Penolakan

15 2 0
                                    

Hey, guys. Dibaca, yak! Udah spam up loh.

-Selamat Membaca-
Salam ceria dari Matcha
(◍•ᴗ•◍)❤




Ungkapan Deka kemarin benar-benar ia lakukan. Memberitahu pada semua orang tentang opininya untuk memusnahkan robot-robot yang dianggap membuat manusia menjadi bergantung padanya. Awalnya, Deka ragu untuk berbuat, apakah ia akan dipenjara? Atau hanya akan dicap sebagai orang yang hendak menjatuhkan usaha orang lain? Entahlah. Pria itu hanya ingin mencoba.

Deka duduk di ruangannya, ruang pribadi yang ia tempati selama di perusahaan. Ruangan itu sederhana, seperti ruang kantor biasa. Beberapa gambar robot tertera di sana, penjelasannya, komponen dan strukturnya, lalu replika kecil yang ia susun di dalam lemari kaca.

Ada banyak komputer juga di sana, yang pasti komputer itu memiliki fungsi yang berbeda-beda. Ada sekitar 4 komputer dan 2 laptop di ruangan itu. Semua Deka gunakan pribadi, terkecuali saat ada temannya –Gallen, Fathir, Kalil, Clara, dan Devi– yang ingin meminjamkannya untuk keperluan pekerjaan.

Deka belum berbuat apa-apa, hanya diam menatap layar komputernya yang menampilkan berbagai artikel opini dari beberapa orang di belahan dunia.

Deka menyimak deretan opini itu secara saksama, mencermati baik-baik isinya. Kemudian, ia juga memikirkan bagaimana caranya untuk mengutarakan pendapatnya. Apakah banyak orang yang akan marah?

Deka pindah ke laptopnya, mulai membuka laman web yang menyediakan fitur untuk menulis pendapatnya. Jari tangan Deka bergerak cepat, menuliskan apa yang ingin ia utarakan di sana.

Dalam web itu, Deka menuliskan;

"Hai, saya Merdeka Indonesia, pemilik perusahaan MI Zero. Saya ingin menyampaikan apa yang selama ini saya pendam, bukan soal rasa cinta yang terpendam, melainkan pendapat saya. Sebelum saya mengutarakannya, saya harap, kalian ingin menerimanya dengan baik. Jika memang tidak bisa kalian terima, kita bisa bicarakan bersama-sama.

Saya turut prihatin. Melihat teknologi dunia yang semakin canggih dari masa ke masa. Dahulu, kita terlihat bahagia tanpa adanya teknologi canggih yang mengalami perubahan besar. Bahkan, penggunaan smartphone pun belum banyak digunakan.

Apakah kalian sadar? Semakin bertambahnya tahun, semakin bertambah pula teknologi yang canggih. Namun, semakin turun semangat manusia dalam melakukan pekerjaan.

Ada banyak teknologi yang berkembang sekarang. Yang kalian gunakan sehari-hari untuk membantu kalian menyelesaikan pekerjaan. Baik pekerjaan rumah ataupun kerja lainnya. Saya tahu, kalian senang menggunakannya.

Akan tetapi, yang saya prihatinkan adalah penggunaan robot di era sekarang. Sudah tidak asing lagi bagi kita semua. Bahkan, ada kemungkinan besar mayoritas pengusaha memilikinya, beberapa orang juga memiliki dan menggunakan robot-robot itu.

Sangat disayangkan. Penggunaan robot ini bisa menaikkan rasa malas manusia dan bisa menggantikan peran manusia. Lihatlah. Beberapa pengusaha seperti restoran telah menggunakan robot sebagai pelayannya. Tidak lagi manusia yang membantu melayani para pelanggan.

Pelanggan tertarik, pendapatan restoran bertambah karena banyaknya pelanggan yang berdatangan ingin merasakan masakan yang dibuat oleh robot, dan dilayani oleh robot juga. Bila ada kesalahan, mereka tidak menyalahkan robot. Beda lagi dengan manusia.

Saat manusia yang bekerja melayani pelanggan, bila ada kesalahan, mereka akan memakinya. Tidak tanggung-tanggung. Mereka juga mengungkit kesalahan itu di media sosial dan seketika restoran itu jatuh ratingnya.

Terlihat sekali perbedaannya. Inilah yang saya sayangkan. Bagaimana nasib para pelayan dahulu yang sekarang digantikan oleh robot. Bagaimana nasib para pekerja yang tidak memiliki keahlian dalam teknologi. Dan bagaimana nasib masyarakat yang bergantungan dengan teknologi canggih.

Power Actuator  (Terbit ✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang