Budayakan VOTE dan
COMMENT!.
.
AKU BUKAN DIA!
.
.Happy Reading~
.
.
BRAKK!
"Kak, aku membuatkanmu soto ayam!" Kaffa dengan tidak sopannya mendobrak masuk ke dalam kamarku.
Aku ketika itu sedang mengirim pesan kepada teman-temanku di sekolah perempuan saat aku menoleh ke pintu. Aku segera bangun dari tempat tidur dan menatap adikku yang sedang nyengir lebar bak kerang busuk sambil memegang soto ayam di tangannya.
"Apa yang kau inginkan kali ini, Kaffa?" Suaraku mengeras karena aku tahu jika adikku bersikap baik padaku, dia pasti menginginkan sesuatu dariku.
Kaffa menggeleng, "Bukan apa-apa, kak! Aku cuma mau ngasih ini aja, aku masak sendiri lho!"
Dia menyerahkan makanan itu kepadaku dan aku pun menerimanya dengan senang hati. Aku melihat soto ayam yang dimasak oleh Kaffa, kelihatannya sangat enak. Tapi satu hal yang baru kuingat, KAFFA TIDAK BISA MEMASAK!
"Ibu yang masak ini, kan?" Tanyaku dengan tatapan datar.
Aku melihat Kaffa hanya nyengir sambil bersiul malu-malu. "Hehe, memang benar Ibu yang masak, tapi aku yang menaruh piring di meja dan memberikannya padamu. Jadi kurasa aku yang masak."
Pikiran macam apa itu!
Aku memutar mataku, tidak ingin peduli lagi dengan kebodohan Kaffa. Rupanya adikku sama bodohnya dengan kedua temannya di sekolah. Tak heran jika ia dikejar oleh orang gila (Afgar) dan tidak melakukan apa pun untuk menjauh darinya.
Malah meminta bantuanku!
"Bagaimana penyamaranmu selama 2 hari ini, berjalan dengan baik? Raka dan Dafa sama sekali tidak curiga, kan?" Tanya Kaffa antusias.
Aku yang baru saja menghabiskan sesendok soto ayam, menatap adikku. "Sejauh ini semuanya berjalan baik, tetapi aku harus lebih berhati-hati dengan temanmu yang bernama Raka. Sepertinya dia sedikit lebih peka daripada yang satunya."
Aku menjelaskannya namun Kaffa hanya tertawa kecil.
"Kau kenapa?" Tanyaku heran sambil memasukkan sesendok lagi ke dalam mulutku.
"Kupikir hanya aku yang menyadari itu, tapi kau juga sama. Raka memang terlihat sama gilanya dengan Dafa, tapi dibandingkan dengan kami berdua, dialah yang paling pintar dan tahu cara membaca situasi." Jelas Kaffa merebut piring dari tanganku sebelum memakannya.
Aku hanya membiarkan Kaffa sambil merenung.
Kalau dipikir-pikir lagi, Raka sudah curiga padaku dua kali karena aku salah bicara. Tetapi jika boleh jujur, aku memuji cara berpikirnya. Aku yakin jika dia ikut campur dalam rencanaku, aku pasti bisa menjatuhkan Afgar.
Dengan dia yang memegang kendali dan Dafael mampu mengalihkan perhatian Afgar.
"Sebentar lagi sekolahmu akan mengadakan perkemahan di luar sekolah, dan namamu sudah terpilih tetapi kali ini akan satu tim dengan kakak kelas." Kataku jika Kaffa ingin tahu.
Kaffa yang sedang menghabiskan setengah soto ayam pemberiannya padaku, berhenti. Dengan sisa soto yang masih tergantung di mulutnya, dia menatapku dengan tak percaya. Lalu buru-buru dia menelannya.
"Dengan siapa?" Tanyanya terkejut.
Tentu saja Kaffa terkejut, saat ini masih pertengahan tahun dan sekolah sudah mengadakan kegiatan di luar sekolah, padahal sebelumnya hanya dilaksanakan pada bulan Oktober atau November.

ANDA SEDANG MEMBACA
𝙰𝙺𝚄 𝙱𝚄𝙺𝙰𝙽 𝙳𝙸𝙰;【AFGAR】(Dalam Proses Editan)
Cerita Pendek1 CERITA, 5 ENDING *** "Itu dia! Kejar!" "Berhentilah mengejarku, brengsek!" Pada awalnya Kalila bermaksud menggantikan saudara kembarnya untuk menolak cinta seorang pria yang terobsesi dengan adik laki-lakinya, Kaffa. Kalila berpikir tidak akan ses...