Namaku Radikal Pranata Raya tapi aku lebih nyaman di kenal dengan Dikal Indrayana nama depan ayahku ketimbang memakai nama besar keluarga Pranata, betapa tidak hanya aku satu-satunya di dalam keluarga Pranata yang memakai nama itu. Padahal sangat jelas aku tidak memiliki darah Pranata sedikitpun. Tapi apa mau di kata, aku sudah terlibat dengan keluarga ini sejak usiaku sepuluh tahun.
Ya, ketika mama yang seorang janda beranak satu memutuskan menikah dengan Indrayana salah satu pemilik jaringan hotel ternama yang mempunyai usaha sampingan di bidang fashion. Otomatis hidupku langsung berubah begitupun juga dengan namaku. Bisa di bilang aku anak yang beruntung karena mempunyai keluarga yang sempurna, Seorang Ayah yang kaya raya, Ibu yang pengertian dan seorang kakak sepupu yang tidak pernah bisa menolak semua permintaan. Intinya aku hidup di dalam kemewahan. Tapi itu tidak berlangsung lama karena ketika usiaku menginjak enam belas tahun lebih sedikit, papa Indrayana yang kaya raya itu memutuskan mengirimku sekolah ke luar negeri, tidak tanggung-tanggung dia membuangku ke Maroco negara yang jauhnya ribuan mil dari Indonesiaku tercinta ini. Dia sengaja membuangku ke sana supaya aku bisa menemani Kakek Aswin adik dari Pranata Raya yang sekarang namanya aku sandang. Kakek Aswin yang tidak pernah mau di panggil grandpa atau opa berusia lanjut sekitar tujuh puluh tahun atau delapan puluh tahun, hidup sebatang kara di negeri orang. Dan papa lebih suka aku bersekolah di sana sambil mengurus seorang kakek yang masih terlihat kuat dan sehat.
Sepuluh tahun bukan waktu yang sebentar untuk tinggal jauh dari keluarga, tapi sekarang aku bisa bernapas lega karena masa pengasingan diriku selama sepuluh tahun sudah selesai, aku sudah bisa pulang ke Indonesia dengan membawa gelar serjana seperti keinginan papa dan kakak sepupuku yang rese itu.
Usiaku sekarang sudah menginjak dua puluh enam tahun dan waktuku habis di bangku kuliah, tujuh tahun aku berkutat dengan materi kuliah yang sangat membosankan. Itu sebabnya aku tidak lulus-lulus karena keenggananku untuk belajar.
Harusnya di usiaku ini aku sudah menikah dan bukan baru mendapatkan gelar serjana. 'Menikah' Itu janji yang pernah aku ucapkan ketika usiaku enam belas tahun di hadapan pengantin masa depanku, tapi dia lebih memilih menikahi kakak sepupuku yang jauh lebih tampan dan lebih kaya.
Sampai aku bersumpah tidak akan pernah jatuh cinta lagi dan tidak akan pernah menikahi siapapun seumur hidupku selain dengan Ardina Luna yang sekarang menjadi kakak iparku.
Umur, jodoh, rezeki ada di tangan Tuhan, siapa sangka di usiaku yang ke duapuluh enam aku bertemu dengan perempuan yang mampu mengubah pandanganku tentang arti cinta dan hidup.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIKAL
RomanceDIKAL Aku bersumpah tidak akan pernah menikahi siapapun seumur hidupku tapi gara-gara perempuan itu aku melanggar sumpahku sendiri. FIORENZA Resolusi hidup yang telah aku susun sejak SMU berantakan semua, gara-gara pria itu masuk di lingkaran keluar...