9/9

3.7K 224 173
                                    

Yah. Mulai sepi, nih. Mau dilanjut di karyakarsa aja nanti?

Joanna sedang membuat dua teh hangat untuk tamu yang datang tanpa diminta. Karena dia memang sudah terbiasa membuatkan minuman ketika ada tamu datang. Bahkan ketika Rendy masih ada. Karena Rosa sering belajar hingga larut malam sebab sebelumnya sibuk menonton sinetron bersama Liana.

"Siapa yang datang?"

Tanya Janu ketika keluar dari kamar. Dia keluar dengan kruk yang diapit oleh lengan kanan. Membuat Joanna menatapnya iba karena ingat Tama juga.

"Pak Damar dan Kak Tama. Kakak mau dibuatkan teh juga?"

Janu menggeleng pelan, lalu berjalan pelan menuju ruang tamu. Karena takut jika ibunya memutuskan sesuatu tanpa berdiskusi terlebih dahulu.

Sedangkan Joanna, dia langsung mengangkat nampan yang berisi dua teh hangat berukuran sedang. Kemudian disajikan di depan Damar dan Tama. Membuat mereka berhenti berbicara sejenak. Lalu kembali berbicara setelah Joanna berjalan ke belakang.

Joanna langsung duduk di salah satu kursi makan dan enggan memasuki kamar. Sebab penasaran akan perbincangan mereka. Apalagi dia sudah terlanjur iba pada Tama yang tampak menyedihkan. Sama seperti kakaknya yang tidak bisa lagi berjalan dengan normal seperti sebelumnya.

Itu sebabnya Joanna tidak pernah sekalipun marah pada Janu meksipun uang kuliahnya dari hasil menjual tanah dulu telah dipakai untuk pengobatannya selama satu tahun. Karena Joanna tahu bagaimana Janu menahan sakit dan malu. Hingga dia memutuskan untuk berhenti kuliah dan menjaga warnet Pak Ujang dari pagi hingga sore tanpa libur.

Gaji Janu? Tentu saja untuk kebutuhan sehari-hari mereka. Karena gaji Joanna memang diminta Liana untuk ditabung saja. Sedangkan gaji Liana sendiri dipakai untuk dana darurat kalau-kalau Rosa butuh kiriman. Mengingat biaya hidup di Singapura mahal. Sehingga sekali transfer---tidak mungkin hanya butuh satu atau dua juta saja.

"Saya datangkan Tama sekarang agar Ibu dan Janu tahu bagaimana keadaan Tama. Dia hidup sendirian seperti ini dan---"

"Pak Damar. Bapak tidak menyinggung hal ini ketika membawa saya kemari."

"Maaf Tama. Tapi saya terpaksa melakukan ini karena tidak ingin melihat salah satu warga saya hidup menderita seperti ini. Lagi pula, Bu Liana yang meminta saya membawa kamu kemari."

"Saya tidak menderita Pak Damar, saya rasa anda sudah berlebihan. Bu Liana, saya baik-baik saja jika itu yang anda takutkan. Saya akan pulang sekarang---"

Liana menahan tangan Tama. Perlahan, air matanya tumpah. Membuat Janu yang berada di sampingnya hanya diam dan menegang. Karena perasaannya terasa tidak enak tiba-tiba.

"Maaf.  Maafkan Ibu sekeluarga ya, Nak?Maaf karena tidak menanyakan kabarmu selama ini. Ibu tahu kamu anak baik. Dulu, mendiang suamiku juga sering memujimu ketika masih magang di kantor pajak. Untuk menebus rasa bersalahku, Ibu akan menjodohkanmu dengan Joanna. Ibu yakin, dia pasti bisa mengurusmu dengan baik nantinya."

Tama langsung mendongak. Jantungnya berdegub kencang. Antara senang, terkejut dan takut tentu saja. Karena semua orang di desa ini tahu jika Joanna memang dekat dengan anak Jessica yang sedang kuliah di Amerika.

"Kenapa? Kamu tidak suka Joanna, ya?"

Bohong jika Tama mengatakan dia tidak suka Joanna. Karena hampir semu pria lajang di desanya pernah mendekati Joanna. Namun selalu ditolak mentah-mentah karena Joanna memang hanya suka Jeffrey sejak awal.

"Ibu! Berhenti membuat keputusan konyol seperti ini! Joanna akan kuliah! Dia---"

"Siapa bilang Joanna tidak bisa kuliah? Dia masih bisa kuliah meskipun sudah menikah. Aku yakin dia bisa membagi waktu dengan baik antara mengurus rumah dan sekolah. Lagi pula, Joanna sudah bilang kalau dia akan kuliah di dalam kota. Hanya memakan waktu sekitar dua jam perjalanan saja. Dan Ibu sudah berencana membelikan motor untuknya."

Joanna yang memang bisa mendengar perbincangan mereka---kini langsung menangis sesenggukan dan berjalan pelan menuju ruang tamu berada. Berniat menentang apa yang baru saja Liana ucapkan. Karena dia tidak ingin menikah dengan Tama. Apalagi di usia yang masih muda.

"Ibu tidak bisa mengambil keputusan seenaknya sendiri seperti ini! Jodohkan-jodohkan, Ibu kira pernikahan semudah itu? Tidak! Aku tidak akan setuju!"

"IBU TIDAK SEENAKNYA SENDIRI! IBU JUGA MEMIKIRKAN JOANNA DAN KALIAN SEMUA! SUDAH CUKUP KAMU DAN ROSA YANG MENJADI KORBAN, JOANNA JANGAN! LEBIH BAIK IBU MELIHATNYA MENIKAH MUDA DARIPADA HARUS MELIHATNYA KESAKITAN SEPERTI KAMU DAN ROSA!!! KARENA BENAR KATA PAK DAMAR, MUNGKIN SAJA INI KARMA YANG IBU DAPAT KARENA TELAH LALAI AKAN KEWAJIBAN! HINGGA TAMA TIDAK BISA LAGI BERJALAN DENGAN NORMAL SETELAH MENYELAMATKAN AYAH KALIAN!"

Joanna yang mendengar itu langsung shock di tempat. Melihat Janu yang tidak bisa berjalan karena kecelakaan saja sudah kasihan. Apalagi ketika dia tahu jika Tama menjadi seperti ini karena ayahnya.

Perlahan, Joanna langsung menuju kamar. Berniat menghubungi Jeffrey segera. Ingin mengadukan apa yang baru saja didengar. Namun teleponnya tidak kunjung dijawab. Membuatnya langsung menuju rumah Jessica melewati pintu belakang.

"Tante! Tante! Tante!"

Panggil Joanna ketika mengetuk pintu rumah Jessica. Namun sayang, keadaan rumah kosong sekarang. Karena pintu depan dikunci dari luar dan hanya gerbang depan saja yang terbuka. Membuat Joanna hanya bisa duduk dan bersender pada pintu rumah Jessica. Sembari menunggu si pemilik rumah datang dan menyelamatkan dirinya.

Karena bagaimanapun juga Joanna tidak ingin menikah dengan orang yang tidak dicinta meskipun dia tahu jika Tama orang baik di desa. Pekerja keras dan sopan. Dia juga tidak pernah membuat masalah apalagi bersiul menggodanya di jalan seperti para pemuda desa yang lainnya.

6. 30 AM

Joanna menangis semalaman. Membuat kedua matanya bengkak sekarang. Kamarnya juga ditutup rapat hingga Janu dan Liana tidak berhenti megetukanya sejak jam lima.

"Ibu tahu kamu kecewa dengan keputusan Ibu. Tapi Ibu tidak ingin kalian celaka karena---"

"LALU KENAPA HARUS AKU!? ADA ROSA! ADA UANG KULIAHKU JUGA! AKU AKAN MEMBERIKAN SELURUH UANGKU ASAL AKU TIDAK MENIKAH DENGAN DIA! APA IBU SUDAH GILA SAMPAI-SAMPAI TEGA MENIKAHKAN AKU DENGAN PRIA CACAT!?"

Pekikkan Joanna membuat Liana murka. Karena dia sakit hati ketika anaknya berkata demikian. Apalagi Janu masih berada di sana dan mulai menunduk sekarang. Menatap kaki kanannya yang tidak bisa lagi digunakan.

"KAMU SUDAH KETERLALUAN! BEGINI CARA IBU DAN AYAH MENGAJARIMU BERBICARA? INI ALASAN KENAPA IBU MEMUTUSKAN JIKA KAMU YANG HARUS MENIKAH DENGAN TAMA! KARENA KAMU BELUM DEWASA DAN HARUS DIBIMBING OLEH ORANG YANG TEPAT! AGAR---"

"TIDAK! AKU TIDAK AKAN MENIKAH! KENAPA HANYA AKU YANG HARUS DITUMBALKAN!? KENAPA HANYA AKU YANG HARUS HIDUP MENDERITA SEJAK DILAHIRKAN!? SELALU DISISIHKAN! SELALU MEMAKAI PAKAIAN BEKAS JANU DAN ROSA! AKU INGIN MEMAKAI BAJU BARU JUGA! BUKAN BAJU BEKAS MEREKA! KALAU BISA MEMILIH, AKU LEBIH BAIK TIDAK DILAHIRKAN SAJA! DARIPADA HARUS HIDUP MENDERITA BERSAMA KALIAN! AKU SUDAH MEMUTUSKAN, AKU TIDAK AKAN MENIKAH DENGAN TAMA! AKAN KUADUKAN IBU PADA TANTE JESSICA! KARENA AKU SUDAH BERPACARAN DENGAN ANAKNYA!"

BRAK...

Janu memukul pintu kamar Joanna menggunakan ujung kruknya. Namun hal itu tidak membuat Liana mundur karena dia sedang mematung sekarang. Dengan air mata yang sudah membasahi kedua pipinya setelah mendengar ucapan Joanna yang lebih memilih untuk tidak dilahirkan saja.

"JAGA BICARAMU! BERANI KAMU BERBICARA SEPERTI ITU!? KALAU SEPERTI INI SIFAT ASLIMU, KAKAK JUGA AKAN MENDUKUNG KEPUTAUSAN IBU! SUPAYA KAMU TINGGAL DENGAN PRIA CACAT SEUMUR HIDUP! AGAR KAMU TAHU BAGAIMANA RASANYA TERJEBAK DALAM KEADAAN SEPERTI ITU! APA? MINTA TOLONG PADA TANTE JESSICA KATAMU!? KAU PASTI TIDAK TAHU KALAU DIA SUDAH BERANGKAT KE AMERIKA DUA HARI YANG LALU! DIA TIDAK AKAN BISA MENYELAMATKANMU! HAH, PERCAYA DIRI SEKALI KAMU BISA MASUK DI KELUARGA ITU!!!"

Deg. Jantung Joanna berdegup kencang sekarang. Marah, kecewa dan takut yang sekarang dirasa. Karena satu-satunya harapan yang dipunya sudah tidak ada. Apalagi setelah dia tidak mendapat respon apa-apa ketika mendial nomor Jeffrey dan Jessica secara berulang-ulang.

Next chapter kalo chapter 8-9 udah rame, ya!!!

Tbc...

UNDER THE SKYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang