28

96 9 14
                                    

HELLO! I'M COMEBACK!

MAAF BARU UP, SETELAH DUA PEKAN LAMANYA. SELAIN KARENA SAKIT, AUTHOR JUGA ADA KESIBUKAN LAINNYA. JADI, MAAF😭

DOAIN AJA DEH, SEMOGA AUTHOR BISA CEPET UPDATE. LANCAR TERUS GITU. AAMIIN

DAN SEMOGA, KALIAN GAK LUPA SAMA ALURNYA, YA. KALO LUPA, KALIAN BISA BACA LAGI DARI AWAL🙈 MAAP




HAPPY READING!









BTW, THANK'S FOR 900+ READERS! DITUNGGU 1KNYA🤭🤣

Tidak ada yang tahu soal masa depan, maka dari itu, aku berharap kepadamu. Jika suatu hari nanti baik aku maupun kamu melakukan kesalahan ataupun berpisah. Berjanjilah padaku, hatimu akan selalu ada untukku, Cakra. Walau ... mungkin itu terdengar mustahil

~ Aqila Eitene Gustav ~

~•~

Suara euforia teriakan terdengar keras ketika satu per satu dari mereka turun dari bukit. Menikmati angin sepoi-sepoi di sore hari sebelum matahari terbenam. Di saat dari mereka memilih untuk paragliding sendiri. Dean dan Aqila justru paragliding berpasangan, dengan didampingi seorang profesional pastinya.

"Ya ampun, Dean. Kamu yakin ini gak papa?" cemas Aqila sembari menatap bawah ngeri. Digenggamnya erat tangan putih kekasihnya. Sedangkan Dean hanya tertawa geli melihat wajah sangar dan pemberani Aqila tadi berubah menciut juga ... pucat.

"Ya mana aku tahu, kan kamu yang ngajak aku, Princess," ucapnya santai. Aqila geleng-geleng kepala, masih ngeri.

"Nggak-nggak! Aku gak jadi turun deh. Mending kamu aja. Aku jalan aja turunnya," kata Aqila dengan raut takutnya. Dean memutar kedua bola matanya malas.

"Ck, nanggung!" kata Dean. Dan ketika ia melihat Aqila yang masih bergeming di tempatnya.

Seketika, ide jail pun muncul. Digenggamnya erat tangan Aqila, membuat sang empu menoleh karena tindakan Dean yang tiba-tiba. Lalu, dengan senyum manis tak bersalahnya, Dean menarik Aqila cepat bersamaan dengan aba-aba yang diberikan sang pemandu. Sontak saja, Aqila memekik kencang ketika tubuhnya melayang di udara.

"Aa ... Dean! Aku takut!" teriak Aqila yang mampu didengar oleh Nabil, Steva, Ryan, Rico, dan para sahabatnya yang berada di bawah sana.

Mendengar teriakan Aqila, spontan saja Steva cemas. Pasalnya, ia tahu akan fobia Aqila. Sekaligus takut jika terjadi sesuatu kepadanya. Rico yang berada di sampingnya pun menepuk bahu Steva. Mengatakan jika Aqila akan baik-baik saja. Karena ada Dean di sisinya.

Sementara di atas sana, Aqila masih memejamkan mata sembari memegang kedua tali paraglidingnya kuat-kuat. Dean yang berada tidak jauh darinya pun tersenyum. Dan menatap Aqila lekat-lekat.

"Aqila!" teriak Dean. Aqila hanya diam. Tak menggubris teriakan Dean. Dean pun semakin gemas. Lalu, ia pun kembali berteriak kencang.

"Buka matamu, Sayang! Ayo! Kamu pasti bisa!" teriak Dean menyemangati.

"Buka matamu, Sayang! Ayo! Kamu pasti bisa!" teriak Dean menyemangati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
DEQILA Story REVISI VersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang