7

581 54 3
                                    

sudah lewat dua minggu sejak insiden restoran italia itu, Gun sudah tidak bekerja disana lagi, soal uang sekolah Gun, tidak usah dipikirkan lagi, Off telah melunasinya. tapi pekerjaan Gun bertambah. Gun tidak hanya bekerja melayani Off dimansion, tapi kini Gun juga harus melayani Off di kantor, atau dimanapun Off berada, Gun harus ada juga. kata Off biar Gun tidak lagi mencari bos baru seperti kemarin. Gun ini miliknya, jaminannya, mana bisa Gun menjilat di tempat lain juga, tentu saja Off tidak mengizinkannya. tidak tegah kali yah...

seperti sekarang Gun sudah berada dedepan kantor Off setelah pulang dari sekolahnya, anak itu telah mengganti kemeja sekolahnya dengan kaus putih polos yang agak press ketubuhnya berjalan dengan terus-terusan menunduk hormat pada siapa saja karyawan Off yang dijumpainya.

di lantai 15, Gun lagi-lagi menunduk hormat pada beberapa karyawan Off yang ada disana. didepan ruangan Off tentu saja Gun menyapa Singto yang memang menempati meja didepan ruangan Off.

"oh nong Gun, apa Boss memintamu datang?" tanya Singto setelah mengalihkan perhatiannya dari layar komputer didepannya.

"iya Phi, apa Gun boleh masuk kedalam?" Tanya Gun masih dengan senyuman manisnya

Singto terlihat berpikir sebentar kemudian menganggukkan kepalanya "masuklah Nong" pintah Singto lembut, lalu disusul senyuman manis khasnya. Gun mengangguk kemudia segerah berjalan menuju ruangan Off yang tidak terlalu jauh.

Gun mengetuk pintu coklat didepannya, setelah mendapat jawaban dari dalam dia masuk. 

ternyata diruangan itu Off tidak sendirian, ada seorang wanita  berpakian rapi yang tengah berdiri didepan meja Off sembari menunduk takut, karena Off tengah memarahinya habis-habisan akibat  kehilangan tender besar.

"dari awal sudah kukatakan padamu, kalau tender ini sangat penting, dan harusnya kau bisa mendapatkannya!! dasar tidak becus!!" sekali lagi Off memarahi wanita itu, karena amarahnya yang sudah memuncak, Off mengambil gelas berisi air dimeja kerjanya, lalu menyiram semua isi gelas itu kearah wanita yang tengah berdiri didepannya, namun siapa sangkah, Gun yang sejak tadi berdiri didekat sofa mengambil langkah yang lebih cepat, dia berdiri didepan wanita malang itu, menghadang cipratan air yang Off siram agar tidak mengenahi wanita dibelakangnya, dan berakhir dengan tubuh bagian depannya yang basa kuyub.

"GUN!!! APA YANG KAU LAKUKAN??!" bentak Off setelah menyadari targetnya masih terlindungi

"Tuan, maafkan nona ini, dan juga Gun" ucap Gun dengan suara gemetar, kakinya bahkan ikut gemetar saking takutnya melihat wajah marah Off.

Off mendengus kesal benar-benar Gun ini selalu saja mengacaukannya, tidak di mansion, tidak dikantor, tidak dimana-mana. Off menatap tajam pada Gun, namun sesaat kemudian matanya tertuju pada baju kaus Gun yang semakin melekat pada tubuh mulus Gun karena basah. bukan karena tubuh atletis Gun yang membuat Off menatap terejut (memang tubuh Gun tidak atletis sama sekali), tapi karena dua titik kecil yan ada di dada Gunlah yang begitu mengalihkan pikiran Off. 

sialnya Gun memakai baju putih yang membuat segala didalamnya telihat begitu jelas karena bajunya sudah basah oleh air. bahkan Off bisa melihat bentuk dada Gun yang cukup mengembung meski tidak sebesar milik wanita pada umumnya, dan entah otak Off telah teracuni atau mendapat bisikan setan, Off menatap lekat pada dua nipple Gun yang berwarna pink menggoda. Off menelan kasar salivanya, lalu menggelengkan kepalanya kuat-kuat.

'sial. Aku Straight!! Aku Straight!!' berulang kali Off mengulang kata Straight dalam benaknya

"Sil, keluarlah!" pinta Off keras. wanita yang bernama Sil langsung mangangkat wajahnya menatap pada Off penuh tanya, apakah itu artinya karirnya berakhir disini?

"Tuan, aku minta maaf Tuan, mohon maafkan aku, tapi jangan pecat aku Tuan,, aku mohon" tangis wanita itu pecah, dia memohon begitu piluh. disampingnya Gun ikut-ikutan menangis melihat air mata dan kata-kata piluh yang dikeuarkan Sil.

K E Y B O A R D [offgun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang