00.15

12.1K 873 5
                                    

•  •  •

masih di hari yang sama dengan kekacauan pagi tadi yang telah usai, kini jakarta sudah masuk pada waktu pukul 11:27 dimana langit yang mendung tadi sudah cerah seperti wajah Adnial dan Raizel saat ini.

keduanya yang tadi berkesibukan hingga tak bisa menemui sang adik di pagi hari kini sudah tiba dengan wajah berseri cerah secerah langit jakarta siang ini.

Akhirnya,

"Nafra sudah makan?" Adnial memulai pembicaraan,

"makan makan Mulu! kalo makanannya Sate mang ujang Nafra bakal jawab belumm, tapi kalau bubur Nafra udah kenyang-!" Jawabnya cepat. Nafra sekarang buburphobic, tolong catatkan.

"Nanti ya, kalau Nafra sudah sembuh mau makan sate segerobak sampai Nafra jadi kang sate juga gapapa. Asal harus sembuh dulu, ok?" Nafra memutar bola matanya malas, Lawakan Raizel terdengar sangat tidak lucu.

Diruangan ini Hanya ada dirinya dengan Raizel beserta Adnial, Orang orang tadi pagi sudah memulai rutinitas mereka. Agrael yang dipaksa sekolah, Aslan dan Jiha yang pergi bekerja serta Vindra yang mendadak ditugastempatkan di TKP kecelakaan beruntun depan RS Magantara.

sedangkan Ayah dan Bundanya sedang pulang mengambil beberapa perlengkapan yang dirasa mereka kurang.

Nafra sudah tidak marah dan canggung lagi, toh dirinya sebenarnya mudah berbaur serta masalah menerima semuanya walaupun dengan perlahan tapi dia pastikan akan sebisa dan secepat mungkin bisa di lakukan.

"Abang tolong dong bilangin ke ayah bundahmu kalo Nafra mau pulang.." tipis tipis.

"Yaaaa? Nafra udah sembuh kok kemarin cuma kecapean, Nafra bosen. tangan Nafra sakit, huhuuu.." dirinya mencoba merayu.

"Nanti, kalau sudah sembuh." Adnial menjawab.

"Udah sembuh. Nafra mau pulang, mau ketemu Nipoo."

"Nipo? who nipo?"

"emengnya Nafra, kucing putih yang hobinya nangis nangis."

"Seperti Nafra? hobinya menangis" Itu suara Raizel yang tampak mengibarkan bendera peperangan.

"Asal ngomong Nafra tampol enih? ga mau temenan ya! awas aja ajak temenan." Raizel kicep, dirinya salah ngomong apa begimane?

Baru akan memohon maaf pada yang mulia Nafrazan Argeova, Seorang perusuh lainnya sudah timbul di ujung pintu sana.

"NAFRA LIAT DONG KAKAK BAWA APAAN!!" Agrael datang dengan heboh di ujung pintu sana, menjinjing sebuah kresek besar berwarna putih yang bisa mereka tebak adalah mainan mahal yang entah dari mana dirinya dapat.

"Bawa kresek? Nafra malas ah ada dia. Abang gendong, ga mau ada dia," Selain buburphobic Nafra juga sebenarnya adalah Agraelphobic.

"Nafra belum maafin kakak? masih marah?" Agrael bertanya dengan nada rendahnya itu, berharap bocah yang berada di gendongan Adnial itu berucap hal yang diinginkannya.

namun nihil, dirinya tidak mendapat jawaban apapun sang adik. Agrael mengsedih, harus bagaimana lagi dirinya?

"ok, fine. Nafra maafin tapi ada 1 syarat"

NAFRAZAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang