Bab 7

3 1 0
                                    

Tiga hari berlalu begitu cepat, lagi - lagi Raka hanya bisa memantau perkembangan Aifa dari kejauhan. Pagi tadi Raka ke ruang inap Aifa, dia sendirian, dan seperti hari- hari sebelumnya ia di usir oleh Aifa.
"Capek gue begini lama- lama". Batin Raka, dirinya sangat tertekan atas sikap Aifa kepadanya.
"Gue harus tahu apa yang sebenarnya terjadi di masa lalu".
Raka mencari nomor seseorang dan membuat panggilan.
"Lo sibuk nggak ? Gue ada urusan Sama Lo sekarang juga". Ucap Raka begitu panggilan nya terhubung.
"Langsung ke kantor gue aja, gue tunggu di roooftop". Jawaban dari seseorang di seberang sana.

Raka mematikan hp nya, melepas baju dokternya lalu bergegas ke parkiran dan melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Melaju dengan kencang agar segera sampai di perusahaan salah satu temannya yang mungkin bisa membantunya memecahkan masalah ini.

Sesampainya disana Raka segera menuju roooftop. Disana sudah ada Devano, teman yang sangat dekat dengan Razky.
"Hai bro gimana kabar nya? Tumben Lo ngajak gue ketemu." Ucap Devano disela sela asap rokoknya.
" Kabar gue baik, Lo sendiri gimana ? Aman kan ? Gue mau cari tau tentang masa lalunya Razky". Terang Raka membuat Devano sedikit menegang.
" Ada apa ?".
"Gue cuma pengen tau aja". Jawab Raka seadanya.
" Ya gini dulu, Lo mau tau tentang apa dari Razky ? Nggak mungkin tanpa sebab".

" Yoi, gue mau tau siapa perempuan yang ada di masa lalu nya Razky sebelum meninggal".

"Kalau itu...gue bukanya nggak mau cerita tapi gue udah janji sama Razky untuk merahasiakan semuanya".

"Tapi disini gue butuh banget jawabannya Dev, kalau nggak gitu ceritain awal mula kenapa gue bisa kecelakaan sama Razky malam itu".

" Jadi Lo bener- bener nggak ingat sama sekali ?". Tanya Devano memastikan dan hanya gelengan kepala dari Raka sebagai jawabannya.
" Jadi gini malam itu Razky lagi marahan sama Sarah, Lo tau kan si Sarah itu ?".

" Iya gue tau sekampus dulu sama gue".

" Marahan sama Sarah itu gara- gara satu perempuan yang dulu pernah menjalin hubungan juga sama Razky, jadi bisa disimpulkan Sarah itu cuma sebagai pelampiasan nya si Razky karena pada waktu itu Razky sangat frustasi karena hubungannya sama perempuan itu nggak dapat restu dari mamanya Razky, kemudian Sarah datang tanpa sebab dan membuat Razky emosi malam itu, kemudian dia ngajak Lo untuk balapan kan tapi Tuhan berkata lain, kalian berdua kemudian di bawa kerumah sakit, ternyata setelah di tangani oleh dokter Razky yang tidak bisa diselamatkan..." Devano menghela nafasnya dengan berat
" Sebelum itu salah satu organ dalam Razky di sumbangkan ke elo agar elo bisa bertahan hidup sampai sekarang...dan itu sudah ada kesepakatan kedua keluarga gitu, sebelum Razky menutup matanya dia berpesan sama gue untuk menemui perempuan yang dulu punya hubungan dengan dia gitu, pesannya sederhana saja, Razky minta agar perempuan itu jangan sampai pikirannya stress dan jaga kesehatan gitu aja sih, nah mulai dari situ Sarah membenci perempuan yang disebutkan Razky....udah gitu ceritanya". Devano mengakhiri ucapan nya
" Kalau boleh tau siapa nama perempuan itu ?".
"Arcilla".
Benar dugaan Raka selama ini, Aifa adalah sosok Arcilla, dan karena seorang Razky, Aifa sangat menjauhi suatu hubungan dengan lawan jenis.
"Gue tau dimana Arcilla sekarang dan gue saat ini udah jatuh cinta sama dia". Ucap Raka membuat Devano menoleh kearah nya.
" Dimana dia sekarang ?".

" Dia sekarang di rumah sakit, dia sakit setelah gue ajak makan malam dan tidak sengaja bertemu dengan Sarah, malam itu gue benar- benar nggak tau apa- apa,dan semenjak saat itu dia nggak mau ngeliat gue ada di dekatnya, maka dari itu gue bertanya sama elo siapa perempuan yang dulu pernah menjalin hubungan dengan Razky".

"Bangsat Lo kenapa nggak dari dulu gue tahu". Ucap Devano menoyor kepala Raka.
" Anterin gue ke rumah sakit".

Mereka bergegas kerumah sakit milik Raka. Sesampainya disana Devano langsung menuju kamar inap Aifa, ia melihat Aifa sedang memainkan ponselnya.

"Permisi". Ucap Devano masuk kedalam kamar di susul dengan Raka di belakangnya.
"Selamat siang Cilla".

Mata Aifa langsung berbinar. ia berhambur kepelukan Devano.
"Dev...aku takut, aku takut sendiri, dimana Razky Dev?".
Tanya Aifa dan melepas pelukannya.
"Dev...Razky dimana ?" Tanya Aifa sangat lirih.
" Jangan nangis gitu dong".

" Razky dimana Dev ??!!!, Dia nggak Meninggal kan Dev ??!!! Jawab aku DEVANO !!!!". Tangis Aifa pecah seketika.

" Jangan nangis ya, Cilla harus sembuh dulu nanti kita ketemu sama Razky ya". Bujuk Devano.
" Razky nggak ninggalin aku kan Dev ??? Aku kangen sama Razky...hiks".

" Pokoknya kamu harus sembuh dulu ya, jangan mikirin Razky, fokus ke kesehatan kamu dulu".
Terang Devano, ia mengelus kepala Aifa penuh sayang.
" Jangan pergi temenin aku disini ya, aku nggak mau sendiri Devano".
Ucap Aifa lemah.

" Aku temenin disini kamu istirahat ya".
Aifa kembali berbaring.
"Aku nggak suka dia ada disini". Tunjuk Aifa pada Raka yang berdiri di samping Devano.
" Dia juga temennya Razky cill".
"Enggak di bukan temannya Razky, aku mau dia pergi".

Raka keluar dari ruangan Aifa, berjalan keruangan kerjanya.
Ternyata sesayang itu Aifa kepada Razky, namun Tuhan lebih sayang Razky dan memanggilnya terlebih dahulu.
















......

Sajak LaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang