• • •Hari masih begitu pagi, Namun Almira sudah dengan kesibukannya sendiri. Too much excited menyambut hari pertama sang bungsu bersekolah dengan Status sah sebagai salah satu Putra Magantara. termasuk juga hari pertama Almira campur tangan untuk kebutuhan dan segala keperluan sang putra mengejar pendidikan.
Salah satu impian besar yang harus di tunda belasan tahun akibat Hal menakutkan yang sangat Almira benci untuk diingat.
"Kak, Bagaimana dengan bekalnya?" Jihana yang juga ikut serta membantu Almira menyiapkan keperluan pagi Nafra berujar secara pelan, dirinya masih dengan fokus menata peralatan tulis milik keponakan tersayangnya.
"Ya ampun, aku melupakan hal penting itu. aku akan menyiapkan bekal Nafra dulu. Jiha, bisa tolong kau periksa semuanya. mana tau ada yang kurang. Aku segera kembali." dengan tergesah-gesah Wanita itu mengacir pergi menuju dapur utama Mansion, Meninggalkan Jiha yang sibuk dengan list kebutuhan sekolah Nafra yang memang telah keduanya persiapkan.
tampak berlebihan namun itulah salah satu kasih sayang besar yang coba mereka ungkapkan melalui hal hal sepele dan lebay secara bersamaan seperti tadi.
hingga satu jam sudah berlalu, kini Si bontot Nafra sudah siap dengan segala perlengkapan barunya. Sudah kece dan gans, tampak mampu memikat janda buahnenol kompleks sebelah, walau kenyataannya, tempat dirinya tinggal sekarang tidak berkompleks dan memiliki tetangga..
SFX; joks neng joks, di blakang motorlu tu joks.
walau melewati segala kericuhan dan kegaduhan yang ditimbulkan dua emak emak rempong, kini Nafra bersyukur Akhirnya bisa sampai pada titik melegakan ini.
reflek syukuran. SFX;
"Atau Nafra mau pakai yang ini? Kayaknya ini lebih bagus sayang." Almira lagi lagi merempong. memberi pilihan sepatu bermerek lain yang kini benar benar membuat Nafra menarik Nafas panjang.
"Bun.."
"Iya sayang?"
"Hidup berjalan seperti bakekok. Plis ini udah cakep Bundaku, bagus semua. udah dong Nafra mau sekolah nih.." Awali hari dengan keluhan, karna sarapan saja tidak cukup untuk memperlancar segala kendala saat ini.
"Lihat sayang, Bagaimana dengan jam tangan ini saja? mama memesannya beberapa hari lalu dari Swiss. seper--"
"Ayah.. tolongin Nafra. huhuuu~"
"Sudah. Nafra harus segera sarapan lalu kita akan mengantarkannya ke sekolah." Alam menjadi penolong bagi Nafra saat ini.
Nafra kira kericuhan pagi ini berakhir saat sebelum sarapan tadi, Namun tampaknya dirinya salah. Lagi lagi, mereka mempeributkan tentang hal sepele yang membuat Nafra benar benar malas.
Kali ini, setelah sarapan. tak hanya Bunda dan Mamanya saja yang heboh, Namun sepertinya semua anggota keluarga. memperebutkan hal terlalu sepele seperti 'Siapa yang mengantarkan Nafra hari ini.'
"Sama Rael aja kali, Kan satu sekolah ama Rael. yuk dek." Agrael akan menarik tangan Sang adik sebelum tarikan dari belakang kerah yang di berikan Adnial padanya menghentikan Kegiatan tersebut.
"Biar denganku saja. Hari ini waktunya Nafra bersamaku." Kata Adnial kelewat tidak berintonasi.
"Bunda dong. Ini anak kan bunda yang buat, awas awas! Ayo sayanggg, Hari ini Nafra pergi dengan Bunda." Almira ngotot.
"Mama dan Bunda yang akan mengantar Nafra." Jihana kegirangan, Alih Almira Alihnya juga.
"Aku Ayahnya. Aku yang akan mengantarnya." Alamsyah tidak mau kalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
NAFRAZAN
Roman pour AdolescentsBagi Nafra, ada tiga cara mengatasi kesusahan hidup dalam keadaan sebatangkara yang miskin melintir ini. -REUSE untuk Penggunaan kembali jiwa lemah yang mencoba tetap tegar dengan baik dan benar. -REDUCE untuk Mengurangi overthinking berlebihan aga...