16/16

3.1K 229 210
                                    

Kalian pasti pengen Joanna yang dibuat jealous nanti. Tenang, next chapter aku kabulin. Tapi, next chapter aku update kalo udah rameee lagi :)

Di kamar, Tama langsung menarik pundak Joanna. Mendudukkan wanita itu di sampingnya. Memeluknya pelan dan membisikkan kata maaf berulang. Sebab dia benar-benar merasa tidak berguna sekarang.

"Maaf. Maaf. Maaf. Seharusnya aku bisa melindungimu dari mereka. Seharusnya kamu tidak hidup menderita sendirian. Joanna, aku mencintaimu. Sangat. Tapi jika melihatmu diperlakukan demikian, aku juga tidak tega. Untuk itu, kita bercerai saja. Aku rela jika hal ini bisa membuatmu hidup bahagia. "

Joanna menggeleng pelan. Lalu membalas pelukan Tama. Menempelakan kepalanya pada dada Tama dan kemudian diusap pelan oleh si pria. Keduanya sama-sama menangis sekarang. Menangisi keadaan yang begitu memprihatinkan sekarang.

6. 20 AM

Besoknya, Joanna bangun pagi seperti biasa. Memasak dan membantu Tama berbenah sebelum berangkat kerja. Lalu berpamitan cukup lama. Sekaligus membahas hal penting yang semalam suaminya katakan.

"Aku tidak akan bercerai denganmu. Tama, aku akan hidup selamanya bersamamu. Jadi jangan pernah sekalipun berkata seperti itu."

Setelah berkata demikian, Joanna langsung bernagkat kerja. Dengan perasaan gundah entah karena apa. Sekaligus was-was karena para tetangga tidak lagi menggunjing ketika dia lewat di depan mereka.

Ah, ini pasti karena Jeffrey tentu saja. Karena pria itu sudah membuat laporan di kepolisian. Polisi juga langsung datang tanpa Joanna tahu semalam. Hingga akhirnya mereka ketakutan sebab Jeffrey benar-benar serius ingin memenjarakan mereka. Beruntung Damar si kepala desa bisa membujuk Jeffrey untuk membatalkan laporan. Dengan jaminan jika Joanna tidak lagi mendapat gangguan yang serupa.

1. 10 PM

Pada jam makan siang, Jeffrey lagi-lagi ke atap. Tentu saja sembari membawa susu beruang di saku jas. Serta kotak makan siang yang disiapkan Jessica.

"Mama buatkan ini untuk kamu. Makan, ya? Aku sudah makan sebelum datang."

Bohong Jeffrey pada Joanna. Karena dia belum sempat makan siang sebab ingin melewatkan lebih banyak waktu bersama dirinya.

Joanna yang memang merasa lapar, tentu saja langsung memakan masakan Jessica. Dia tampak senang karena dia merindukan masakan Jessica. Apalagi, saat ini yang dibawa adalah masakan kesukaannya. Ayam kecap yang dulu sering Tama masak juga.

"Joanna, aku bisa membantumu bercerai dengan Tama. Aku juga akan meminta orang utuk merawatnya. Dan---"

"Aku tidak akan bercerai dengan Tama hingga maut memiskan. Aku---"

"Keras kepala! Kamu masih dendam dengan keluargamu, hah!? Mereka sudah menyesal! Mereka yang memintaku untuk membujukmu berpisah dengan Tama! Joanna, ayo akhiri sekarang. Aku akan menerimamu dengan tangan terbuka."

Ucap Jeffrey sembari menyentuh tangan kiri Joanna. Merematnya pelan karena dia memang sudah menahan diri cukup lama untuk tidak bersentuhan dengannya.

"Terima kasih untuk makan siangnya. Aku harap ini percakapan terakhir kita."

Joanna langsung beranjak dari duduknya. Lalu pergi meninggalkan Jeffrey sendirian. Dengan raut marah karena lagi-lagi dikalahkan oleh Tama.

"Apa perlu kubunuh saja suamimu? Joanna, kamu tahu aku bisa melakukan itu."

Joanna pura-pura tidak mendengar Jeffrey. Karena dia tahu Jeffrey sedang asal bicara dan tidak mungkin sungguhan direalisasikan nanti.

6. 10 PM

UNDER THE SKYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang