chapter 5

39 25 12
                                    

...SELAMAT MEMBACA...

"bi kenapa gitu raut wajah bibi?" tanya seorang remaja laki-laki tak lain reyhan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"bi kenapa gitu raut wajah bibi?" tanya seorang remaja laki-laki tak lain reyhan.

"den reyhan non vio demam mendadak den, tadi waktu bibi antar susu kekamar den rey bibi liat non vio gemetaran pas itu bibi ukur suhu non vio dia ternyata demam." sahut bi tari panjang lebar.

terlihat seorang gadis yang sedang tergeletak ditempat tidur miliknya dengan lemah seorang gadis yang seharusnya bersekolah, tetapi saat itu dia sedang sakit akibat kelakuan alexxa dan teman-temannya kemarin dan hal itu membuat gadis itu harus tertidur serta beristirahat diatas kasur miliknya pada saat itu dengan kompresan air hangat didahi milik gadis itu.

Tringg... Tring... Tringg..

"iya halo." sahut seseorang yaitu bi tari.

Bunyi deringan telfon rumah milik viola itu sedang berbunyi dan diangkat oleh bi tari, terdengar suara wanita jauh dari telfon itu wanita yang menanyakan kabar gadis perempuan miliknya yaitu viola. Hal itu membuat wanita paru bayar yang berbicara dengan bi tari kaget karena anak gadis satu-satunya itu sedang sakit, yah itu adalah renata.

"bi vio kenapa bisa sakit?" tanya wanita itu.

"saya juga gatau ibu soalnya pagi-pagi tadi non vio udah gemetaran bu jadinya saya panik terus kabarin ibu segera." ujar bi tari.

"oke yaudah bi, dua hari lagi saya bakal pulang keindonesia ya bi. saya pulang sama suami saya jadi kabar ini jangan kasih tau ke vio yah soalnya mau suprise dia." ujar wanita paru bayah itu.

"siap bu saya ga bakal kasih tau anak-anak." sahut bi tari.

"kalau ada apa-apa bibi segera kabarin saya yah soalnya saya sangat khawatir sama viola bi." ujar renata tak lain ibu dari dua anak itu.

"iya bu." sahut bi tari.

•∆•∆•∆•∆•∆

seorang gadis yang sedang berada ditengah taman kota dengan hawa dingin sore hari yang mulai memperlihatkan senja yang mulai terbenam duduk dibangku taman sambil menatap dengan senyum, senja itu.

"kamu ngak dingin?" sebuah suara yang membuat viola tersentak akan suara itu.

seorang remaja laki-laki yang menatap viola, sebuah wajah yang tidak asing bagi seorang viola wajah yang sudah pernah dia lihat sebuah wajah familiar dengan bentuk dan style yang hampir sama.

"ga dingin kok, walaupun hawa dingin yang udah memperlihatkan malam." ujar gadis itu.

"tapi kamu adalah seorang perempuan jikalau kamu sakit dan kedinginan gimana?" tanya remaja laki-laki itu.

BUMI DAN TAKDIR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang