9

46.8K 2.8K 75
                                        

Renald terbangun dari tidurnya, yang pertama kali dia lihat adalah langit-langit kamar berwarna hitam yang jelas bukan kamarnya.

Ia mencoba mengingat-ingat kejadian sebelumnya yang sontak membuat air matanya mengalir deras. Ia habis diperkosa oleh anak muridnya sendiri.

Renald marah kepada dirinya sendiri kenapa Ia tidak sebegitu berdayanya melawan Gibran. Renald tidak bisa kejadian pahit saat Ia kecil membuatnya lemah.

"Ren sudah bangun syukurlah"

"JANGAN MENDEKAT" Renald langsung melempar bantal dan menutupi badannya dengan selimut

"Tenang Ren ini gue Aldo"

Renald mengintip dari selimutnya saat Ia menyadari bahwa itu benar-benar Aldo tangisnya langsung pecah.

"Hikss do lo pasti jijik sama gue do, Gibran udah ngelecehin gue"

"Sssst udah gak Ren gue tetep sayang sama lo" Ujar Aldo sambil memeluk Renald

Setelah puas menangis akhirnya Renald berhenti menangis.

"Gimana lo nemuin gue do" tanya Raka dengan mata yang masih berkaca-kaca.

"Gibran ninggalin lo di gudang sendirian tanpa busana"

Mendengar itu Renald ingin menangis lagi tapi langsung tertahan karena Aldo langsung membungkam mulut Renald dengan mulutnya.

Aldo melepaskan ciumannya, Renald masih terpaku.

"Udah jangan nangis lagi" Aldo kembali memeluk Renald

"Kenapa lo nyium gue do"

"Lo si nangis terus"

Plak

"Ya gak dicium juga kali" Renald langsung mengelap bibirnya. Ketika Renald ingin beranjak dari tempatnya tiba-tiba Ia merasakan perih dibagian bawahnya.

"Sshhhhh"

"Kenapa Ren"

"Anu pantat gue sakit" Ujar Renald dengan wajah memerah.

"Oh tadi gue dari apotek sudah gue beliin salep bentar" Aldo tampak mencari salep dari laci kamarnya.

"Kok lo tau do"

"Tadi gue liat merah banget" Ujar Aldo watados

"HAH LO LIAT" Wajah Renald kembali memerah karena malu.

"Santai aja kali, sini gue taroi salep dulu pantat lo"

"Hah gila lo ya, gak gue bisa sendiri" Tolak Renald

"Gak bisa Ren nih ada tulisannya harus diusapin sama orang lain"

Renald menautkan alisnya
"Bilang aja lo mau liat pantat gue dasar cabul"

"Yaudah terserah olesin sendiri" Aldo melempar salepnya ke atas kasur dan berlalu pergi.

Renald jadi tidak enak karena Aldo yang sudah menolongnya.
"Dih ngambek yaudah nih olesin" Renald langsung tiarap di atas kasur

Aldo yang tangannya sudah memegang gagang pintu langsung berbalik sambil tersenyum. Aldo duduk di samping Renald. Dada Renald berdegub kencang Ia gugup bercampur malu.

"Gue buka ya" Aldo menarik celana Renald hingga tampak bongkahan pantat Renald yang putih. Aldo tampak menelan ludahnya.

"Lo liatin apa buruan bego gue malu"

"Gimana gue ngolesinnya, lo nungging dulu Ren"

"Gila, gak mau"

"Ya masa gue yang harus ngebuka pantat lo"

Dengan terpaksa Renald menaikkan pantatnya. Melihat itu Aldo langsung mengoleskan salepnya ke lubang Renald dengan perlahan.

"Shhhh pelan-pelan"

"Iya ini udah pelan"

"Lo ngolesinnya pakai apa"

"Jari"

"Heh nanti tangan lo kotor"

"Ngga, nanti dicuci"

Setelah beberapa saat akhirnya Aldo selesai dan menaikkan celana Renald kembali.

Renald baru sadar baju dan celana yang dia pakai bukan punyanya. Berarti Aldo udah liat semuanya dong.

"Nanti kita periksa ke dokter ya takutnya ada infeksi, pas gue nemuin lo, itu lo sampai berdarah"

Mendengar hal itu Renald ingin menangis lagi

"Ckk udah jangan nangis lagi malu sama otot lo noh"

"Makasih ya do"

"Iya, lo gak niat lapor polisi Ren? Gibran udah kelewatan"

Renald hanya menggeleng, selain malu dia juga tidak ingin kedua orang tuanya mengetahuinya.

"Gak usah do, kayaknya gue bakal pindah ngajar, gue ga kuat ngeliat muka Gibran di sekolah.

"P-pindah? Lo serius Ren, masa lo ninggalin gue" Ujar Aldo kecewa

Renald mengangguk, tak ada jalan lain selain pindah mengajar karena melihat Gibran di sekolah hanya membuatnya sakit hati.

Aldo berusaha memaklumi Renald dia tahu posisi Renald seperti apa, Aldo menguatkan rahangnya, dia geram dan sangat marah kepada Gibran. Kalau bukan karena permintaan Renald, Aldo pasti sudah melaporkan Gibran ke polisi.

.

Keesokan paginya Gibran berangkat ke sekolah dengan terburu-buru, dia memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi tak peduli dengan pengendara lain yang sibuk mengklakson. Dia hanya ingin bertemu Renald sekarang ini dan meminta maaf.

Sesampainya di sekolah Gibran langsung berlari menuju kantor dan mencari Renald.

"Mana Renald?" Tanya Gibran kepada seorang guru

"Belum datang mungkin"

"Bangsat" Gibran menggebrak meja dan mengacak rambutnya frustasi.

Gibran memutuskan menunggu Renald di kelasnya.

"Dahi lo kenapa bos" Tanya Andra saat melihat bekas luka di dahi Gibran.

"Aldo"

"Aldo? Pak Aldo? LO BERANTEM SAMA PAK ALDO?"

"Gak usah teriak ege" Fajar langsung menggeplak kepala Andra.

"Gimana nih" Ujar Gibran gelisah

"Apanya yang gimana" Ujar Fajar bingung

"Kemarin gue khilaf dan merkosa Renald di gudang belakang"

"HAH"

Fajar dan Andra melongo

"Serius lo bos"

Gibran hanya menggangguk lesu

"Lo pasti nyesel si"

"Bantuin gue dong, bilang ke Renald gue minta maaf" Ujar Gibran

Plak

"Lo pikir lo habis ngapain ha, ga semuanya selesai dengan kata maaf" Ucap Fajar emosi

"Sabar jar" Andra mengelus-elus punggung Fajar.






Tbc
13/06/2022


Renald X Gibran [End] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang