Arti Bahagia (end)

3.9K 266 65
                                    

Wah enggak kerasa dah tamat aja. Ini pertama kalinya buat gw bisa nulis sampai tamat, biasanya juga putus ditengah gegara kehilangan ide cerita.

Sedikit bacot boleh ya. Inspirasi gw mau lanjut nulis ini tuh gegara Chacha_Sooyaadan dear_enn berkat karya mereka, yang selalu sad ending buat Jisoo kedeman gw. Gw jadi enggak kesepian dan terpuruk ngabisin waktu di rawat dirumah sakit dan pemulihan dirumah selama dua bulan lebih sampai akhirnya bisa kembali kerja.

Jaga kesehatan ya para pembaca gw... Setelah jatuh sakit kemarin, gw sadar sehat itu mahal banget.

Makasih buat dua author kesayangan gw 😘 Jadi gw bikin cerita ini juga biar yang senasib ma gw jangan sedih jangan putus asa, atapun sedikit menghibur kegabutan kalian lah.

Oh iya, buat yang ikutan konser, yuk meet up di GBK. 🖐️ Sampai jumpa di konser BP, kita dugem sama Unnie² kesayangan kita.

Oke sudah bacotnya, pokus ke cerita. Sorry kalok banyak kurang, Typo ataupun kerasa agak alay.

Part-nya agak panjang, jadi bacanya pelan-pelan aja sambil ngemil atau minum teh anget.

Part-nya agak panjang, jadi bacanya pelan-pelan aja sambil ngemil atau minum teh anget

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍁🍁🍁

"Tolong lebih merapat lagi!"

"Bersiap semuanya!"

"Jisoo tolong tersenyumlah lebih lebar!"

Momen itu, masih membekas kuat dalam ingatan lelaki yang kini sedang terpuruk. Berulang kali hatinya menjerit pilu saat menatap potret yang tertempel di ruang keluarga, di ambil pada hari pernikahan Jennie. Senyum Jisoo rupanya paling lebar dan hangat. Meski sehari sebelumnya, Jisoo sangat terluka atas perbuatannya.

Tak pernah terpikirkan bahwa hari itu tidak akan bisa terulang lagi, mereka tidak akan pernah berkumpul dengan formasi lengkap. Karena salah satu putrinya, Jisoo-nya telah pergi meninggalkan mereka.

Memikirkannya membuat tangis tuan Kijoon pecah di keheningan penjuru rumah. Terjatuh berlutut di depan potret sang putri, meraung-raung pilu memukul ubin dengan kepalan tangannya.

"Putriku..."

"Putriku..."

"Jisooku..."

Meski ada pepatah mengatakan. Walaupun ditinggalkan orang terkasih, hidup tetap harus berlanjut. Tetapi tuan Kijoon hanyalah manusia biasa, punya hati, tak semudah itu bangkit dari rasa sakitnya. Butuh waktu untuk benar-benar melepaskan Jisoo, salah satu putrinya yang lebih dulu pergi meninggalkan dirinya.

🍁🍁🍁

Hal serupa dengan tuan Kijoon juga tengah dialami nyonya Jiah.

HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang