12

540 52 8
                                    

Matahari belum juga beranjak meninggalkan langit barat, tapi Gun sudah merasa begitu kedinginan di ruangan gelap gulita yang diketahuinya adalah gudang bawah tanah. Tangisnya belum juga berhenti sejak sore tadi. Pergelangan kaki dan tangannya terasa perih karena ikatan tali yang terlalu kencang. Gun yakin saat dibuka nanti pasti akan meninggalkan bekas memar disana.

Gun terguguh, napasnya tersenggal akibat isakannya yang tak juga berhenti meski Gun rasanya sudah lelah menangisi kebodohannya. Gun bersandar kedinding kotor di dedekatnya, otaknya kembali menayangkan ingatannya sore tadi, dimana Off dengan tegahnya meninggalkan Gun dan lebih memilih dokumen itu. Apa Gun memang lebih murah ketimbang dokumen yang entah apa isinya itu? Off jahat sekali!.

"papa, mama... Gun takut" ucap Gun senduh.

Gun tidak tahu, siapa orang yang tegah menculiknya ini, jika memang orang itu menculik Gun hanya untuk mengancam Off, bukankah harusnya sekarang Gun sudah dibebaskan? toh tadi Off sudah mengatakan bahwa Gun hanya budak dari Off, bukan kekasih pria kaya itu. 

***

"apa kau mendapatkannya?" tanya Singto begitu Ia masuk keruangan Off. Off melempar map kuning itu kebawah kaki Singto membuat Singto menatapnya dengan heran.

"ada apa lagi Off?" tanya Singto seraya memungut map kuning itu.

"si Tua bangka Anuman menyuruhku memilih antara dokumen itu dan Gun" ucap Off

"bagaimana dia bisa tahu soal Gun?" tanya Singto begitu heran

"aku tidak tahu! hanya saja tadi dia mengira kalau Gun adalah kekasihku, makanya dia menculik Gun dan menyandranya" jawab Off memberi penjelasan

"dan kau lebih memilih dokumen ini?" tanya Singto mengacungkan map kuning ditangannya

"apa kau pikir benda itu akan ada disini jika aku memilih Gun?" tanya Off sarkas

"kau brengsek Off! bagaimana bisa kau menukar nyawa Gun dengan dokumen ini?!!" seruh Singto seraya melempar kembali map kuning itu kemeja Off.

 "dokumen itu hanya berisi bukti-bukti penggelapan dana dan perbuatan kotor dari Tuan Bir, tapi kau dengan tegahnya lebih memilih dokumen gila itu ketimbang Gun? apa sebegitu napsunya kau Off untuk menghancurkan Tuan Bir dan mengambil ahli semua sahamnya?" tanya Singto sarkas. Singto tak paham lagi dengan jalan pikir Off, yang lebih mementingkan kekuasaan ketimbang nyawa seseorang. sebenarnya ini bukan kali pertamanya Off melakukan hal itu. sudah sejak lama, Off melakukan berbuatan kotor seperti ini, Off sering kali mengorbankan apa saja atau siapa saja hanya untuk mendapatkan kejayaannya. Off tidak pernah memikirkan tentang orang lain, jika dengan begitu bisa membawanya pada keuntungan. 

Off Jumpol, pengusaha terkenal yang bukan hanya terkenal karena keberhasilannya diusia muda, melainkan juga terkenal karena permainan kotornya. banyak perusahan pesaing yang menjadi korban manipulasi dan permainan kotor yang Off lakukan. Off tidak pernah ingin menjadi yang dibawah, Off terobsesi pada kebesaran, kejayaan dan kekuasaan, untuk itu, Off rela melakuakan apa saja untuk mecapai 3 hal itu. Off tidak pernah bersaing secara sportif, dia selalu main belakang, dia selalu menusuk dari belakang, bukan takut, hanya saja itu menjadi kesenangan tersendiri bagi Off.

Singto menggelengkan kepalanya, merasa benar-benar tidak bisa lagi menolerir perbuatan Of kali ini. "kau urus saja sisanya sendiri Off, aku tidak ingin lagi bergabung dengan permainan kotormu!" ucap Singto lalu berbalik untuk meninggalkan ruangan Off, namun satu perkataan Off membuat Singto mengurungkan niatnya untuk keluar.

"ck, lagi pula itu hanya Gun, Singto. toh dia bukan siapa-siapanya kita, dia hanya budakku, orang tuanya saja sudah menggadaikannya padaku, bukankah itu hak ku untuk melakukan apa saja padanya?" tanya Off menyinggung. Darah Singto benar-benar mendidih kali ini, dia berbalik dan berjalan cepat mendekat ke meja Off, dengan gerakan terlatih dia menarik kerah kemeja Off hingga membuat Off berdiri dari kursi kebesarannya.

K E Y B O A R D [offgun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang