Ada beberapa pertanyaan dari readers yang sepertinya bingung karena tidak mengikuti cerita dari awal, Aku bantu jelaskan di sini.
pertama; ada yang nanya berapa umur Fio dan Dikal? Fio dan Dikal sama-sama berumur 26 tahun karena di cerita sebelumnya mereka di ceritakan masih SMU, ABG-ABG labil gitu.
Kedua; Mereka satu sekolah tapi tidak saling kenal karena sama-sama bukan anak yang populer.
Ketiga; Dikal di paksa pindah sekolah setelah insident penabrakan mobil Melati.
Keempat; mereka tidak pernah bertemu lagi setelahnya.
Kelima; Oscar cowok, seorang desainer teman SMU Fio.
Sedikit penjelasan mudah-mudahan gak ada yang bingung lagi.
Happy reading.
"Pokoknya Tydes gak mau!" Tydes marah dengan melipat tangannya di dada. Ini sudah satu jam Tydes ngambek dan tidak mau memakai bajunya setelah tadi hampir dua jam berendam di kolam renang. Masalahnya cuma satu, Melati mommy tidak ada di rumah saat ini.
"Please, Tydes kak Fio mohon kerja samanya. Tydes nurut sama kak Fio sampai mommy kembali." Fio sudah cukup frustasi menghadapi Tydes yang keras kepala.
"Tydes maunya mommy. Kenapa Peony diajak sementara Tydes enggak?" Fio kembali menarik napas panjang, ia harus banyak bersabar menghadapi ketergantungan Tydes terhadap Melati mommynya, tidak salah memang Melati memanjakan Tydes seperti itu kalau ia ada di rumah setiap saat. Tapi Melati tidak sepenuhnya menjadi Ibu rumah tangga yang setiap hari ada di rumah, ia harus membagi waktunya untuk bekerja, mengurus anak dan menemani Nino suaminya menghadiri acara-acara yang sering diadakan rekan-rekan bisnisnya. Seperti kali ini Melati pergi selama tiga hari ke Bali menemani Nino untuk menghadiri acara pembukaan hotel milik rekan bisnisnya dan Tydes, Melati sengaja meninggalkan Tydes dirumah bersama Fio karena ia pikir Tydes akan lebih mudah ditangani kakaknya sendiri.
Sekarang yang cukup dipusingkan Fio harus menghadapi kemarahan Tydes. "Bukannya mommy gak mau ajak Tydes, kan Tydes tau sendiri mommy pergi ke Bali bukan untuk liburan tapi nemenin daddy."
"Kenapa Peony ikut?"
"Karena kak Fio gak mungkin menjaga Peony yang masih kecil."
"Pokoknya Tydes mau mommy!"
"Aduh.....udah deh, kak Fio gak suka punya adik kolokan. Sekarang mandi dan ganti baju, kak Fio tunggu di dalam." Tanpa menoleh lagi Fio masuk kedalam rumah dan meninggalkan Tydes sendirian.
Baiklah, kita hitung seberapa lama Tydes bisa bertahan dengan sikap keras kepalanya. Fio duduk di sofa putih yang ada di ruang keluarga, ia mulai memperhatikan detak jarum jam yang melingkar di pegelangan tangannya, satu menit, dua menit, tiga menit.............satu jam dan Tydes belum juga berniat untuk masuk. Lama kelamaan Fio merasa khawatir. Khawatir Tydes akan sakit. Tapi kalau ia menyerah dan membujuk Tydes, jelas Tydes akan semakin besar kepala dan tidak akan pernah mau belajar untuk bersikap manis.
Fio mulai cemas, ia berdiri, beberapa kali kepalanya menengok ke arah pintu kaca yang menghubungkan ruang dalam dan taman belakang, tidak ada tanda-tanda Tydes menyerah dan masuk. Sejenak kakinya melangkah menuju pintu belakang tapi kemudian dia berhenti dan kembali duduk, cukup lama Fio mondar-mandir di depan sofa yang tadi sempat di dudukinya. Apa ia harus menyerah dan mengantarkan Tydes ke Bali menemui orangtuanya atau tetap membiarkan Tydes sebagai pelajaran, dia harus tahu tidak semua orang memanjakannya dan menuruti keinginannya.
Tapi ini sudah lebih dari dua jam Tydes berada di luar. Fio mulai cemas, ia hampir saja menelepon Melati kalau Oscar tidak datang dan mengagetkannya, berani taruhan dalam dua atau tiga jam mommynya pasti akan pulang dengan wajah panik.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIKAL
Lãng mạnDIKAL Aku bersumpah tidak akan pernah menikahi siapapun seumur hidupku tapi gara-gara perempuan itu aku melanggar sumpahku sendiri. FIORENZA Resolusi hidup yang telah aku susun sejak SMU berantakan semua, gara-gara pria itu masuk di lingkaran keluar...