Dream (1) - Putrathanat

287 27 6
                                    

Cerita penutup dari PutraThanat. Jangan lupa klik bintang kalau kalian suka dengan ceritanya.
Enjoyed.
============================

Judul : DreamPenulis : PutraThanatWord : 2

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Judul : Dream
Penulis : PutraThanat
Word : 2.4K
Chapter : 1
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

Suara riuh orang-orang terdengar mulai dari teriakan, tawa serta tangisan anak-anak memenuhi sebuah kawasan taman hiburan dengan penuh berbagai macam wahana permainan.

Kini di depan gerbang masuk kawasan taman hiburan tersebut, tengah berdiri seorang laki-laki sambil menatap ragu ke arah taman dengan nuansa putih juga merah muda tersebut.

"Masuk… tidak… masuk," sudah hampir sepuluh menit ia menimang-nimang antara masuk atau tidak ke dalam wahana tersebut.

"Huft!! menyebalkan," gerutunya sambil memproudkan bibirnya.

"Eehhhh…" orang tersebut terkejut karena tiba-tiba saja seseorang menarik tangannya, dan membawanya masuk ke area taman hiburan tersebut, "siapa dia?" Ucapnya dalam hati.

Orang yang ditarik tersebut hanya pasrah, kakinya mengikuti kemana oramg tersebut menariknya, ,sampai akhirnya orang tersebut berhenti tepat di depan sebuah stan minuman.

"Phi, tolong pink milk satu," ujarnya memesan kepada penjaga stan minuman tersebut, "siapa namamu?"

"Aku?" Sahut penjaga stan tersebut.

"Aku bukan bertanya pada mu, tapi aku bertanya pada dia." tunjuknya pada seseorang yang ia tarik tadi.

"A-aku Saint" sahutnya dengan wajah menunduk.

"Kenapa ini? kenapa wajahku memanas dan tangannya begitu erat mengenggam tanganku," monolog Saint dalam hatinya sambil memandang ke genggaman tangannya dengan tangan laki-laki tersebut.

"Nama aku Perth," ucapnya.

"Terimakasih Phi." Perth membayar minumannya lalu memberikan minum tersebut kepada Saint. 

Saint bingung, namun tetap menerima minuman yang Perth berikan. 

Perth kembali berjalan, dengan tangannya yang masih mengenggam erat tangan mungil Saint. Saint hanya pasrah mengikuti tiap langkah kaki Perth membawanya, Saint merasa nyaman dan damai saat tangannya digenggam erat oleh Perth, tangan Perth tidak selembut tangannya namun tangan Perth terasa nyaman saat digenggam, membuat Saint enggan melepaskannya.

"Saint apa kau lapar?" Tanya Perth menunjuk ke berbagai stan makanan tanpa menoleh ke arah Saint yang berdiri di belakangnya.

"T-tidak Perth, aku tidak lapar," Saint mnyeruput minumannya, mencoba menetralkan rasa groginya.

"Baiklah kalau begitu kita bermain wahana bagaimana?" Tawar Perth, lalu menatap ke arah Saint yang berdiri di belakangnya.

"Em..." Saint bingung, ia bingung harus bersikap bagaimana, ia bukanlah orang yang mudah bergaul. Namun, kini ia bertemu dengan sosok Perth yang datang entah dari mana dan dengan seenaknya menarik tangannya

Valentine/WhiteDay with PerthsaintTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang