Bab 12

1 1 0
                                    

"Assalamualaikum". Raka mengetuk pintu rumah Aifa, digendongannya ada Alta yang terus memandangi wajah Raka.
Tak lama dari itu pintu rumah terbuka dan nampak Aifa yang masih menggunakan mukena.
"Waalaikumussalam, eh...ada apa ?". Tanya Aifa kaget begitu melihat Raka menggendong bayi laki-laki.
"Aku mau ajak kamu pergi". Ucap Raka.
"Silahkan masuk dulu".
Aifa mempersilahkan Raka keruang tamu.
" Ini siapa ?". Tanya Aifa menunjuk bayi yang ada di pangkuan Raka.
"Ini anak tanteku, oh iya aku mau ajak kamu ke toko baju buat beli perlengkapan bayi". Terang Raka kepada Aifa.
"Ohh, kalau gitu aku siap siap dulu ya".

Aifa berjalan ke kamarnya, ia membuka lemari pakaian nya memilih baju yang cocok untuk dirinya, setelah itu dia sedikit memoles wajah nya agar tidak terlihat pucat.

"Kamu mau dibeliin apa ?". Tanya Raka pada Alta, bayi itu tersenyum.
Tak lama setelah itu Aifa sudah berada di samping nya.
"Udah, langsung berangkat atau gimana ?" Tanya Aifa.
"Yaudah ayo".

Berselang 15 menit, mereka sudah sampai di toko baju. Raka meletakkan Alta di stroller dan mendorongnya.
Di dalam toko mereka melihat lihat baju untuk Alta.
"Oh iya, namany siapa?". Tanya Aifa kepada Raka.
"Namanya Alta". Jawab Raka singkat.

Setelah memilih beberapa baju untuk Alta dan membayar nya ke kasir, mereka langsung pulang karena sudah menjelang sore, tidak baik mengajak bayi keluar rumah ketika menjelang Maghrib.
"Oh iya, kerumah aku dulu ya, sekalian makan malam di rumah sama mama". Ucap Raka.
"Eh, nggak perlu aku naik taksi aja". Tolak Aifa karena tidak enak dengan Raka.
" Jangan kan aku yang ngajak kamu keluar tadi, aku harus tanggung jawab".

Mereka sampai di rumah Raka yang terbilang cukup mewah.
Aifa keluar dari mobil dengan Alta digendongnya, setelah minum susu tadi Alta tertidur pulas di pangkuan Aifa.
Di depan pintu sudah ada mama Raka yang menunggu nya pulang.
"Assalamualaikum ma, maaf baru ngajak Alta pulang tadi sedikit macet". Terang Raka setelah mengecup punggung tangan mamanya.
"Iya nggak papa, ini siapa ?". Tanya mama Raka kepada Aifa.
" Saya Aifa Tante, temannya Raka". Jawab Aifa juga menyalami punggung tangan mama Raka.
"Yaudah ayo masuk, nggak baik diluar". Aifa masuk dan menyerahkan Alta kepada mamanya Raka.
"Ai, kalau mau sholat kamu lurus aja, di kamar tamu, udah ada mukenanya". Ucap Raka.
"Yaudah aku sholat dulu ya, permisi tante". Ucap Aifa kemudian berjalan kearah yang ditunjukkan oleh Raka, ia berjalan dengan sedikit menundukkan badannya di depan mama Raka.
"Dia siapa Raka ?". Tanya mamanya sepeninggal Aifa dari ruang tamu.
"Nggak tau ma, sekarang sih masih teman". Jelas Raka sedikit lesu.
"Maksudnya kamu suka sama dia?". Tanya mamanya penuh selidik.
"Bisa di bilang seperti itu, tapi.....entah lah Raka nggak tau". Ucap Raka mengendikkan bahu.
"Namanya Aifa ya, cantik juga anaknya, kalau kamu suka ya diungkapkan dong, kalau kamu diam aja mana Aifa tahu kalau kamu suka kepada nya". Terang mamanya.
"Susah ma, aku merasa aku nggak pantas gitu kalo sama dia". Terang Raka membuat mamanya tersenyum.
"Berarti kamu belum sepenuhnya yakin sama dia, yaudah mama ke kamar dulu Alta sama kamu dulu".

"Iya ma". Raka menepuk-nepuk punggung Alta agar tidurnya semakin nyenyak.
Raka melihat Aifa keluar dari kamar tamu, dan berjalan ke arahnya.
"Udah selesai ? Titip Alta dulu ya, habis ini makan malam dulu terus aku antar pulang". Ucap Raka dan diangguki oleh Aifa. Ia duduk di samping Alta yang tertidur pulas, tangannya mengusap tangan Alta lembut, memandangi wajah Alta yang putih bersih. Tiba-tiba tangan Aifa berhenti pada lengan Alta ia melihat ada luka lebam yang masih membiru. Jantung Aifa berdetak dengan kencang, tangannya berkeringat.
"Astaghfirullah". Ucap Aifa mengelus dadanya.
Ia kembali melihat luka yang ada di lengan Alta. Apa yang terjadi ? Bayi sekecil ini bisa mendapatkan lebam seperti luka orang dewasa.
"Alta, kamu kenapa sayang, kamu anak yang kuat kan, jadi anak yang Sholeh ya, ya Allah lindungilah bayi ini dari segala mara bahaya dan jadikanlah anak yang Sholeh yang paham dengan syariat agama Mu serta di barokahi hidupnya di dunia dan di akhirat". Bisik Aifa pada telinga Alta.
Raka yang sedang berada di belakang Aifa ikut meng amini doa Aifa kepada Alta tersebut.
"Ehhemm, Ai, ayo makan malam, mama udah masak buat kamu". Ajak Raka.

Mereka makan malam diruang makan dengan tenang. Terlihat ada semburat bahagia di wajah Raka ketika melihat keakraban mamanya dan Aifa.














.....


Sajak LaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang