IG kenazovella
TikTok kenazovella
Threads kenazovella
Telegram kenazovella"Tadi itu sangat keren!"
"Benarkah?"
"Iya benar, Kak Jennie hebat. Dalam sekali tarikan nafas. Lancar sekali mengucapkan janji sehidup semati."
"Kalian hanya memuji Jennie saja, bagaimana denganku. Apa aku terlihat keren juga?"
"Oh, tentu Kakak Ipar juga sangat keren dan gagah."
Suasana hangat menyelimuti resepsi pernikahan Jennie. Si kembar, Rose dan Lisa terus mengobrol dengan sepasang mempelai pengantin itu. Membuat ramai keadaan ditengah-tengah kecanggungan kedua orang tuanya yang duduk saling berdekatan, namun bahkan untuk saling menatap saja enggan. Sedangkan Jisoo hanya menyaksikan adik-adiknya dalam kebisuan, lebih memilih merekam setiap momen hangat itu dalam ingatan.
"Aku akan segera ke sana," ucap Tuan Kijoon. Menerima telepon dari salah satu bawahnya. Mendadak ada urusan penting di perusahaan. Membuatnya tergesa hendak meninggalkan Gereja tempat di adakan upacara pernikahan Jennie.
Sebelum benar-benar melangkah lebih jauh. Jisoo mengejar di belakang, lantas meraih pergelangan tangan sang ayah. Memandang teduh lelaki yang sesungguhnya masih memiliki tempat spesial dalam hidupnya itu, meski mereka sering bersitegang.
"Tunggu Ayah!" Jisoo mencegat.
"Sekarang apa lagi? Aku sudah datang dan melakukan tugas yang kau inginkan."
"Memang benar. Tapi acara pernikahannya belum sepenuhnya selesai."
"Aku sibuk. Ada masalah di lapangan proyek kerjasama dengan perusahaan Jepang."
"Biarpun sibuk. Mereka pasti bisa menunggu. Mereka tau hari ini, hari penting salah satu putrimu. Jadi tidak perlu terlalu terburu-buru meninggalkan acara ini. Sebab momen ini tidak akan terulang lagi. Setidaknya luangkan waktumu untuk mengebadikan momen bahagia ini."
Karena Tuan Kijoon tak lagi melayangkan protes, hanya diam saja. Maka dianggap sebagai bentuk persetujuan. Jisoo tersenyum pada Sang Ayah, bergerak menggandeng tangannya. Bersikap seolah tak pernah ada amarah dan perseteruan yang menegangkan kemarin.
"Kajja, yang lain pasti sudah menunggu kita!"
Tuan Kijoon bungkam menyaksikan salah satu tangannya di genggam Jisoo. Ayah dari empat anak itu lupa kapan terakhir kali dirinya bergenggaman tangan dengan Jisoo seperti ini. Mungkin saat Jisoo masih duduk di bangku sekolah dasar. Kala itu Jisoo naik kelas dengan nilai memuaskan, jadilah mereka merayakannya. Waktu itu keluarga mereka masih baik-baik saja. Badai dan ombak belum menghantam keluarganya.
Sentuhan ini menghangatkan hati Tuan Kijoon yang dingin. Melelehkan es yang telah lama membeku seiring kerasnya watak yang dikuasai amarah.
Perlahan tanpa sadar. Mata yang selalu menatap Jisoo dengan amarah, berubah teduh. Ada gemuruh rasa bersalah mencuat di hati lantaran selalu memperlakukan Jisoo dengan tidak berperasaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Happiness
Короткий рассказJudul : Happiness Genre : Family Episode : Lengkap Jisoo sebagai anak tertua dan kakak dari ketiga bersaudara, mencoba memperbaiki keadaan keluarganya yang berantakan. Dimulai dari Jennie yang hamil di luar nikah, lalu Rose dituduh melukai teman se...