19/19

2.9K 241 232
                                    

Tenang, scene panasnya ada di next chapter :)

Diupdate kalo udah rame, ya!!! Kalo gak siang berarti sore. Tergantung tingkat keramean chapter ini :)

Dua hari kemudian.

Acara pertunangan Jeffrey dan Kalandra akan diadakan nanti malam. Membuat Liana ikut sibuk membantu-bantu di sana. Tidak terkecuali Joanna yang kini ikut mendekor tempat acara. Di taman samping rumah yang ada kolam renangnya.

Membuat kedua mata Joanna berkaca-kaca ketika melihatnya. Sebab dia ingat akan masa kecilnya ketika pertama kali datang ke sana.

Bagus sekali.

Ucap Joanna dalam hati. Ketika menatap mawar dan melati yang kini sudah ditaburkan pada kolam yang dulu biasa dia pakai untuk bermain air berama Jeffrey dan yang lain. Di sana pula Jeffrey sering memeluknya dan menggigit pundaknya kencang sekali.

Hingga berbekas sampai saat ini. Entah karena gemas atau karena hal lain. Membuat Joanna menjerit kencang dan berakhir pulang dengan keadaan menangis histeris.

Nemun esoknya, Joanna kembali lagi karena Jeffrey dan kedua orang tuanya datang ke rumah dan meminta maaf akan hal yang baru saja terjadi. Begitu pula dengan Jeffrey yang telah berjanji untuk tidak lagi mengulangi.

Membuat pertemanan mereka kembali terjalin meksipun akhirnya Jeffrey masih sering menggigit pundak Joanna ketika berenang di rumahnya lagi. Namun tidak sekencang sebelumnya dan meninggalkan bekas di kemudian hari.

Dari jauh, Janu menatap Joanna yang tampak sedih. Tentu saja karena dia akan melihat pertunangan pria yang dia cintai. Namun Janu tidak bisa berbuat apa-apa kali ini. Apalagi sampai membujuk Joanna untuk menerima Jeffrey. Mengingat sudah sejahat apa dia sebelum ini. Karena telah mendukung ibunya untuk menikahkan Joanna dengan Tama yang sudah meninggal saat ini.

"Sudah siang. Ayo pulang, kita makan!"

Ajak Janu pada Joanna. Ya, meskipun tidak pernah mendapat jawaban. Namun Janu masih bersih keras untuk mengajak bicara Joanna. Baik di rumah maupun di luar seperti sekarang.

Tanpa berbicara apa-apa, Joanna mulai mengikuti kakaknya menuju rumah. Duduk di ruang makan yang sudah penuh banyak makanan. Sebab Jessica telah mengirim banyak masakan pada para tetangga yang membantunya. Sebagai bentuk imbalan karena telah dibantu mempersiapkan pertunangan anaknya.

"Joanna, samapi kapan kamu mendiami Kakak? Kakak sudah minta maaf, kan? Coba katakan, apa yang harus Kakak lakukan supaya kamu bisa memaafkan?"

Tanya Janu tiba-tiba, membuat Joanna yang sedang menyendokkan nasi dan lauk di piringnya berhenti sejenak. Lalu menatap Janu cukup lama. Sebelum akhirnya kembali melanjutkan acara mengambil makanan.

"Kita biacarakan setelah makan."

Tidak lama kemudian Liana datang. Karena dia juga lapar dan akan kembali ke rumah Jessica setelah istirahat sebentar. Mungkin hanya setengah jam. Karena begitu banyak persiapan yang harus diselesaikan sebelum sore tiba.

Beberapa menit berlalu. Saat ini Joanna langsung mengambil minum. Lalu berjalan pelan menuju kamar untuk mengambil sesuatu. Lalu kembali duduk di kursi makan dan menghadap Liana dan Janu.

"Aku akan menyusul Kak Rosa di Singapura. Nanti malam. Dan ini tabunganku selama bekerja di pabrik plastik Tante Jessica yang rencananya akan kugunakn untuk membiayai pengobatan Tama. Sekarang, aku ingin uang ini digunakan untuk operasi Kakak. Memang masih kurang, untuk itu---tolong Ibu jualkan rumah dan perhiasan yang Tama berikan. Untuk dokternya, aku sudah menemukan dokter terbaik di kota. Aku juga sudah menjelaskan keadaan Kakak padanya. Dan Kakak bisa langsung konsultasi minggu depan. Ini kontaknya karena aku sudah membuatkan janji sebelumnya."

UNDER THE SKYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang