Kijoon yang tiba didalam ruangan ICU.

Baik Nyonya Jiah, Jennie, Rose dan Lisa mendapat kabar dari Seulgi bahwa tuan Kijoon beberapa minggu terakhir sering menghabiskan waktu untuk pergi keluar negeri, mencari rumah sakit dan dokter terbaik untuk menangani Jisoo.

Tuan Kijoon hanya tersenyum kecil. Namun dari garis wajahnya yang sendu, mata sayunya, berserta lingkaran hitam dibawah kelopak mata. Lebih dari cukup untuk menjelaskan perjuangan tuan Kijoon dalam mengupayakan kesembuhan Jisoo.

Tuan Kijoon terus menatap nyonya Jiah dalam keheningan.

Paham akan code itu, Jennie mengajak Rose dan Lisa keluar ruangan sejenak setelah selesai membersihkan tubuh Jisoo.

HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang