• • •"Kenapa engga pulang-pulang.. tadi janjinya hari ini!" suara omelan Nafra tampaknya membuka dialog chapter untuk hari ini.
"Itu kan kalau Nafra sudah enakan, Sekarang kan belum fullfit. punggung Nafra juga masih sakit kan?" Jawab Vindra yang sedang fokus dengan buah-buahan sang Adik.
"Sakitnya cuma dikit, besaran juga rasa mau pulangnya Nafra." ketusnya merasa di php-kan oleh dokter muda didepannya ini.
"sayang, sampai besok ya? bunda janji, besok Nafra benar benar akan pulang kerumah. untuk hari ini aja ya?" sang bunda bersuara, berucap dengan bujukan nada maut yang tentu saja susah untuk ditolak oleh Nafra.
"yaudah bunda.." walau terpaksa, tapi harus iya. tidak apa Nafra untuk hari ini saja. batin Nafra, mau bagaimana lagi?
baru akan menerima suapan buah dari Vindra seraya menunggu makan siang buatan sang bunda, atensi beberapa orang muncul di balik pintu kamar rawatnya.
"Mas sudah pul, yaampun Agrael kenapa! ada apa?" Almira terkejut, Alamsyah tiba dengan Agrael yang sudah tampak bonyok beserta beberapa pemuda yang tidak Almira kenal. dan salah satu dari mereka juga tampak babak belur seperti halnya Agrael.
"abang?" seluruh Atensi tampak berpusat pada Nafrazan, Leondra tersenyum. Nafra sudah dirinya temui namum, kenapa harus rumah sakit dan infusan?
"Nafra, kenapa ada disini?" Leondra berucap dengan maju perlahan hendak memeluk sahabat mungilnya ini sebelum baju bagian belakangnya terasa seperti di tarik seseorang.
itu Agrael, tentu saja dirinya tidak akan membiarkan.
"lepas!" Leondra menyentak membuat Agrael yang memang masih tidak terima dan sedikit emosi mulai ancang ancang ingin kembali memukul Leondra,
"Agrael berhenti! ayah bilang berhenti." Alam membentak membuat semua yang disana sontak menghening, beberapa dari mereka tentu saja takut. Aura tidak mengenakan seorang Alamsyah Magantara terasa kental dalam ruangan ini.
"Abang kenapa bonyok bonyok? pada berantem apa?" Nafra satu satunya yang membuka suara di saat Alam sedang dalam mode menyeramkannya itu.
"Vindra, tolong bunda nak. kita obati Agrael dan temannya ini ya." Almira berucap yang reflek di anggukan Vindra.
"Agrael gada temen kayak dia bun."
"Saya juga bukan teman orang angkuh ini, tante."
"Bunda, abang Abang ini temennya Nafra." tengah Nafra menyadari beberapa hal. dan yang pasti Leondra beserta Agrael baru saja berkelahi. tidak tau sebab akibatnya tapi ini bukan suatu hal yang baik, tentu saja.
"Obati luka kalian dulu, baru Nafra bisa benar benar kalian ajak bicara." Mutlak Alamsyah lalu mulai maju menggendong sang bungsu. mengajaknya menjauhi pemuda pemuda yang adalah teman Nafra yang Tampak sudah menuruti perkataannya, termasuk Agrael.
"Den, kuduk gua diri mulu.. dia apa kagak pegel ya, ni ruangan auranya horor ajg" bisik Davier pada Eiden yang membisu sedari tadi.
"kalo bukan Karna bocil gue mana sudi disini anj, berani sumpah gue ga lagi lagi biarin Leondra kelepasan gini. kita juga yang kena" Jawab Eiden tak kalah berbisik.
"Untung Magantara yang lain kaga disini ye Den, kalo iya mari tebak tebakan kita. lo ntar di cincang apa di sate kira kira?"
"babi lo, kata gue lo diem."
kembali hening, setelah keduanya berbisik dan bertemu Atensi Vindra keduanya lebih memilih diam. berjulid di keadaan seperti ini tampaknya kurang bagus dan tepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
NAFRAZAN
Teen FictionBagi Nafra, ada tiga cara mengatasi kesusahan hidup dalam keadaan sebatangkara yang miskin melintir ini. -REUSE untuk Penggunaan kembali jiwa lemah yang mencoba tetap tegar dengan baik dan benar. -REDUCE untuk Mengurangi overthinking berlebihan aga...