00.11

12.6K 978 12
                                    


•   •   •

Ruang rawat khusus atau yang biasa kita sebut dengan ruang VVIP itu tampak ramai dengan percakapan keluarga Magantara, bahkan Agrael yang tadinya belum ada kini sudah duduk di samping brankar sang adik seraya terus mengecupi tangan kecil Nafra.

tidak terlalu kaget dengan penjelasan keluarganya karna memang sedari awal, Agrael sudah merasa bahwa Nafra bukanlah seperti orang orang asing yg dirinya temui kebanyakan.

dan benar saja, bocah yg pernah diserempet mobilnya dan yg sering dirinya recokin ternyata adalah adiknya sendiri. Adik kecil yang sudah lama dicari keluarganya, Nafrazan Argeova milik Magantara..

"Bang, adek bangunnya kok lama banget.. Adek gapapa kan?" Pertanyaan yang keluar dari mulut Agrael mengalihkan atensi semua orang yang ada disana.

"Adek masih kena pengaruh bius, sabar yah bentar lagi Adek bangun kok. Adek masih butuh istirahat, adek gini cuma karna kecapean kok. untuk Adek yang bisa dibilang masih belum besar besar banget gini aktifitas berat belum cocok buat dia, imunnya turun seperti anak anak lain kebanyakan ketika meladeni Aktifitas berlebihan. gak usah khawatir udah Abang obatin kok." ucap Vindra panjang lebar sekalian menjelaskan pada Agrael yang posisinya memang masih belum tau tentang keadaan sang adik.

Agrael mengangguk, helaan nafas nafas berat tampak bersahut sahutan dengan dalih mengurangi kegusaran hati nyawa nyawa yang ada disana. mereka semua tentu saja merasa bersalah karna bisa di katakan Nafra begini karna mereka yang sudah sangat telat menemukan dirinya hingga di umur yg masih kecil, Nafra sudah harus banting tulang kerja serabutan hanya demi sesuap nasi untuk hari harinya.

10 menit masih sibuk dengan pemikiran masing masing mereka, suara batuk dari bocah kecil yang mereka tunggu kesadarannya tampak membuat mereka sedikit merasa lega. karna artinya Nafra sudah akan sadar.

Nafra bergerak gelisah di ranjang pesakitannya. tangannya yang terasa kebas serta kerongkongannya yang begitu sangat tidak nyaman dan kepala yang terasa berdenyut nyeri membuatnya sadar bahwa dirinya benar benar sedang tidak baik baik saja, gawat.

Nafra belum sadar dengan sekitarnya karna dirinya memang masih belum membuka netranya, masih sibuk dengan segala keresahannya hingga dinginnya stetoskop milik Vindra yang mengenai dada telanjangnya membuat mata lentik itu perlahan terbuka.

hal pertama yang dilihatnya adalah ruangan putih berbau obat obatan yang sangat dirinya benci, Rumah sakit.

Nafra tau ini di rumah sakit, namun sebentar..

"ini kenapa disini?" batin Nafra masih mencerna keadaan.

mata anak itu merem melek, berusaha menolak cahaya silau lampu sorot yang membuat matanya tak nyaman sembari mencoba mengingat semuanya.

yang Nafra ingat terakhir dirinya hari ini tidak masuk sekolah karena sedang tidak enak body, dirinya pindah ke bawah kasur demi mencari sensasi dingin, dan dirinya..

DIBAWAH SECARA PAKSA OLEH KELUARGA ADNIAL YANG MENGAKU NGAKU KELUARGA KANDUNGNYA??!!!!

nafra baru akan sadar dalam artian benar benar sadar dengan keadaan dan posisinya sekarang ini dimana saat kembali membuka mata, telapak tangan seseorang tampak menghalangi cahaya silau lampu yg sedari tadi dihindari oleh netra sayu Nafra.

itu telapak tangan Agrael yang sedang menatap dirinya penuh bahagia.

meliarkan matanya lagi, Nafra sadar total. sadar sepenuhnya bahwa dia dikepung seluruh keluarga Magantara yang pernah dirinya temui lalu.

kaget dan panik tentu saja, di keadaan macam ini seperti biasanya pikiran Nafra tentu saja memintanya kabur. namun bagaimana bisa, bergerak se-inci saja badannya terasa begitu lemas.

NAFRAZAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang