Dalam Pemantauan

13 3 0
                                    

-Selamat Membaca-
Salam ceria dari Matcha
(◍•ᴗ•◍)❤




Gallen tidak benar-benar jatuh mengenai permukaan tanah, melainkan, ia jatuh tepat di balkon ruangan Deka. Yap, ruang kerja Deka memiliki sebuah balkon, gunanya untuk mengawasi keadaan di luar. Ruangan itu berada di lantai 21. Cukup tinggi.

Gallen mengadu, rasa sakitnya berlipat ganda karena balkon kamar Deka sangat keras. Untungnya, ada pagar pembatas yang membatasi tubuhnya agar tidak jatuh. Gallen menengadah, melihat ke atas, tepat di sana, Jhon terlihat khawatir. Kemudian, Gallen mengacungkan jari jempolnya tanda ia baik-baik saja.

Pria itu masuk ke ruangan Deka. Pintunya tidak dikunci karena tadi ia sempat mengambil kunci di sana. Saat masuk, Gallen waspada, takut ada robot yang ternyata sudah menjelajahi ruangan.

Dan benar saja. Saat langkah kakinya baru melangkah 3 kali, terdengar suara hentakan kaki hendak menuju ruangan Deka. Dengan cepat, Gallen segera masuk ke dalam lemari, ia berpikir di sana akan aman karena robot tidak akan melihatnya.

Namun, ternyata, robot itu tidak masuk. Pintu ruangan Deka memiliki sensor. Gallen lupa dengan hal itu. Menghela napas lega, Gallen bersandar di dalam lemari. Lemarinya luas, memang dirancang Deka untuk tempat persembunyian. Terkadang, lemari itu juga ia gunakan untuk menyimpan koper dan barang berharganya.

Mendapat getaran dari sakunya, Gallen segera meraih ponselnya di sana. Melihat di layar ponsel, terdapat nama Deka di sana. Deka meneleponnya, ada sekitar 20 panggilan tidak terjawab. Gallen membelalakkan matanya ketika sebuah pesan dari Deka membuatnya cukup gelisah. Dalam pesan itu, Deka berkata bahwa ia ada di sekitar MI Zero, bersembunyi di sebuah cafe terdekat.

Gallen ke luar, melihat cafe yang Deka bicarakan. Benar. Deka ada di sana, duduk di atas mobil dan mengamati para robot yang menyerang. Deka ingin menyerang, sayangnya, tidak ada senjata yang ia bawa. Jadi, mau tak mau, harus menunggu di sana. Apakah akan semakin membaik atau tidak.

Gallen melambaikan tangannya saat Deka melihat ke atas. Meski tubuh Deka terlihat sangat kecil dari ketinggian ruang kerja Deka, namun, Gallen cukup baik mengenal fisiknya.

Deka membalasnya dengan senyuman, kemudian, mengepalkan tangannya seakan ia berkata, "semoga berhasil."

Gallen mengangguk. Bergerak masuk dan mencari cara agar ia bisa menyerang robot kembali. Dirinya khawatir dengan Jhon dan para pekerja keamanan yang menyerang robot di atas sana. Bahkan, robot-robot itu semakin bertambah. Meski Jhon telah membantunya dengan mendorong kuat hingga jatuh.

Robot yang jatuh memang langsung rusak, beberapa bagiannya pecah, dan robot tidak dapat lagi bergerak. Tendangan Jhon cukup kuat, badannya yang besar mampu menendang robot sampai terpental.

Salah satu robot jatuh lagi. Tepat di depan cafe Lania, sebuah cafe yang dijadikan tempat persembunyian oleh Deka. Ketika robot itu jatuh, Deka melihatnya. Namun, mendiamkan sejenak, memastikan bahwa robot itu benar-benar tidak dapat lagi bergerak.

Dirasa robot lemah dan tidak bergerak, Deka menghampirinya. Melihat saksama bagian robot yang utuh dan yang sudah hancur berkeping-keping. Di antara bagian yang hancur, ada sebuah bagian yang benar-benar utuh, yaitu badan robot.

Karena penasaran, Deka menyentuhnya. Permukaannya sangat keras, terdapat sebuah kotak di sana. Berusaha untuk membukanya, Deka mencongkel dengan silet yang ada di saku jasnya. Silet yang biasa ia gunakan untuk membuka berkas yang belum terbuka.

Saat dibuka, keningnya mengerut. Terdapat logo MI Zero di sana. Apakah ini tipu daya? MI Zero tidak pernah memproduksi robot. Hanya mesin-mesin, aki, atau baterai, dan semacamnya. Dan apa yang Deka temukan ini sangatlah membuatnya naik pitam. Siapa lagi yang mau menambah masalah.

Power Actuator  (Terbit ✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang