6

584 55 1
                                    

"Tuan...!" seruh Gun bergitu dilihatnya Off yang berjalan sempoyongan menuju ruang tengah mansion. Gun buru-buru menghampiri Off, membopong tubuh tinggi itu dengan sekuat tenaga. Gun tahu Off sedang mabuk saat ini, itu terbukti dari cara berjalan Off, aroma minuman alkohol yang menyengat menggantikan aroma parfum pada tubuh Off. sejujurnya Gun tidak suka aroma itu, Gun suka aroma Off yang selama dua minggu ini dikenalnya. keadaan Off seperti saat ini membuat Gun ingin muntah saja.

setelah perjuangan yang melelahkan membopong tubuh Off yang jauh lebih berat, lebih besar, lebih tinggi darinya, akhirnya Gun berhasil mencapai sofa ruang tengah.

Gun agak mendorong tubuh Off agar bisa duduk di sofa, namun apa daya tubuhnya yang kecil ikut tertarik saat tubuh besar Off merebah pada sofa lembut itu. keduanya saling tindih, untung Gun berasa diatas, kalau dibawa, bisa Gun bayangkan punggungnya pasti remuk di tindih Off.

Gun sudah akan kembali bangkit namun gagal ketika kedua tangan Off meremas kedua lengannya, tidak begitu kuat namun sanggup menggagalkan usaha Gun untuk berdiri. 

"Gun...." Off meracau pelan, suaranya terdengar serak.

"Iya Tuan" jawab Gun agak ragu, ditatapnya mata Off yang hanya bejarak lima centi dari matanya.

"maafkan aku" Off memandang senduh pada Gun. Oh Tuhan gambaran indah apa lagi ini yang tersuguh depan Gun?.

"maksud Tuan apa? Gun tidak mengerti" tanya Gun memang bingung

"tadi aku mengatakan kalau kau pelacur, maaf... aku tidak bermaksud begitu Gun, hanya saja...." Off menggantung kata-katanya, menatap mata Gun begitu dalam, mencoba mengenali mata polos itu lagi

"hanya saja....?" tanya Gun pelan, tanpa sedikitpun nada memaksa, Ia setiah menunggu Off meneruskan kata-katanya.

"hanya saja...... aku sedang bingung dengan hatiku Gun, matamu...." lagi-lagi Off menggantungkan kata-katanya, dan Gun masih tetap menunggunya dengan penuh harap. ada haru didalam dadanya, hatinya sedikit terobati. permintaan maaf yang tulus itu seakan membalut luka dalam hatinya, tatapan seduh itu mengembangkan senyum dibibirnya.

bibir Off bergetar bahkan sebelum bicara, matanya makin senduh menatap Gun "matamu sangat mirip dengan mata Nathan" ucap Off dengan suara yang bergetar hebat seraya air matanya yang mengalir turun membasahi pipi kanannya. setalah 15 tahun, ini pertama kalinya dia menyebutkan nama itu lagi. menyebutkan nama itu seakan membuka kembali luka lama yang sudah dikuburnya dalam-dalam. Nama itu, nama yang setengah mati Ia cari, nama yang telah Ia berikan pada seseorang, nama yang hilang dari hidupnya dalam sekejap, nama yang merenggut semua kehidupannya bersama kehilangannya, nama yang hanya menyisakan luka untuk Off, nama yang seharusnya tidak pernah ada.

keadaan Gun tidak berbeda jauh dengan Off, anak itu telah diberikan harapan dua menit yang lalu, namun kini semuanya musnah bersama dengan datangnya nama Nathan, air matanya ikut meluruh jatuh bersama dengan kepedihan Off. 

"apa.... apa kau Nathan? Nathanku? babiiku? kau Nathankan?" Off menimpali Gun dengan bertubi-tubi pertanyaan yang sama, yang seakan memaksa Gun untuk menjawab iya meski Gun bukanlah Nathan atau siapapun itu. 

Tangis Gun pecah, apa yang harus dilakukannya saat ini? belum selesai dengan tangisnya Off kembali mendesak Gun dengan kata-kata yang sama menyakitkannya untuk remaja mungil itu "jangan menangis Nat,, aku disini, papiimu disini,, jangan menangis" ucap Off begitu lembut sembari menangkup wajah cantik Gun. ibu jari Off bergerak mengusap air mata yang membasahi pipi Gun dengan lembut dan penuh perhatian.

"kau masih bayi yang menangis, Nathan" *) Ucap Off dengan senyuman yang mengembang dibibirnya. Gun menggeleng bermaksud menolak semua ilusi yang dilihat Off pada dirinya. dia Gun, bukan Nathan. namun sepertinya Off salah mengartikannya, Off malah mengira Nathannya menggeleng karena tidak mau dikatakan bayi lagi. senyuman Off semakin melebar, Ia begitu gemas melihat Nathannya yang terlihat begitu cantik dalam tangkupan tangannya. matanya sembab, hidung dan pipinya memerah, bibirnya sedikit mencurut karena tangan Off yang menangkup pipinya. Off tidak tahan untuk tidak mengecup bibir didepannya itu. dan..... Cup

K E Y B O A R D [offgun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang