Setelah berkendara beberapa lama akhirnya mereka sampai di rumah Gibran yang sangat besar. Renald sempat melongo namun Ia sadar kalau rumahnya tak jauh besar dengan rumah Gibran.
Seorang satpam terlihat membukakan gerbang rumah Gibran yang menjulang tinggi.
"Ayo turun sayang" Ujar Gibran setelah memarkirkan mobilnya.
"Sayang sayang najis" Renald langsung membereskan barang-barangnya dan berlalu keluar mobil.
Gibran tersenyum tipis, "Sebentar lagi" Gumamnya.
Renald berdiri di depan pintu rumah Gibran yang sangat besar dan mewah. Gibran langsung memasukkan sidik jari tangannya dan pintu itu langsung terbuka otomatis.
Seketika mata Renald langsung dimanjakan dengan isi rumah Gibran yang sangat mewah. Pilar pilar menjulang tinggi begitu juga dengan gordennya. Banyak peralatan mewah yang tersusun rapi di rumah Renald seperti guci-guci dan patung langka.
"Ayo sebelah sini" Gibran berjalan membelakangi Renald dan berjalan menuju sebuah lift
Lift? Renald terbelalak rumahnya besar tapi tidak sampai pakai lift.
"Bapak lo kerja apa Rey?" Tanya Renald random.
Renald tersenyum miring dan mendekatkan wajahnya ke arah Renald perlahan.
"M-mau ngapain lo" Renald menutup matanya deg-degan.
Ting
Renald membuka matanya melihat eskpresi Gibran yang sedang menahan tawa dengan eskpresi yang menyebalkan.
"Pffftt geer banget lo orang mau pencet tombol lift hahaha"
"Dih siapa juga orang mata gue kelilipan" Bohong Renald sambil mengusap-ngusap matanya.
Gibran hanya tersenyum miring melihat tingkah Renald.
Sesampainya di kamar Gibran yang sangat luas itu Renald langsung mendudukkan pantatnya di karpet berbulu di samping ranjang king size milik Gibran.
Renald langsung mengeluarkan buku-buku pelajaran dari dalam tasnya sementara itu Gibran tampak membuka seragam sekolahnya tanpa canggung. Renald yang menyadari hal itu langsung melotot.
"Eh eh mau ngapain lo"
"Ganti baju lah" Jawab Gibran sambil menurunkan celananya
"Di kamar mandi bego"
"Lah serah gue, kamar kamar siapa"
Renald meringis kata-kata Gibran ada benarnya dia langsung memalingkan wajahnya.
"Kenapa lo, sama-sama laki kenapa harus malu" Goda Gibran
"Bacot udah buruan ganti baju baru belajar"
"Iya pak guru"
Setelahnya Gibran duduk di samping Renald mendengarkan penjelasan Renald yang sama sekali dia tidak mengerti, melihat angka di buku saja sudah membuatnya pusing. Fokusnya hanya ke wajah Renald.
Plak
Lamunan Gibran buyar saat Renald memukul kepalanya menggunakan buku paket.
"Heh ngerti gak malah bengong"
Gibran menggeleng polos sambil mengusap kepalanya
"Kalau bukan lo yang ngegeplak pala gue udah habis lo" Ujar Gibran dengan wajah datar suasana di kamar Gibran langsung berubah drastis. Melihat wajah Renald yabg menegang membuat Gibran tertawa
"Canda sayang hahahah" Ujar Gibran yang langsung mendaratkan kepalanya di pundak Renald sambil memeluknya dari samping
"Ih apaan si lepas" Renald berusaha mendorong kepala Gibran yang rambutnya menggelitiki wajah Renald

KAMU SEDANG MEMBACA
Renald X Gibran [End]
Teen FictionKisah murid badboy yang selalu membully guru muda yang baru pindah ke sekolahnya. Namun, lama-kelamaan timbul rasa di antara mereka berdua. Berawal dari benci Gibran berubah menjadi sosok possesive terhadap Renald. ⚠️Cerita ini bertemakan boys love...