Ada yang masih bangunnn?Setengah jam kemudian, Jeffrey datang sembari membawa kresek warna putih. Sedangkan Janu memarkirkan motor sembari membawa gas LPG yang sempat tertinggal tadi. Sebab Joanna juga lupa tidak mengingatkan tadi.
Tanpa banyak bicara, Jeffrey langsung membuka kresek tadi. Lalu diletakkan di tengah-tengah Joanna yang Rosa yang tengah sibuk dengan ponsel masing-masing. Karena Jeffrey sengaja membeli makanan ringan banyak sekali sebagai tanda permintaan maaf karena telah berbicara kasar tadi. Padahal, hal itu tidak Joanna ambil hati sama sekali.
"Ini mah kesukaan Joanna semua!"
Seru Rosa sembari meninggalkan kresek tadi. Karena dia baru saja membuka kresek yang berisi es krim dan makanan ringan berbentuk kapas yang rasanya manis sekali.
"Mana?"
Seru Joanna yang sejak tadi menunggu Rosa mundur dari kresek pemberian Jeffrey. Lalu mengambil satu es krim dan satu bungkus makanan ringan tadi. Menyisahkan banyak jajanan yang Jeffrey beli. Bahkan habis 200 ribu lebih. Sampai Janu terkejut karena itu adalah uang sakunya selama satu bulan lebih.
"Thank you!!!"
Ucap Joanna sembari memakan es krim tadi. Lalu beranjak dari sana dan menuju kamar saat ini. Karena dia berniat mengisi daya ponsel dan tidak kembali lagi.
"Kalau mau modus peka sedikit kali! Jangan anaknya saja yang kau belikan ini! Kakaknya juga!"
Keluh Rosa sembari membawa kresek tadi. Berniat memasukkan es krim pada lemari pindingin. Karena saat ini dia tidak mood makan es krim. Mungkin nanti, ketika dia datang bulan lagi.
"Loh, di mana mereka?"
Tanya Janu yang baru saja mencuci tangan dan kaki. Lalu duduk lesehan di samping Jeffrey. Bermain game hingga mengantuk sendiri. Kemudian tidur di sana tanpa selimut dan bantal sama sekali.
4. 30 AM
Joanna baru saja selesai bersiap. Saat ini dia memakai kaos kebesaran milik Janu dan celana tidur milik Rosa yang dipakai semalam. Sebab saat ini dia ingin olahraga seperti biasa. Karena menangis juga butuh tenaga dan Joanna ingin kembali mengisi energi positif di tubuhnya dengan berolaharga.
"Kak Jeffrey sudah bangun, Tante?"
Tanya Joanna pada Jessica yang baru saja membuka gerbang dan membuang sampah.
"Masih tidur. Dia baru saja pulang satu jam yang lalu. Bangunkan sana!"
Joanna mengangguk singkat. Lalu berjalan cepat menuju lantai dua rumah Jessica. Menuju kamar Jeffrey yang memang tidak pernah terkunci dari dalam.
"Kukira belum bangun."
Ucap Joanna ketika melihat Jeffrey yang sedang menyisir rambut di depan kaca. Padahal, Joanna saja hanya berpenampilan seadanya karena masih gelap. Bahkan, rambutnya diikat menggunakan karet bekas nasi bungkus yang selalu ibunya kumpulkan.
"Ayo!"
Jeffrey langsung merangkul Joanna. Membawanya turun ke lantai dasar. Lalu berpamitan pada Jessica yang sedang memasak. Karena ibunya memang tidak mau memakai asisten rumah tangga.
"Jeffrey olahraga lagi, Ma?"
Tanya Sandi yang baru saja bangun. Lalu mendengar suara gerbang yang ditutup.
"Iya, dijemput Joanna."
"Hahaha! Lucu sekali mereka. Apa kita jodokan saja, ya?"
Jessica setuju dengan ucapan Sandi. Karena dia juga mengenal baik Joanna beserta keluarganya ini. Apalagi, dia dan Liana sudah berteman baik. Sehingga, akan mudah jika ingin melobby nanti.