7. TROUBLE

16.3K 1.4K 51
                                    


Dikal menyandarkan badannya di pintu mobil, menunggu Fio keluar dari toko kue vanilla cake & pastry, tempat yang di pilih Fio untuk pertemuan mereka. Sesekali Dikal melirik casio di pegelangan tangan kanannya berharap Fio cepat selesai dan segera menemuinya, ini sudah lebih dari tigapuluh menit waktu yang dijanjikan tapi Fio belum juga keluar menemuinya padahal Dikal sudah sangat ingin melihat wajah cantik Fio.

Sedikit kesal di goyang-goyangkan kakinya dan menatap satu persatu mobil yang lewat di depannya,iseng-iseng Dikal mulai menyebutkan nama mobil dan tahun pembuatannya. Mobil pertama lewat.

"Kijang inova tahun 2004."

"suzuki APV tahun 2008"

"Lamborghini aventador tahun 2011. Gila ternyata ada juga yang memakai mobil dengan pajak termahal."

"carry pick up tahun......." Dikal tidak tahu mobil carry yang barusan lewat di produksi tahun berapa.

"BMW 318i tahun 1997."

..............

..............

..............

Dikal mulai bosan, di liriknya kembali jam yang melingkar di pegelangan tangannya. Hampir satu jam, keluhnya sambil menatap toko kue vanilla cake & pastry yang sudah gelap.

Satu karyawan keluar dari pintu samping, Dikal langsung tersenyum senang berarti Fionya akan segera keluar dan menemuinya. Tiga karyawan ikut menyusul keluar, dua karyawan keluar lagi setelahnya dan akhirnya orang yang dari tadi di tunggunya keluar juga.

Fio berjalan menghampiri Dikal, masih dengan pakaian yang sama sexynya seperti kemarin cuma bedanya sekarang ia memakai cardigan untuk menutupi bahu telanjangnya tapi dress yang dipakai Fio sama pendeknya dengan kemarin. Emosi Dikal tiba-tiba meluap melihat Fio yang tidak mengerti juga dengan situasi saat ini, kejahatan dimana-mana dan Dikal tidak ingin Fio menjadi korbannya.

"Apa kamu belum ngerti juga. Pakai pakaian sopan kalau keluar rumah." Dikal langsung memarahi Fio setelah mereka berdua saling berhadapan.

"Sudahlah, urus diri kamu sendiri. Jangan ngurusin orang lain. Sekarang mana bukunya?" Fio juga tidak terima setiap bertemu Dikal selalu di kritik soal pakaian, Dikal tidak tahu apa-apa tentang kontrak kerjanya dengan Oscar.

Fio mengambil buku dari tangan Dikal, melihatnya sekilas memastikan kalau buku itu memang buku yang dipesannya kemarin. "Terimakasih." Ucapnya lalu pergi meninggalkan Dikal dan masuk kedalam taksi yang sudah menunggunya.

Sesaat Dikal bengong, tidak percaya dengan apa yang barusan terjadi. Fio hanya mengucapkan terimakasih dan berlalu begitu saja, tanpa menghargai apa yang telah ia lakukan.

"Fio, hai tunggu sebentar." Dikal berusaha mengejar taksi yang ditumpangi Fio, ia baru ingat kalau Fio belum mengganti uang buku yang telah di belinya. Tapi taksi sudah melaju pergi.

Dikal menjambak rambutnya frustasi, selalu seperti ini setiap kali bertemu Fio, ia selalu membuat kesalahan yang sama. Dengan kasar Dikal membuka pintu mobil dan menghempaskan tubuhnya di jok depan lalu kembali menutup pintunya dengan kasar dan pergi meninggalkan vanilla cake & pastry yang sudah sepi.

***

Fio memang sudah sangat cape dan ingin sesegera mungkin pulang kerumah setelah hampir seharian ia membantu karyawannya di toko kue, tapi gara-gara Dikal datang mengantarkan buku yang telah di pesannya satu bulan yang lalu mau tidak mau Fio harus pergi ke apartementnya Syam. Bukan-bukan apartement Syam tapi apartement miliknya yang ia terima dari ayahnya sebagai hadiah kelulusan tiga tahun yang lalu dan sekarang ia dengan sukarela memberikan apartemen itu untuk Syam yang tidak mempunyai tempat tinggal, Fio berpikir daripada uang Syam dipakai untuk menyewa tempat kost lebih baik uang itu di gunakan untuk kebutuhan yang lebih penting dan masalah apartement Fio sama sekali tidak pernah menempati apartement pemberian ayahnya itu. Ia lebih nyaman tinggal di rumah bersama orangtua dan adik-adiknya.

DIKALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang