Ujian dan Keributan si Tom&Jerry

159 85 7
                                    

Hallo, sebelumnya terima kasih karena mau mampir dan membaca cerita saya. Saya harap, kalian juga mau untuk memberikan vote dan komentar.

Apabila ada kesalahan di penulisan saya, saya meminta maaf atas kesalahan tersebut. Sebenarnya sudah saya perbaiki, hanya saja ... Saya memperbaiki di aplikasi Ms Word, bukan di Wattpad. Karena jika saya perbaiki di Wattpad, komentarnya akan hilang.

 Karena jika saya perbaiki di Wattpad, komentarnya akan hilang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terima kasih atas perhatiannya.
Selamat membaca (◠‿・)









"Baik, anak-anak. Seperti yang kita tahu, hari ini mulai dilaksanakannya ujian nasional. Jadi, sebelum kita memulainya, marilah kita berdoa menurut agama dan keyakinan masing-masing," ujar pak Wisnu sebagai pengawas ujian nasional di ruang 2.

"Baik, pak." Seluruh siswa menjawab secara bersamaan, kemudian duduk dengan tegap untuk berdoa.

"Baik, saya akan bagikan kertas jawaban dan kertas soalnya. Ingat, tidak boleh ada coretan, kertas menekuk, atau berlubang. Jadi, kalian harus menjaganya hati-hati. Ketika waktu sudah selesai, segera dikumpulkan. Waktu mengerjakan 120 menit, setelah waktu selesai kertas yang belum dikumpulkan, dengan terpaksa akan diambil. Mengerti semuanya?" Jelas pak Wisnu.

"Mengerti, pak."

"Oh, ya satu lagi. Jangan ada yang mencontek, ada cctv di ruangan ini yang berjumlah 4, jadi berhati-hatilah." Peringat pak Wisnu pada seluruh siswa yang ada di dalam ruangan.

"Kalau ketahuan, pak?" Salah satu siswa mengangkat tangannya seraya bertanya.

"Akan ada konsekuensinya, nilai akan dikurangi, atau akan dipindahkan ke ruang guru," jawab pak Wisnu sembari membagikan kertas ujian.

"Mampus," bisik Devan pada Dean yang ada di kursi sampingnya.

"Kamu sih, ngeyel aja mau nyontek!" tegur Dean pada Devan.

"Ya, aku kira gak ada cctv," Devan yang merasa tidak ingin disalahkan hanya mendengus kesal.

"Devan, Dean, harap diam!" Tegur Bu Ana pada kedua anak tersebut.

Meskipun mereka berbicara sembari berbisik, pendengaran bu Ana sangatlah tajam. Bahkan, para siswa sering menyebut jika pendengaran Bu Ana 11 12 dengan pendengaran seekor gajah.

"Ngeselin amat bu tua," gerutu Devan, membuka kotak pensilnya.

"Saya mendengarnya ya, Devan!!" Lagi-lagi Bu Ana dapat mendengar suara pelan dari Devan.

Power Actuator  (Terbit ✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang