Desember, 2010
Hari ini adalah hari pertama keluarga Iskandar pindah di desa Sendang Ayu, desa kecil di Jawa Tengah yang berada di dekat gunung. Udara di sini segar dan sering mendung. Orang-orangnya juga ramah dan suka menyapa jika bertemu.
Serta, tidak heran jika desa ini dinamai Sendang Ayu yang berarti sumber mata air yang indah atau ayu. Sebab di sana terdapat air terjun yang sering menjadi tempat bermain anak-anak di desa itu. Tidak terkecuali Joanna dan kedua kakaknya yang bernama Rosa dan Janu.
Mereka kembar dan berbeda dua tahun dari Joanna. Seumuran dengan Jeffrey si anak tunggal pemilik rumah paling megah di sana. Rumah dengan kolam renang yang nantinya akan dijadikan markas bermain Joanna dan kedua kakaknya.
"Rumahnya bagus sekali ya, Kak!"
Bisik Joanna pada Janu yang saat ini sedang melihat-lihat isi rumah tetangga depan rumah. Karena saat ini sedang diadakan pesta kecil-kecilan di sana. Guna menyambut kepindahan sekaligus ajang berkenalan dengan tetangga.
"Iya. Ayo ke sana! Ada kolam renangnya! Kakak sudah kenalan dengan anaknya. Kita akan jadi teman sekelas juga. Kalau sudah dekat, nanti Kakak akan mengajakmu berenang di sana!"
Ucap Janu pada adiknya yang saat ini baru saja menginjak kelas lima sekolah dasar. Berbeda dengan dirinya yang kini sudah kelas satu SMP sekarang. Sama seperti Rosa yang saat ini sedang ikut Liana yang tengah melihat-lihat isi kulkas Jessica.
"Asyikkk!"
Seru Joanna sembari menggenggam tangan Janu erat-erat. Dia tampak senang. Apalagi setelah menatap kolam renang yang selama ini hanya pernah dilihat melalui televisi saja.
"Janu!!!"
Panggil Jeffrey sembari berlari mendekat. Lalu berhenti di depan Janu yang sedang bersama gadis kecil berkulit gelap dan berambut pirang. Kentara sekali kalau anak itu suka bermain di luar. Suka panas-panasan dan tidak mau diam di dalam rumah.
"Hai, Jeffrey! Rumahmu bagus sekali. Selamat datang, ya!!! Kita akan menjadi tetangga mulai hari ini. Oh iya---ini Joanna. Adikku."
Jeffrey mengulurkan tangan, lalu tersenyum lebar dan memperlihatkan gigi-giginya. Begitu juga dengan Joanna yang membalas jabatan tangan teman kakaknya. Karena dia juga ingin cari muka agar bisa diizinkan berenang di kolamnya.
"Jeffrey."
Joanna mengangguk singkat. Lalu kembali menggenggam tangan Janu. Sebab malu ketika dilihati Jeffrey terus menerus. Padahal, Jeffrey hanya bingung karena dia tidak mirip dengan Rosa dan Janu yang memiliki kulit putih bak susu.
Bukan. Jeffrey bukan sedang melakukan body shaming sejak dini. Namun dia heran ketika melihat bentuk fisik kakak adik yang sangat berbeda ini.
"Itu anak ketigaku. Kulitnya agak gelap karena suka main layangan sepulang sekolah."