11. DIKALLLL!!!

16.5K 1.4K 30
                                    

Maaf-maaf kata kalo masih banyak typo...

Fio POV

Ku tatap wajahku yang terpantul di dalam cermin, sedikit kusam dengan keringat di sana-sini lalu tatapanku beralih ke arah rambut yang sama hancurnya padahal butuh waktu hampir satu jam untuk menjalin rambut menjadi kepang seperti ini, aku mulai mengurai jalinan rumit di rambutku, menyisirnya dan mengikatnya menjadi satu. Ku ambil kapas dan pembersih muka lalu mulai membersihkan wajah dari sisa make-up yang nyaris hampir seharian menempel di kulit wajahku. Sejujurnya aku paling enggan memakai make-up kalau acaranya tidak terlalu penting aku lebih suka berdandan natural dan apa adanya. Tapi hari ini adalah hari dimana aku akan bertemu dengan Bapak Walikota untuk membahas proposal yang aku ajukan beberapa bulan lalu jadi aku tidak mungkin berdandan asal-asalan.

Ya, aku dan Syam telah membuat proposal yang sekarang sudah berada di tangan Walikota jauh-jauh hari sebelum kami putus. Sebetulnya Syam yang punya ide membuat pesta rakyat di taman Balaikota untuk menyambut Hari Anak Nasional yang bertepatan dengan tanggal 23 juli kalau di hitung mundur mungkin kurang dari dua minggu lagi acara akan dimulai. Harusnya aku yang repot mengurus ini dan itu sendiri tapi aku cukup beruntung karena ada tenaga relawan yang siap membantu  kapanpun aku membutuhkan tenaga mereka.

Antusiasme Bapak Walikota sama denganku ketika baru pertama kali mendengar ide brilian Syam, aku bahkan sampai menambahkan beberapa acara kedalam proposal yang kami buat, salah satunya adalah bazar buku murah dan pembagian 1000 cupcake gratis untuk anak-anak yang hadir tentunya ini kali pertama aku membuat cupcake dan membagikannya secara gratis, biasanya aku memasang tarip untuk makanan yang aku buat tapi  ini pengecualiannya. Pembagian beasiswa untuk anak berprestasi juga selalu aku lakukan sebagai agenda rutin setiap tahunnya.

Sebelumnya tepatnya sebelum aku dan Syam putus. kami berdua selalu membahas tentang acara pesta rakyat setiap kali bertemu.  Memperdebatkan susunan acara, mengurangi kegiatan yang tidak penting dan menambahkan kegiatan yang lebih bermanfaat. Aku sedikit tersenyum mengenang masa-masa indah itu, masa  dimana aku dan Syam sering menghabiskan waktu berdua untuk membahas proposal yang akan aku ajukan. Memang sesekali Ocsar ikut bergabung tapi ia tidak pernah tertarik untuk ikut berpartisipasi dalam aksi sosial yang sering aku lakukan. Oscar lebih tertarik mendandaniku sedemikian rupa untuk kepentingannya sendiri yang belakangan baru aku sadari.

Aku menarik napas, sekarang setelah semuanya terrealisasi dan pemerintah telah menyetujui proposalnya, Syam sudah tidak ada, ia tidak mungkin datang untuk membantuku, menyelesaikan apa yang telah kami rencanakan beberapa bulan lalu.

Ku sentuh hadiah terakhir yang  diberikan Syam, yang sengaja aku simpan di atas meja riasnya. Sebuah kotak musik berukuran 15x15, aku mulai membukanya, memasangkan balerina yang terbuat dari perunggu dan mendengarkan suara dentingan piano yang keluar dari kotak musik. intrumen fur elise mulai mengalun lembut, mengingatkanku akan penghianatan Syam. Tidak salah beethoven menciptakan fur elise untuk penghianatan yang dilakukan kekasihnya karena memang rasanya sangat sakit.

Aku mulai meresapi not demi not yang keluar dari kotak musik, aku baru menyadari kalau pengalaman cinta Beethoven sama tragisnya denganku cuma bedanya Beethoven di tinggal menikah oleh kekasihnya yang bernama Therese Malfatti Perempuan yang sangat dicintainya sampai ia bisa menciptakan lagu yang sangat penomenal dari kekecewaannya itu. Sementara aku, aku hanya bisa menangis dan menangis setiap kali mengingat Syam. Sampai detik inipun aku masih belum percaya Syam berkhianat dengan memacari sahabatku.

Aku tersentak kaget ketika mendengar suara Rivers Cuomo dengan butterflynya mengalun dari ponselku tepat di sebelah kotak musik pemberian Syam, sesaat aku menatap layar LCD yang berkedip-kedip menandakan ada panggilan masuk, dengan malas aku  menggeser tanda hijau dan mendekatkan ponselnya kearah telinga.

DIKALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang