• • •malam menuju larut, setelah makan malam dan menyaksikan bagaimana habisnya Gavesa di omeli Mama dan bunda mereka, kini Agrael dan Gavesa ikut kembali menuju kamar nafra.
tadi, Gavesa mengajukan diri untuk menemani Nafra tidur 'dan Agrael yang tidak mau ketinggalan pun terpaksa harus ikut dengan Gavesa untuk tidur bersama Nafra.
Nafra kesal, Karna pikirnya malam ini pasti dirinya akan melewati Malam yang panjang dengan dua orang Freak yang sialnya adalah saudara kandungnya sendiri.
dan benar saja, setelah ketiganya mulai memasuki Kamar milik Nafra ketenangan seakan hilang.
"gue yang di kasur sama Nafra lah, lo ngelantai aja sana." Agrael mendorong Gavesa dengan kakinya kuat hingga membuat badan Gavesa menghantam lantai beralaskan karpet bulu yang ada di kamar Nafra keras.
Kasur king size Nafra memang sebenarnya bisa menampung mereka bertiga, Namun kedua orang freak ini pada dasarnya tidak mau diam sedaritadi.
"Enak aja, ini kan ceritanya gue yang sama Nafra." Gavesa kembali menaiki kasur dan menghantam kepala Agrael dengan boneka lumba lumba besar yang ada disana.
"Gavesa jangan kayak babi ya, bangsat." Agrael emosi, Gavesa ini baginya memang sangat Anjing.
"Mulut lo anjir, Gue aduin ayah lo ngumpat depan Nafra." Ancam Gavesa yang memang akan berbalik menuju kamar sang ayah dan bunda untuk mengadukan kelakuan Agrael barusan.
"Maaf dek, keceplosan. eh chuky, ga usah cepu lo tai." Setelah meminta maaf kepada Nafra, Agrael kembali turun dari ranjang kemudian mengejar Gavesa yang memang sudah berada di ambang pintu.
"nahloh El. Ga usah lo tahan Gue, Gue aduin biar lo tidur sama kodok di deket kolam sana."
"Awas aja, gue kunciin lo di luar. Jangan masuk sini lo, inget Nafra belum ada Maafin lo ya!"
"Makanya bagi gue sama Nafra apa. Gue mau bujuk dia, lo beneran tega. ni jajan gue udah di potong, Masa kaga dapet Maafnya adek juga?" Muka melas ia pasang, menatap Nafra yang sedari tadi diam di atas kasur kemudian menatap Agrael yang memasang tatapan jijik.
"Muka lo jelek banget sumpah Ve, Y ok. betiga ya kita, maruk dikit gue sepak lo." keduanya mulai berbalik. menuju Nafra yang tak bereaksi di atas kasurnya sana.
"Adek ngantuk? Yuk bobo. Biar Kakak puk puk." Agrael mengambil tempat di tengah, dengan posisi Nafra di samping kanan dekat dinding lalu Gavesa di sebelah Agrael.
"El, trus gue ngomong sama Adek gimana?" disaat keheningan yang tercipta selama beberapa detik, Suara pelan dan memelas Gavesa kembali terdengar.
"Gavesa, geli goblok." Agrael mengeluh, Suara Gavesa yang seperti berada tepat pada telinganya benar benar membuat dirinya merinding.
"Nafra ngantuk, ini bisa diem engga? Huhu, Nafra mau pindah kamar Bunda Ayah aja." Anak itu benar benar kena Mental.
"Ehh, ini salahin Gavesa dek. ribut banget dari tadi emang bego gabisa diem."
"Lo anjing, gue mulu."
"hah lo, Empas ya Ve. lo aduin gue ngumpat, gue aduin Balik lo."
batin Nafra berteriak, menangis depresi dengan kelakuan Agrael dan Gavesa sekarang. tidak habis pikir, Agrael dan Gavesa saat ini benar benar berbeda dengan mereka saat berada di sekolah.
"Nafra udah maafin kakak kan, kakak bener bener gatau kalo adek yang di kelas tadi. kalo tau Nafra adek kakak terlucu sedunia, Mana mungkin kejadian kayak gitu." Gavesa mode serius, begitu menyesali apa yang telah terjadi tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
NAFRAZAN
Teen FictionBagi Nafra, ada tiga cara mengatasi kesusahan hidup dalam keadaan sebatangkara yang miskin melintir ini. -REUSE untuk Penggunaan kembali jiwa lemah yang mencoba tetap tegar dengan baik dan benar. -REDUCE untuk Mengurangi overthinking berlebihan aga...