𝟏𝟒: dear real family

253 50 47
                                    

*Hulur sekotak tisu___________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


*Hulur sekotak tisu
___________________

Tok!

Tok!

Tok!

Akio yang berada di ruangan bilik peribadinya sedikit hilang fokus dari kerjanya saat bunyi ketukan dari luar kedengaran.

Dia tersenyum penuh erti.

"Masuk." Ucap lelaki itu dari dalam.

Dan tak lama itu, dua orang pemuda yang menjadi anak buahnya datang berlutut di hadapannya.

Jeongwoo dan Yoonbin hanya mampu menundukka, sedikit takut saat mendapat arahan untuk bertemu semuka dengan bos mereka.

Akio tersernyum, fokusnya tertumpu pada Jeongwoo. Bang Jeongwoo.

"Jeongwoo, kamu ada abang...kan?" Soal Akio tiba tiba.

"Y-ya..." Jawab Jeongwoo tanpa memandang tepat ke arah wajah Akio. Firasatnya tak elok.

"Dan...di mana dia sekarang?"

Jeongwoo terdiam seribu alasan saat Akio bersoal lagi. Jujur, Jeongwoo sendiri tak tahu di mana keberadaan abangnya.

Akio bangkit berdiri lalu mendekati Jeongwoo dan Yoonbin yang sedang menahan rasa takutnya.

"Aku buat kajian, keluarga Hiiro ada upah seorang tutor untuk anak kandungnya dan berdasarkan informasi yang aku dapat..."

"...tutor tu abang kau, Bang Yedam. Satu satunya ahli keluarga yang kau ada sekarang."

Jeongwoo terdiam dengan badan yang bergetar, dia memejam matanya rapat.

Setelah berbulan bulan bekerja dengan Tuan Hamada-dia cukup tahu cara lelaki tua ini menguruskan sampah. Ianya cukup mengerikan.

Akio mengcekam surai rambut Jeongwoo kasar membuatkan pemuda itu meringis sakit.

"Sampah perlu dibuang dan sekarang kau dah tiada guna untuk aku."

Skrek.

Akio menarik Jeongwoo ke dalam pekukannya lalu meraih pisau dapur yang berada di atas mejanya.

SKREK!

"A-arghhhh...ar..."

Jeongwoo meringis sakit saat merasakan sesuatu yang tajam menikam tepat ke arah dadanya.

Anak matanya bergetar memandang pisau yang sedang tertanam di dadanya bersama darah yang tak berhenti mengalir.

'Selamat tinggal hyung...'

Dear hyung, maafkan aku. Aku salah. Kau betul.

Dan setelah itu Jeongwoo rebah ke lantai bersama nafas yang tersekat.

Tanpa rasa bersalah, Akio memijak badan Jeongwoo hingga lelaki itu benar benar kehabisan nafas untuk bernyawa.

Akio menyeringai kecil.

friends ; treasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang