Gun berjalan menembus malam yang sepi sembari menangis yang tak berhenti juga. Gun mengusap kasar pipinya sekali lagi, ditelannya semua kesedihan begitu pagar tinggi mansion Off terlihat didepannya. tumben sekali pagar tinggi itu tidak tertutup semua meski malam telah larut. Gun tahu Off sengaja membiaran pagar mansion terbuka sedikit, seakan menyisahkan ruang untuk Gun masuk. sebab diatas jam 5 sore, semua pekerja di mansion Off pulang, termaksud satpam.
sebenarnya mansion Off dilindungi perangkat penjagaan yang ketat, sehingga tidak membutuhkan satpam untuk berjaga, pagar itupun dilengkapi dengan perangkat pendeteksi wajah, dan kata sandi, sehingga Off harus sengaja membiarkan pagar mansionnya terbuka sedikit, jaga-jaga kalau Gun pulang ke mansion, mengingat tadi keduanya berpisah dalam keadaan tidak baik.
ini sudah lewat dua jam sejak Off meninggalkan Gun berjalan kaki sesuai keinginan remaja itu. Off sendiri tidak menyangkah remaja sehat seperti Gun harus membuhkan waktu selama ini untuk menempu perjalanan 200m dengan berjalan kaki. apa anak itu berjalan seperti kura-kura? sangat lamban.
Gun memasuki mansion yang terasa begitu lengah, namun begitu dipenuhi aroma minuman berakohol yang menusuk indra penciumannya membuatnya mual seketika.
"kau pulang?" tanya Off tak acuh dari arah ruang tengah mansion. Gun berjalan mendekat, dilihatnya beberapa kaleng bir yang berserakan dibawa lantai ruang tengah. pandangannya berganti menatap pria dewasa didepannya.
"Tuan mabuk lagi?" tanya Gun tak percaya
Off menggeleng kemudian kembali memdudukan tubuhnya ke sofa "ini hanya bir, aku tidak mabuk semudah itu" jawabnya sembari bersandar dengan nyaman.
Off melirik pada Gun yang masih terdiam ditempatnya, hanya menunduk menatap kaleng bir yang tepat berada dibawah kakinya.
"kemari Gun" panggil Off seraya menepuk tempat disampingnya yang masih kosong. Gun terlihat ragu, namun akhirnya mendekat juga.
"maaf" ucap Gun sembari menunduk, membuat Off menoleh terkejut padanya.
"seharusnya Gun tidak mengungkit soal Nathan.. maafkan Gun, Tuan" lanjut anak itu kembali menangis. benar semua ini salahnya. salah egonya yang terus ingin tahu seperti apa perasaan Jumpol padanya yang padahal tidak perlu dicari tahupun sudah sangat kentara Jumpol tidak menyukainya sama sekali. Gun hanya menyiksa dirinya sendiri dengan itu.
"tidak apa, aku saja yang terlalu sensitif menyangkut Nathan" jawab Off tenang. kembali diteguknya bir yang ada ditangannya.
"apa Tuan tidak apa-apa?" tanya Gun hati-hati
Off mengangguk. keheningan mulai tercipta detik itu juga. baik Gun maupun Off sama-sama diam, tenggelam dalam pikiran masing-masing. Gun pikir dengan mengalah dan meminta maaf pada Off bisa membuatnya tenang, namun apa ini? Gun sama sekali tak merasa puas. sebut saja dia tak punya malu, namun rasa ingin tahunya begitu besar.
"Gun......" panggil Off ragu setelah lama terdiam
Gun mendongkak menatap Off "aku mencarinya Gun" lanjut Off membuat Gun membola menatapnya.
"aku sudah mencarinya Gun. mencarinya kemana saja, bahkan sampai kebelahan bumi yang lain"
"aku mencari seperti orang gila Gun, untung aku tidak benar-benar gila karena itu" Off menoleh pada Gun, membuat Gun memberanikan diri menggenggam tangan Off, mengusapnya dengan lembut berusaha menyalurkan ketenangan pada pria dewasa yang kini memandangnya dengan tatapan memelas, ada genangan air mata yang siap untuk tumpah, namun Off seakan berusaha keras agar tidak menangis didepan Gun. Berbedah dengan Gun yang memang sudah menangis sejak tadi. Wajahnya berantakan dibanjiri air mata.
"dia yang sudah pergi Gun, dia yang memilih meninggalkanku, dia yang tidak membiarkan aku menemukannya, bukan aku yang tidak ingin mencarinya"
"Bukan hanya Nathan, tapi juga orang tuaku. mereka bersembunyi dan menghilang, tidak perduli sekeras apa aku berusaha menemukan mereka." lanjut Off, membuat Gun memberanikan diri menarik tubuh besar Off untuk dipeluk. Gun mengusap lembut punggung lebar Off, sembari membisikkan kata-kata penenang yang begitu dibutuhkan Off.
KAMU SEDANG MEMBACA
K E Y B O A R D [offgun]
FanfictionJika saja dalam kehidupannya Off memilki tombol-tombol seperti yang ada pada keyboard, maka pria itu akan dengan senang hati menekan tombol DELETE untuk menghapus semua kenangan buruk dalam ingatan Gun atau CTRL+Z untuk kembali ke masa lalu dan memp...