• • •
Nafra masih sibuk mengatur Nafasnya, Anak itu ngos ngosan dan benar benar kehabisan tenaga. Om Ronald sialan, eh tapi ini salahnya juga sih suruh siapa mencari mati?
Nafra haus, Anak itu ingin minum tapi untuk berjalan saja kakinya begitu loyo seperti jeli. Didepannya ini rumah sakit besar milik Magantara, hebat bukan dimana mana milik Magantara.
Dirinya melihat penjual minuman di pinggir jalan sana, uh Dia haus sekalih evribadeh. Tapi bagaimana dirinya membeli itu? berjalan saja rasanya susah.
sedangkan di ujung sana, seseorang tengah menatapnya intens. Disana Ada Adnial, Lelaki itu menatap Bocah kecil yang sedang mengoceh sendiri diujung sana. Adnial mengernyit, Kenapa anak itu disana?
"Tuan muda, tuan besar meminta Anda untuk segera menemuinya." Ujar salah satu bodyguard pada Adnial yang tengah menatap Nafra.
"Agrael dimana?" Tanya Adnial, dirinya disini sedang menunggu Adiknya yang satu itu dengan niat ingin pergi menjenguk sang bunda yang tengah drop bersama sama.
"Tuan muda Agrael sekarang sudah Didalam, Tuan muda berada di cafetaria dan sedang makan siang tuan" Ucapnya lagi.
"ikut saya" Kata Adnial dingin, dirinya berjalan menuju Halte dimana Nafra berada.
Sedang Nafra, Anak itu masih lesehan di lantai halte yg sepi itu sembari menutup matanya menahan haus. peluhnya masih membanjiri pelipis anak itu, dirinya benar benar kelelahan. hingga tiba tiba, tubuhnya terasa melayang. Nafra membuka matanya dan langsung tersentak kaget melihat yang menggendongnya ini Adalah Kakak Agrael semalam, Itu Adnial.
"Om lepasin!" Nafra merontah, ada apa ini Adnial tiba tiba menggendongnya.
"Kenapa badanmu penuh keringat seperti ini" Adnial malah kembali bertanya mengabaikan pertanyaan Nafra.
"Lepasin Nafra, om mau culik Nafra? Semalam Kan Nafra udah kabur!" Jawab anak itu seraya merontah hebat di pelukan Adnial.
beberapa pasang mata menatap mereka, dimana sosok Dingin Adnial tengah memeluk Anak kecil yang sedang meronta ronta.
"diamlah, lihat banyak pasang mata yang menatap kita" Kata Adnial dingin yang berhasil membuat tubuh Nafra meremang.
Nafra pasrah, Anak itu memeluk ceruk leher Adnial erat. dirinya juga risih ditatap seperti itu, tapi Nafra juga tidak mau dipeluk peluk oleh om om satu ini.
"Nafra mau di bawah kemana?" Tanya anak itu dengan suara bergetar takut yang terendamnya.
"Nafra mau berteman?" Tanya Adnial mencoba menenangkan Nafra yang terdengar tengah takut itu.
anak itu terdiam namun tak lama setelahnya mulai mengangguk singkat. Cuma berteman kan, tapi masa dirinya berteman dengan om om? kan aneh. batinnya nista.
"Mau membantu Teman?" Tanya Adnial lagi, Dirinya mengusap punggu Nafra yang terasa sedikit basah oleh keringat.
"emang Bantu apa?" tanya Nafra mulai mengangkat kepalanya lalu menatap Adnial. Adnial tersenyum lalu mulai mengusap peluh di pelipis bocah itu.
"Bunda saya sedang sakit, dan dirinya akan sembuh bila bertemu Anak kecil yang penurut. Mau bertemu Bunda saya dan menjadi anak penurut?" Ucap Adnial mencoba membuat Nafra mengerti.
memang benar nyonya besar Magantara tengah dirawat di rumah sakit ini, Almira masuk rumah sakit karna banyak pikiran hingga membuatnya kekurangan cairan dan jatuh sakit. Almira sakit, dirinya memang selalu seperti ini apalagi jika kembali mengingat Anak bungsunya yang menghilang dan tak kunjung ditemukan.
Adnial sedang dalam keberuntungan, Dirinya bertemu Nafra dalam waktu yang tepat. Adnial berniat membawa bocah itu menemui sang bunda, setidaknya untuk mengurangi kerinduannya pada sang adik yang telah lama menghilang. hitung hitung simulasi jika Nafra benar benar adiknya yang hilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
NAFRAZAN
Teen FictionBagi Nafra, ada tiga cara mengatasi kesusahan hidup dalam keadaan sebatangkara yang miskin melintir ini. -REUSE untuk Penggunaan kembali jiwa lemah yang mencoba tetap tegar dengan baik dan benar. -REDUCE untuk Mengurangi overthinking berlebihan aga...