Chapter 16 |Baru saja

20 4 0
                                    

Happy Reading Y'all

"Selama hidup ini kita tidak pernah membayangkan beberapa peristiwa buruk yang akan datang secara tiba-tiba. Semakin lama dan secara perlahan banyak adegan yang tidak terduga muncul begitu saja menghujam dada menjadikannya sesak dan pada akhirnya hanya diri sendiri yang tersisa untuk selalu tabah menjalaninya"

_________________

Alih-alih ke toilet justru Bella mencari Daniel untuk memastikan keadaannya baik-baik saja.

Mungkin beberapa orang tidak bisa melihat jelas amarah dari dalam diri pria itu, entah firasat dari mana Bella merasakan perubahan sikapnya.

Gadis ini benar-benar tulus mencintai pria yang ditemuinya beberapa tahun yang lalu.

Bisa dikatakan hanya cinta anak remaja namun tidak bisa dengan mudah dilupakan begitu saja.

Berusaha sekuat tenaga untuk menanggalkannya pun hanya sia-sia karena pada akhirnya hanya dia yang jadi tempatnya merasa bahagia.

Ia masih membawa sebuah pita dengan gunting yang tadi digunakannya untuk mempersiapkan games.

Tidak berniat untuk menanyakan apa yang terjadi namun ia berusaha untuk selalu ada di sisi Daniel saat ini.

"Mau cilok gak?," tanya Bella saat menghampiri Iel.

Tadinya Daniel murung tapi setelah kedatangan Bella, raut wajahnya berubah.

"Emang ada yang jualan cilok disini?," tanyanya.

"Gak ada sih cuma nanya doang, abisnya bingung harus nanya apa lagi,"

Wajah Bella menampakkan kejujuran, ia tidak tau harus menanyakan apa disaat situasinya seperti ini.

Daniel hendak merangkul Bella namun entah mengapa reflek tubuh gadis ini bertolak belakang, bahkan ia hampir menodongkang gunting ke tangan Iel.

Ada-ada saja tingkahnya sudah gengsian, kepo maksimal, kadang cerewet, kadang pendiem, kadang gak tau jalan pikirannya seperti apa, susah banget buat nebak anak ini.

"Kalau gue mati nanti siapa yang lo suka?," sindir pria disampingnya sedikit menahan tawa akibat melihat ekspresi bersalah Bella.

Dirinya langsung menatap Daniel. "Ya maaf kan gak sengaja,"

"Lagian kenapa tiba-tiba ada disini? cie kangen," ucap Daniel.

"Enggak ya, ih yaampun tolong jangan kepedean, gue kesini cuma mau-----,"ucapannya terhenti sejenak untuk berpikir apa yang hendak ia lakukan karena dari awal tujuannya hanya untuk mengikuti Daniel.

Sebelum menjawab Daniel sudah mangguk-mangguk lebih dulu, ia paham betul gadisnya ini hanya sedang menyampaikan alibinya.

Do you lock yourself in your room? Or do you ever want to run away? When nothing feel alright,”  ucapan Daniel penuh arti entah apa yang pernah dirasakannya.

“Aku gak keberatan mendengarkan kamu dan membagi cerita yang menurutmu menyedihkan setidaknya kamu bisa meluapkan dan aku disini gak akan memprotes ataupun menyanggah ceritamu, kalau itu keinginanmu,” Bella penuh perhatian, jujur saja selama ini ia tidak bisa mencurahkan perasaanya kepada siapapun, rasanya tidak enak bahkan terlalu berat.

Harus berhari-hari untuk pulih dan melangkah kembali seperti sedia kala. Sakit sendiri, sembuh sendiri.

Mereka berdua menyelesaikan perbincangan singkatnya kemudian kembali ke kerumunan.

From My Youth (Sudah Terbit )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang