00.38

4.3K 361 9
                                    


•   •   •

pagi ini matahari tampak bersinar terang, menyambut hari pertama Nafra dalam kegiatannya untuk pergi sekolah. setelah kemarin tembus tiga hari dirinya bed rest akibat terserang sakit, Hari ini akhirnya dirinya berangkat sekolah juga.

Tidak meliputi keseluruhan drama pagi ini, dirinya mulai berangkat sekolah dengan diantar Oleh papa dan mamanya. Dimana kebetulan, Jihana beserta Aslan sekaligus juga datang untuk memantau Acara penyambutan beberapa donatur baru di SMA Magantara yang akan dilaksanakan siang nanti.

Kelas saat itu sudah ramai saat dirinya tiba, dan Seperti biasa ketiga Brodi alias Leondra, Davier, beserta Eiden terlihat sudah menunggu dengan hati yang lapang. yang padahal dimana, sudah mewanti wanti akan menjalani hari mereka Tanpa Nafra lagi.

"Akhirnya, Naf. Udah sehat?" Pertanyaan pertama yang keluar dari mulut Davier.

"Sehat lah, kalo engga mana bisa ada disini." dengan cengengesan anak itu menjawab.

"Naf, fyi Malam itu kita disana. Kita juga liat kejadiannya, Kejadian pas.." Ucapan Eiden terhenti, merasa tak suka melanjutkan ucapan selanjutnya.

"Iya, yang ampir mati itu kan. mungkin kalo engga di tarik sama Ayah, Nafra udah jadi ubi sekarang." jawabnya santai.

"bocah, mulutnya!"

"hari ini, kenapa udah masuk sekolah?" pertanyaan kecil dari Leondra akhirnya terutarakan juga.

"Emang gabole? bosen tau dirumah mulu."

"Dua babu lo kemana Naf, gakeliatan ngintilin lo, biasanya kan." Eiden bertanya, merasa heran juga karena tidak melihat Atensi Gavesa dan Agrael.

"Kakak kakak maksudnya? Kakak kakak mah tadi udah dateng duluan, Kan hari ini ada Acara penyambutan buat donatur donatur baru. sibuk mereka tuh,"

"anjai, jamkos dong ya? kebenaran nih. Naf ikut ga, tar siang gue Davier sama Leondra tanding, Di luar kegiatan sekolah sih ya. ini ngisi kegiatan doang di FPN sana, udah lama lo gak ngikut liatin kita tanding basket. hari ini, mau gak?"

"Hah, beneran?!! Mauuu dong, Ayo ajakin Nafra. mauuu ikuttt." mendengar penjelasan Eiden, Antusiasme anak itu menguar. membuat respon bahagia dari Leondra Davier dan Eiden ikut merekah mendengar ucapan Nafra barusan.

"Yes! kata gue juga apa bego Den, If we never try, how would we know.." Ada nada terselip dalam ucapan terakhirnya, Davier tak kalah senang.

"Diijinin gak?"

suasana seperti terjeda, sub topik baru dari pertanyaan yang Leondra ucapkan membuat Nafra sedikit terdiam.

"Emm, Gimana kalo kita perginya diem diem aja?" katanya agak ragu ragu.

"muke gile ni bocil, Mana bisa gitu. tar yang ada di hap keluarga lo kita!"

"Ish, kalo minta ijin sampe kiamat juga gak akan diijinin. tau banget Nafra mah, makanya kita kabur aja. gapapa sekali kali, Nafra gak pernah juga. lagian cuma nonton tanding doang." lanjutnya terlihat tidak ingin melepas kesempatan kali ini.

"Le, gimana?"

"Ayo dong, minta bantuan yang lain. Rajazkar sama yang lain ikut juga kan? minta bantuan mereka, Ayo lah.." Memaksa, Nafra memaksa. yang ujung2nya, di angguki ketiga temannya.

"YES! tapi.. nanti abis istirahat aja bisa gak ya, soalnya ayah sama bunda nanti bakal dateng." Lanjutnya lagi.

"ya, liat nanti."

Percakapan berakhir, ditutup dengan harapan Nafra juga planing matang yang akan mereka siapkan.

. . .

NAFRAZAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang