• • •
Waktu makan siang sebenarnya akan dimulai beberapa saat lagi, bertepatan bersama Agrael dan Gavesa yang sudah tiba dengan wajah total bonyok akibat perkelahian yang terjadi tadi.
Mansion tampak sepi saat keduanya sampai, apalagi di ruang keluarga yang hanya terdengar suara Tv bertayangan Kartun Paw Patrol kesukaan sang Adik.
Bodyguard pun hanya ada dua orang, dimana didekat lift juga Persimpangan menuju Dapur.
"Tv nyala tapi kaga ada yang nontonin, sepi amat dah ni Mansion." Gavesa baru akan melempar tas miliknya sembarang ke atas sofa besar depan Tv, sebelum Tangan Agrael mencegahnya dengan cepat dan beralih melemparnya ke lantai dengan asal.
"El bangsattt, haduhh! ada hot wheels Porsche dua digit punya adek disitu, tolol."
"Lo tolol." Dari Sofa tersebut, Ada Nafra yang Agrael angkat masuk kedalam gendongan miliknya.
Anak itu tertidur, begitu pulas dan nyenyak dengan dikelilingi banyak bantal juga selimut tebal yang membungkus tubuh kecilnya.
"Busettt cok ampir aja. Aduh, lagi ni anak kok muat di sofa dah. lucu banget lagi!" Gavesa mendekat seraya mengecupi brutal pipi si kecil yang langsung di dorong Agrael kuat.
"Nanti bangun, ngereog lagi. sadar lo, Si dedek masih mode marah sama kita!"
"Gantian dong, mau juga kali peluk Adek."
"Nanti, mending lo bersihin muka jelek lo yang bonyok itu. Takut si Adek ntar."
"Ngaca plis, muka lo gak kalah ancur."
"Kakakkkkk!! ya ampun, Ini kenapa lagi!"
Ditengah perdebatan keduanya, Almira tiba dengan kaos kaki milik Nafra di tangannya. begitu berekspresi kaget, kala mendapati Agrael dan Gavesa yang sudah bonyok dan luka membekas banyak di area muka keduanya.
"Bunnnn.. adek tidur Bun, kesian nanti bangun."
"Oh iya, pakein dulu Kak Kaos kakinya. hari ini lagi dingin banget, ujan gede." titah Almira yang di lakukan Gavesa. "sekarang Jelasin ke bunda!! Kenapa bonyok gini wajahnya? berantem sama siapa hah!"
"Biasa bun, Anak muda hehe."
"Sudah di obati?"
"udah tadi bun, di uks."
"Tunggu sebentar, bunda obati lagi."
Seperginya Almira, Nafra yang berada dalam pelukan pelukan Agrael mulai bergerak gelisah, pertanda kecil anak itu akan bangun dari tidurnya yang tertunda tunda sedari pagi.
"mmh bunn, Gerahh.." Gumaman kecil anak itu, mencoba menyibak selimut yang membungkusnya dalam pelukan Agrael.
Matanya mulai terbuka, merem melek sebentar sebelum sadar dengan pasti bahwa Agrael tengah mendekapnya erat.
"Hehehe.. Udah bangun, dek?"
sapaan Agrael dibalas dengan tatapan sengit dari Nafra sendiri.
"jangan peluk peluk!" Marahnya pada Agrael, merasa sudah tidak suci lagi karena bangun bangun tengah di peluk Agrael yang statusnya belum ia Maafkan.
"Sayang sudah bangun?"
Almira tiba dengan kotak obat miliknya, bersamaan dengan Jihana yang ikut di belakang.
"Astaga Ave, Rael! Berantem sama siapa sih Nak, mukanya loh Bonyok gitu!" Tak cukup Almira tadi, kali ini Jihana juga turut menyidang keduanya.
"Anu Mahh, emm.." Gavesa ragu ragu, sedikit takut juga, apabila memberi tahu yang sebenarnya, Nafra akan lebih tidak memaafkan mereka berdua. mengingat Agrael yang dengan sembarangan memukuli teman Nafra atas dasar tuduhan yang tidak pasti.
KAMU SEDANG MEMBACA
NAFRAZAN
Teen FictionBagi Nafra, ada tiga cara mengatasi kesusahan hidup dalam keadaan sebatangkara yang miskin melintir ini. -REUSE untuk Penggunaan kembali jiwa lemah yang mencoba tetap tegar dengan baik dan benar. -REDUCE untuk Mengurangi overthinking berlebihan aga...