-Selamat Membaca-
Salam ceria dari Matcha
(◍•ᴗ•◍)❤
•
•
•
•
•
Dalam pengawasan di atas gedung MI Zero. Terlihat banyak robot yang berjatuhan tidak berdaya. Sayangnya, robot itu tidak henti-hentinya terus menyerang. Dari yang semula di lantai bawah, sekarang ada di lantai atas. Menyerang Jhon dan anggotanya, serta Gallen yang menjadi incaran utamanya.
Seperti yang dikatakan Gallen, robot itu bisa berbicara, dengan fasih mengatakan hal-hal ancaman pada Gallen. Meski tidak semuanya, namun, banyak yang mengutarakan hal itu.
Seperti robot yang sedang dihadapi oleh Gallen sekarang, robot itu menyerang Gallen. Dengan pistol yang ada di tangannya, Gallen terus membalas. Pistolnya tidak mempan, membuat Gallen berpikir seribu cara agar bisa memusnahkannya.
Robot yang ia hadapi sekarang bukanlah robot biasa, melainkan robot yang sangat kuat. Bahkan, ketika Jhon menendangnya kuat, robot itu tetap kokoh berdiri, tidak goyah sekalipun.
"Kau tidak bisa menghancurkanku dengan pistol tak berguna itu!" hina si robot.
Perlahan, robot mulai mendekat, Gallen menjadi terpojokkan. Bersiap untuk menembakkan peluru tepat di depan Gallen. Namun, sebelum hal itu terjadi, Jhon segera menembak robotnya dengan pistol perangkap. Meski tidak semua bagiannya terperangkap, setidaknya Gallen ada kesempatan untuk berdiri dan berjaga-jaga.
"Jangan pernah menghinaku. Kau hanya seonggok mesin yang diciptakan legal dan menyalahi aturan!" Gallen menggertak. Rahangnya mengeras kuat, jemari tangannya meremas pistol di tangan kanan.
Dor!
Suara tembakan yang sangat keras terdengar. Disusul dengan teriakan seorang pria yang berlari menghampiri mereka di lantai atas. Pria itu adalah Deka, datang bersama temannya yang lain. Membawa pistol dan pelindung masing-masing.
"Hentikan!" sergah Deka.
Kakinya ia lebarkan, kaki kirinya berada di depan, dan kaki kanannya ada di belakang. Badannya condong ke depan, tangannya mengepal kuat pistol di tangan kanan, sementara tangan kirinya memegang tameng untuk melindungi tubuhnya.
Keadaan sempat terdiam, namun, hanya sesaat karena robot kembali menyerang. Kini, tidak lagi saling menyerang dengan Jhon ataupun anggotanya, melainkan Deka dan teman-temannya.
Gallen beranjak dan berujar, "aku nyuruh kamu untuk menjauh, Ka!"
Deka menggeleng, tidak menoleh ke arah Gallen. Pandangannya masih fokus pada robot di depannya, robot yang berbadan lebih tinggi dari robot lainnya.
"Mangsaku telah datang," ucapnya.
Kalil maju selangkah, menyamakan badannya di samping kiri Deka. "Kamu sejenis reptil apa unggas?" seloroh Kalil.
Semuanya terkejut, termasuk robot yang menyerang. Memiliki wajah yang ekspresif selayaknya manusia, hanya datar dan hitam saja. Saat terkejut, marah, santai, atau lainnya, mereka akan menyesuaikan. Seperti sekarang. Mereka memasang wajah dengan mulut membentuk bulat, matanya ikut membentuk oval ke atas, dan alisnya seperti terangkat. Tidak memiliki hidung.
Sedangkan yang lain tidak heran lagi. Di momen genting seperti ini pun, Kalil masih saja mencoba untuk memecahkan keseriusan. Pria itu tidak pernah berubah dari dulu, selalu aja melawak. Hanya itulah kemampuan utamanya. Terkadang bisa marah, jika memang ada orang yang benar-benar membuatnya marah.
"Lil, mundur!" suruh Deka, melirik tajam Kalil.
Kalil kekeh menggeleng, ia ingin di samping Deka. Begitu pun dengan Fathir yang menyusul dan berada di samping kanan Deka. Sementara Jarrel, Jovan, dan Sagara berada di belakang robot untuk mengepungnya. Robot itu sendiri tidak sadar karena fokus dengan tangannya yang mengarah ke wajah Deka. Tangan yang sewaktu-waktu bisa menembakkan peluru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Power Actuator (Terbit ✔️)
Science FictionPOWER ACTUATOR SUDAH TERBIT Tersedia di TBO Androbooks Link ada di bio Instagram @/tyningyaa_ atau cek bio @matchaIatte • • • Merdeka Indonesia, seorang pemuda yang berkeinginan untuk kembali mengubah dunia. Jauh dari keterpurukan, di bawah naungan...