Ada yang masih bangun? Kalian lagi ngapain, nih? Klo aku lagi menahan diri buat gak makan lagi. Padahal jam delapan tadi udah makan banyak sekali 😂Selesai mandi, Joanna langsung menuju kamar lagi. Dengan keadaan memakai koas putih dan celana kain yang dibeli sendiri. Karena dia benar-benar tidak ingin memakai apapun yang berasal dari orang-orang itu lagi. Baik Jessica, Jeffrey ataupun keluarganya sendiri.
"Ayo makan sekarang, tadi aku masak ayam kecap kesukaanmu. Kata Ibu kamu suka itu."
Ucap Tama sembari duduk di tepi ranjang. Karena kamar mandi mereka berada di samping kamar. Sehingga dia lebih memilih untuk menunggu di kamar agar Joanna tidak langsung tidur dan melewatkan makan malam.
"Kamu bisa makan sendiri. Aku akan makan jika lapar nanti."
Ucap Joanna sembari menduduki kursi di meja rias. Kemudian menyisir rambutnya yang masih basah. Rambut sepundak yang kini membasahi kaos putihnya dari belakang. Membuat bayangan bra hitam yang dikenakan terlihat hingga sesuatu di tubuh Tama menegang.
"Aku menunggumu saja."
Ucap Tama sembari memalingkan wajah. Karena dia tidak ingin meladeni hasratnya. Apalagi sampai memaksa dan membuat Joanna semakin membenci dirinya.
"Terserah."
Ucap Joanna sembari memakai krim malam. Karena dia berniat langsung tidur sekarang. Setelah mengeringkan rambut basahnya dengan kipas angin di kamar.
Sedangkan Tama, dia masih diam di tempat dan kembali menatap Joanna. Wanita cantik berusia 22 tahun yang kini sudah menjadi istrinya. Wanita pemarah dan suka menangis kencang tiba-tiba. Namun hal itu tidak membuat Tama kesal apalagi membencinya.
Justru sebaliknya. Tama semakin menyukai Joanna. Karena wanita itu memiliki kepribadian yang kuat. Karena tidak pernah goyah ketika digoda pria lain di luar. Entah pria yang lebih gagah dan kaya. Membuat Tama senang karena merasa dianggap oleh istrinya.
9. 30 PM
Joanna sungguhan melewatkan makan malam. Tama juga, karena sejak tadi mereka hanya saling diam di dalam kamar. Karena Joanna langsung merebahkan diri dan mendengarkan musik lewat earphone hingga ketiduran, sedangkan Tama hanya duduk di tepi ranjang sembari menatap kipas angin yang tidak berhenti menoleh ke kiri dan ke kanan.
"Cantik sekali."
Ucap Tama ketika membalikkan badan. Karena saat ini Joanna sudah terlelap sembari menghadap tembok kamar. Dengan guling besar di tengah-tengah ranjang. Karena selama ini mereka selalu tidur di ranjang yang sama, namun tidak pernah melakukan apa-apa. Sebab Joanna berdalih belum siap dan Tama tentu saja mau bersabar.
Perlahan, Tama melepas earphone yang menyumpal kedua telinga Joanna. Lalu diletakkan bersama ponselnya di atas meja rias. Tidak lupa dia juga mengisi daya ponsel istrinya agar besok bisa langsung dibawa kerja.
"Selamat malam."
Bisik Tama sembari mengusap kepala Joanna. Mengecup kepalanya pelan seperti apa yang biasa dilakukan setiap malam. Karena dia benar-benar sudah mencintai Joanna sekarang. Meksipun dia keras kepala dan suka meledak-ledak jika marah.
5. 59 AM
Joanna terbangun ketika mendengar alarmnya berbunyi. Membuatnya bergegas mandi tanpa membereskan ranjang sama sekali. Karena selama ini Tama yang mengurus pekerjaan rumah sendiri. Dari mencuci, memasak hingga menggosok lantai kamar mandi.
"Hari ini kuantar, ya? Kebetulan aku masuk siang."
Ucap Tama ketika Joanna mulai mengambil peralatan makan. Karena dia baru saja keluar kamar dengan memakai celana panjang dan seragam dari pabrik tempatnya bekerja. Rambutnya juga diikat kencang. Membuat penampilannya tampak bersih karena tidak ada anak rambut yang menjuntai asal.